Sementara pemimpin redaksi Novaya Gazeta, Dmitry Muratov, mengatakan para pemimpin otoriter merusak institusi demokrasi dengan membahayakan perdamaian.
"Kurangnya kepercayaan pada demokrasi berarti bahwa, seiring waktu, orang-orang berpaling dari demokrasi, Anda akan mendapatkan seorang diktator, dan kediktatoran mengarah pada perang," kata Muratov pada konferensi pers.
Ressa dan Muratov adalah jurnalis pertama yang menerima hadiah Nobel Perdamaian sejak Carl von Ossietzky dari Jerman memenangkan penghargaan tahun 1935 karena mengungkap program persenjataan rahasia negaranya pascaperang.
Ressa dan Muratov berharap Nobel Perdamaian ini akan mendorong generasi baru untuk melawan kebohongan dan propaganda.
"Saya berharap (hadiah Nobel) bisa memberikan keamanan bagi para jurnalis," kata Ressa.
"Satu-satunya senjata adalah bersinar terang dan terus melakukan pekerjaan kita sebagai jurnalis," pungkasnya. ***