JURNAL MEDAN - Dihadapan Vincent dan Desta, Adipati Dolken menceritakan kisah hidup keluarganya dan dirinya sendiri yang merupakan seorang blasteran Jawa-Jerman.
Bahkan, Adipati Dolken mengaku sempat mengungsi ke New Zealand, Selandia Baru, di tahun 1997 saat Indonesia mengalami kerusuhan akibat krisis moneter.
Adipati Dolken juga mengatakan, darah seni yang dimilikinya sekarang adalah genetik dari sang ayah.
"Jadi kakek gua yang di Jerman itu kan meninggal. Nenek gua yang di Jerman pindah ke Indonesia. Terus nikah sama orang Jawa. Nah nyokap gua kerja di Jakarta, terus ketemu bokap," kata Adipati Dolken dikutip Jurnal Medan dari kanal YouTube Vindes, Kamis 25 November 2021.
Walaupun memiliki darah keturunan Jerman, Adipati Dolken mengakui tidak bisa berbahasa tersebut.
"Tapi gua nggak bisa bahasa Jerman, sama sekali. Gua tinggal di Jakarta dari kecil, di Pondok Cabe sih tepatnya," ujar Adipati Dolken.
Pria kelahiran 1991 ini mengungkapkan, sang ibu memutuskan untuk mengungsi ke New Zeland saat kerusuhan di tahun 1997.
"Tapi, tahun 97 kan sempet kacau (krisis moneter). Nyokap gua sadar, dia bukan pribumi akhirnya cabut ke New Zeland," aku Adipati Dolken.
"Lalu, gua, bokap dan kakak gua pergi ke New Zeland selama 3 tahun. Di Lektekapo," sambungnya.
Untuk bertahan hidup di New Zeland selama 3 tahun, Adipati Dolken menuturkan, jika sang ayah bermain musik di Selandia Baru.
'Ya, bokap gua pemain musik. Bokap gua punya band, namanya Rawa Rontek. Tapi kaya debus gitu kan jaman dulu, Banten," beber Adipati Dolken.
"Bokap sampai tua, kerjaannya main musik. Dulu di New Zeland nge'band. Bokap itu sebenarnya Chef (juru masak)," lanjutnya.
Selain hidup dari bermain musik, kata Adipati Dolken, sang ayah juga bekerja di restoran bintang lima di salah satu hotel di New Zeland.
"Jadi kenapa bisa pindah ke New Zeland, Bokap apply (melamat kerja) restoran di New Zeland lalu di terima. Kita kesana jadi Chef sebenarnya," tutup Adipati Dolken. ***