Angka Kematian Selalu Melebihi Kelahiran, Pertumbuhan Penduduk Korea Selatan Minus dan Cetak Rekor Baru

27 Oktober 2021, 16:42 WIB
Angka Kematian Melebihi Kelahiran, Pertumbuhan Penduduk Korea Selatan Minus dan Cetak Rekor Baru /Instagram @seoul.southkorea

JURNAL MEDAN - Korea Selatan menjadi salah satu negara yang secara konsisten mengalami minimnya angka kelahiran dalam beberapa tahun terakhir.

Dilansir dari The korea Herald pada Kamis 21 Oktober 2021, angka kelahiran di Korea Selatan hingga bulan Agustus 2021 mencapai rekornya di titik terendah.

Berdasarkan data Statistic Korea, terdapat 22.291 bayi yang lahir pada Agustus 2021.

Baca Juga: Buruan Lakukan! Aura Wajah Anda Langsung Bersinar, Tidak Sampai Setengah Menit

Angka tersebut turun sebesar 0.5% dari angka kelahiran pada awal tahun 2021.

Sementara angka kematian di bulan Agustus 2021 mencapai 25.821, naik sebesar 2,1% dari angka kematian pada awal tahun 2021.

Besarnya angka kematian dibanding kelahiran menyebabkan jumlah penduduk Korea Selatan berkurang sebanyak 3.530 dalam sebulan.

Penurunan ini telah terjadi selama 22 bulan berturut-turut atau hampir dua tahun.

Baca Juga: Update Liga Futsal 2021: BTS FC Resmi Mendapatkan Alfajri Zikri, DB Asia Umumkan Pelatih dan Pemain Baru

Jumlah rata-rata anak yang dikandung wanita Korea Selatan selama hidupnya juga mengalami penurunan dan mencapai rekor terendah pada tahun lalu sebesar 0.84.

Hal tersebut membuat jumlah rata-rata anak yang dikandung oleh wanita Korea Selatan berada dibawah angka 1 selama 3 tahun berturut-turut.

Para pakar menilai rendahnya angka kelahiran di Korea Selatan disebabkan oleh banyaknya pemuda Korea Selatan yang memutuskan untuk tidak menikah dan memiliki keturunan.

Penyebabnya antara lain kesulitan mencari pekerjaan, melonjaknya harga hunian, hingga berubahnya norma sosial di masyarakat.

Baca Juga: Ini Alasan Giaa Manek, Tina Datta dan Devoleena Bhattacharjee Betah Menjomblo Hingga Usia Kepala Tiga

"Jumlah pernikahan telah menurun sejak 2012 karena penurunan populasi dari kelompok usia menikah, tetapi angka itu tampaknya telah turun lebih jauh pada Agustus karena lebih banyak orang yang menunda atau membatalkan pernikahan mereka di tengah pandemi COVID-19," kata Kim Soo Young, seorang pejabat Statistic Korea.

Para pengambil kebijakan di Korea Selatan telah mengingatkan, minimnya angka kelahiran akan berdampak buruk ke depan.

Pada tahun 2030-2040 Korea Selatan akan menghadapi suatu kondisi yang disebut ‘guncangan usia’.

Baca Juga: Apakah Semua Agama Sama? Karena Sama-sama Mengajarkan Kebaikan? Ini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat

Jika tidak ditangani tepat waktu, ‘guncangan usia’ di Korea Selatan akan berdampak pada menurunnya tingkat populasi dan penuaan sosial, di mana rata-rata umur penduduk Korea Selatan menjadi lebih tinggi. ***

Editor: Arif Rahman

Tags

Terkini

Terpopuler