Pungutan Ekspor CPO Rugikan Petani Sawit, Butuh Solusi Secepatnya Demi Hajat Hidup Orang Banyak

- 4 Mei 2023, 12:35 WIB
Tumpukan TBS Kelapa Sawit
Tumpukan TBS Kelapa Sawit /instagram.com/sawit.ku

JURNAL MEDAN - Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Plasma Kelapa Sawit Indonesia (APPKSI) Arief Poyuono mengatakan pungutan ekspor Crude Palm Oil (CPO) tidak diperlukan.

Menurut dia, saat ini bea keluar CPO sudah cukup tinggi sementara Pungutan Ekspor (PE) CPO oleh Perusahaan pemilik PKS dan para trader CPO dibebankan pada harga Tandan Buah Segar (TBS) Petani Sawit dan juga Harga TBS Perusahaan Kebun Sawit.

Dalam keterangan kepada awak media pada Rabu 5 Mei 2023, Arief Poyuono menegaskan, dengan dikenakannya Bea Keluar CPO yang cukup tinggi, maka sebenarnya tidak perlu lagi dilakukan pungutan ekspor CPO.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Tema Bulan Syawal Singkat, Tetap Menjaga Kebiasaan Baik Seperti di Bulan Ramadhan

Dampak Pungutan Ekspor CPO terhadap harga TBS Petani di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) pada pekan pertama April 2023 masih di harga rata-rata sekitar Rp 2.400-2.700/kg.

Kemudian harga TBS petani sawit bermitra anjlok menjadi rata-rata Rp 2.100-2.200, dari sebelumnya rata-rata Rp 2.600-2.950/kg.

Dan untuk harga TBS Petani Swadaya (mandiri) di beberapa provinsi sawit seperti Sulawesi Selatan, Riau, Kaltara Kalbar, Sulbar, Sultra, Papua dan beberapa provinsi lainnya, harga TBS sawit Petani Swadaya di PKS sudah anjlok diharga Rp 1.650-Rp1.800/kg.

"Penurunannya sangat jauh bila dibandingkan awal April lalu yang masih bertengger di harga Rp 2.200-2.350/kg," demikian penjelasan Arief Poyuono dalam keterangan tertulis.

Baca Juga: Download Nonton Film Guardians of the Galaxy 3 Sub Indo Full Movie. Link Streaming Lk21 Telegram Rebahin

Halaman:

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x