JURNAL MEDAN - Ketua Umum Asosiasi Petani Plasma Kelapa Sawit Indonesia (APPKASI) Muhammadyah meminta Presiden Jokowi mencabut bea keluar (BK) ekspor CPO atau menurunkannya menjadi 10 USD sampai 50 USD permetrik ton.
Muhammadiyah mengatakan kebijakan itu ditujukan agar harga tandan buah sawit (TBS) petani bisa meningkat secara signifikan
"Dengan begitu daya beli petani sawit meningkat yang berdampak pada tingkat kesejahteraan petani dan pertumbuhan ekonomi serta lapangan kerja baru di sektor industri sawit dan sektor ekonomi lainnya," demikian keterangan Muhammadyah yang diterima Jurnal Medan, Selasa, 26 Juli 2022.
Baca Juga: Ridwan Kamil Beri Jawaban Menohok Soal Tudingan Mengemis Dana Pembangunan Al Mumtadz
Dalam keterangannya Ketua APPKSI menuturkan tentang bea keluar ekspor CPO sebesar 288 USD masih membebani petani yang seharusnya dicabut.
Akibat bea keluar yang terlalu tinggi sementara harga TBS belum memperlihatkan kenaikan yang signifikan.
Sebab, harga ekspor CPO saat ini juga menurun jauh dibandingkan sebelum adanya pelarangan ekspor CPO oleh pemerintah.
Muhammadyah mengatakan situasi saat ini terjadi penurunan harga CPO disebabkan harga minyak nabati dunia yang turun karena ada kenaikan pasokan.
Baca Juga: Teks Proklamasi Lengkap dengan Makna yang Bisa Dipetik untuk Diterapkan dalam Kehidupan