Faisal Basri Bilang Pembelian Nikel di Indonesia Harus Lewat Calo, Jika Tidak Cina Ancam Pindahkan Pabrik

- 28 Juli 2021, 16:25 WIB
Ilustrasi pertambangan nikel.
Ilustrasi pertambangan nikel. /Pixabay/nettetal10 /Pixabay

JURNAL MEDAN - Pakar Ekonomi Faisal Basri mempertanyakan kebijakan pemerintah yang mewajibkan pembelian Nikel di Indonesia harus lewat Trader (calo) atau pihak ketiga.

Menurut Faisal, pembelian Nikel seharusnya bisa dilakukan kepada para penambang tanpa harus lewat perantara calo.

"Kemudian tidak boleh jual langsung (Nikel) harus lewat Trader. Jadi para penambang nggak boleh jual langsung (Nikel) ke pembeli," kata Faisal Basri dalam kanal YouTube Refly Harun dikutip Jurnal Medan, Rabu, 28 Juli 2021.

Baca Juga: Profil dan Prestasi Gregoria Mariska Tanjung, Pebulutangkis Indonesia yang Masuk 16 Besar Olimpiade Tokyo 2020

Tak sampai disitu, kata Faisal Basri, kaki tangan atau calo untuk pembeli Nikel itu adalah orang Indonesia sendiri.

"Yang penting sekarang kenapa harus pake calo, kaki tangannya (Trader) di dalam negeri lah. Saya tidak bisa tunjukan, tapi itulah kaki tangannya di dalam negeri. Karena dia (calo) tak bisa beroperasi sendiri di Indonesia," ungkap Faisal.

Bahkan jika pembelian Nikel tak disetujui menggunakan Calo, Faisal Basri menegaskan, Cina selaku pembeli utama Nikel di Indonesia mengancam memindahkan pabriknya ke Filiphina.

Baca Juga: Chelsea Olivia Ucapkan 'I Love You Forever', Bagikan Momen Ikatan Cinta 14 Tahun Dengan Suami Glenn Alinskie

"Dengan ngancem-ngancem pindah ke Filiphina. Karena disana banyak Nikel. Mereka juga dapat bebas pajak keuntungan jika investasinya mencapai angka tertentu, bisa sampai 20-25 tahun, Tax Holiday," tegas Faisal Basri.

Halaman:

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x