JURNAL MEDAN - Kunci keberhasilan dalam sebuah hubungan adalah komunikasi.
Kemampuan pasangan dalam berkomunikasi secara jelas, bermakna, dan dapat dipahami menjadi pendorong kuat untuk hubungan yang bahagia dan bertahan jangka panjang.
Kemampuan komunikasi yang baik membantu pasangan untuk saling mengekspresikan aspek-aspek positif masing-masing.
Komunikasi lancar dapat mengarahkan pada good feelings dan pastinya stronger connection juga. (Hock, 2016).
Psikolog klinis Disya Arinda melalui akun Twitter @Disyarinda mengatakan dengan komunikasi sesuatu bisa berakhir buruk. Apalagi yang tidak berkomunikasi.
"Peran komunikasi itu ketika sedang menghadapi masalah atau emosi negatif. Disinilah pola komunikasimu dan pasangan dapat dilihat dan dievaluasi. Apakah cara komunikasi kalian berakhir pada kenyamanan dan kebahagiaan masing-masing individunya," kata Disya Arinda.
Efektivitas dari pola komunikasi dalam suatu hubungan itu menjadi prediktor paling akurat untuk memprediksi kesuksesan atau kegagalan hubungan dimasa depan (Clements, Stanley, dan Markman, 2004; Gottman dan Carrere, 2000; Heyman et al., 2009).
Baca Juga: Ini 5 Bahasa Sendok di Restoran, Tidak Diucapkan Namun Wajib Diketahui
Disya Arinda menjelaskan, diambil dari buku dan website dari Gottman Institute tentang relasi intim dari salah satu psikolog sekaligus peneliti yaitu John Gottman.
Ia mengatakan dengan mengetahui pola komunikasi dan gaya konflik, hasil akhir suatu hubungan dapat diprediksi dengan tingkat akurasi 90%.
"Prediksi ini berdasarkan dari adanya pola komunikasi (polkom) yang sehat dibandingkan dengan warning signs spesifik yang dilibatkan dalam interaksi yang destruktif pada hubungan," kata Disya Arinda.
Pola komunikasi (Polkom) Validating
Pola komunikasi ini polkomnya pasangan yang adem ayem. Konflik diselesaikan dengan cara diskusi yang tenang dan kompromi.
Baca Juga: Usai Kritik Jokowi Soal Banjir Sintang, Partai Gerindra Tegur Fadli Zon: Itu Pernyataan Pribadi
Saling mendengarkan dan memahami keresahan, perasaan, dan sudut pandang masing-masing.
Bahkan ketika bertengkar, pasangan dan polkom ini tetap melihat dan menghormati posisi serta emosi masing-masing.
Dengan kata lain, karena adanya mutual respect maka pasangan ini memang lebih jarang berantem dibandingkan dengan pasangan lain.
Pola komunikasi Volatile
"Ada yang suka berantem sampai meledak-ledak? menurut Gottman (2008), istilah meledak-ledak atau 'passionate' bisa jadi menggambarkan hubungan yang sebenarnya," ucap Disya Arinda.
Baca Juga: Profil Aespa, Girl Group KPop yang Kini Jadi Andalan SM Entertainment
Meledak-ledak disini adalah cara mengekspresikan perasaan dan pikirannya ketika konflik.
Jadi, polkom disini marahnya jelas, mereka merasa setara dalam hubungan dan merasa memiliki hak yang sama dalam membela perspektif mereka masing-masing.
"Beberapa pasangan dalam polkom volatile pada akhirnya berpisah, tapi ada juga yang bertahan dalam jangka panjangdan tampaknya selalu bahagian. Semakin kuat badainya, semakin gesit pula percikan-percikan cinta di antara mereka," jelasnya.
Pola komunikasi Conflict-Avoiding
Pasangan dengan polkom ini tidak mau ambil pusing untuk membahas konflik. Mereka mungkin menemukan kebahagiaan dan hubungan jangka panjang yang sukses melalui persamaan persepsi yang kuat diantaranya.
Baca Juga: Nih, Penampakan Para Idol KPop Saat Menghadiri Kampanye Burberry di Pulau Jeju
"Ketika ada konflik, mereka merasa "its not a big deal" dan tidak ada keinginan untuk mencapai resolusi konflik yang mutual bagi belah pihak. Ingat, kegagalan dalam hubungan itu tidak hanya karena masalah komunikasi, banyak aspek yang bisa menjadi pemicunya," ujarnya. ***