Film ini sendiri harusnya dapat ditayangkan lebih awal, namun pandemi COVID-19 yang mewabah akhir-akhir ini menjadikan produksi film ini ikut melambat.
Nominasi Golden Globe, casting yang menarik, serta promosi besar-besaran tentu menjadikan tingginya ekspektasi penonton terhadap film ini. Dan orang-orang pun berpikir apakah film ini sesuai dengan yang diharapkan.
Apabila melihat dari ulasan yang ada di website IMDB dan Rotten Tomatoes, nilai yang dapat diberikan untuk film ini adalah 60 dari nilai maksimum 100, menjadikan film ini terasa biasa saja.
Hal positif yang dapat ditemui di Don't Look Up adalah bagaimana satir yang dibawakan oleh film ini bisa dibilang tepat sasaran dan bisa disampaikan ke penonton apa yang film ini coba untuk satirkan.
Isu yang dibawakan film ini tentang media di Amerika Serikat yang tidak memandang isu alam dan lingkungan secara serius digambarkan dengan baik di sini, dan bisa dibilang kritik yang ingin disampaikan oleh Don’t Look Up disampaikan dengan baik.
Selain itu, performa setiap aktor yang bermain di film ini sangat ciamik, dan hal itu tidak dapat diragui karena memang aktor-aktor yang bermain di film ini merupakan nama-nama besar dan terbukti kualitasnya.
Walaupun begitu, ketidakonsistenan film ini dalam menyampaikan ceritanya menjadikan film ini lumayan jenuh untuk ditonton, terutama dengan durasi 2 jam lebih yang menyita banyak waktu dan perhatian penonton.
Beberapa kritikus juga menganggap bahwa sang sutradara terkadang berlebihan dalam menyampaikan isu, dan juga terkadang humor yang dibawakan di film ini tidak terlalu menyentuh penonton.