JURNAL MEDAN - Baru-baru ini, media sosial viral, dihebohkan dengan karnaval Satanic atau pemujaan setan. Tak lama setelah karnaval tersebut, Brasil dilanda banjir dan longsor.
Netizen yang melihat foto maupun narasi itu pun menganggap bahwa itu azab dari Tuhan lantaran Brasil lebih memilih pemujaan setan, apalagi dilakukan secara besar-besaran.
Benarkah Brasil dilanda banjir setelah ritual pemujaan setan? Berikut fakta sebenarnya:
1. Karnaval besar digelar di Rio de Janeiro
Karnaval besar digelar di Rio de Janeiro, Brasil digelar pada 17-25 Februari 2023.
Rio telah berpesta, setelah dua karnaval yang terganggu pandemi dan pemilihan presiden di bulan Oktober 2022, di mana sayap kiri veteran Luiz Inacio Lula da Silva menggulingkan petahana Jair Bolsonaro, seorang ultra-konservatif yang dituduh cenderung otoriter.
Kota pantai itu membatalkan festival pada tahun 2021 karena pandemi.
Kota pun mengadakan versi yang lebih kecil tahun lalu, melarang pesta jalanan besar-besaran yang dikenal sebagai blocos dan menunda pawai selama dua bulan karena lonjakan Covid-19, yang telah merenggut hampir 700.000 nyawa di Brasil.
2. Karnaval menampilkan keindahan budaya Brasil
Karnaval tersebut menampilkan banyak keindahan budaya Brasil, berbanding dengan narasi di media sosial bahwa agenda itu memuja setan.
Pada kompetisi dua malam, 12 sekolah samba terbaik di kota itu bersaing memperebutkan gelar juara parade dengan kendaraan hias yang memesona.
Kemudian musik yang menggelegar, dan ribuan penyanyi, penabuh genderang, dan penari dalam kostum yang terbuka, bertahtakan permata, dan ditutupi bulu.
Baca Juga: Satsetsatset, Relawan Sahabat Setia Deklarasi Erick Thohir Sebagai Calon Presiden 2024
Namun, tugas itu terhambat oleh hujan lebat, yang juga membuat ratusan orang mengungsi dan menjebak sejumlah turis yang melakukan perjalanan karnaval.
Selama kunjungan ke kota pesisir Sao Sebastiao yang terkena dampak parah, presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, mengatakan bencana tersebut menggarisbawahi perlunya menghentikan pembangunan rumah di daerah yang berisiko tanah longsor dan banjir besar.
4. Setidaknya ada 48 korban banjir dan tanah longsor
Melansir The Guardian, 23 Februari 2023, tim pencari dan penyelamat berlomba untuk menemukan lusinan orang yang masih hilang di negara bagian Sao Paulo tenggara Brasil.
Jumlah korban tewas resmi meningkat menjadi 48 orang pada saat itu.
Baca Juga: Pemda Pastikan Pasokan Pangan Cukup Kendalikan Inflasi, Cek Langsung Harga Komoditas di Pasar-pasar
"Kami saat ini bekerja dengan penghitungan setidaknya 38 orang hilang," Gubernur São Paulo, Tarcísio de Freitas, mengatakan kepada wartawan karena peramal cuaca memperingatkan lebih banyak hujan akan turun.
Hujan deras telah menyebabkan tanah longsor dan banjir di kota-kota pesisir negara bagian terkaya di Brasil.
Tempat itu dilanda hujan lebih dari 600mm (23,6 inci), angka kumulatif tertinggi yang pernah ada di negara tersebut.
5. Tidak ada hubungan antara karnaval pemujaan setan dan banjir bandang
Baca Juga: 5 Kontroversi Rara Pawang Hujan, Nomor 3 Bikin Ngakak Hingga Disebut Pengendali Hujan Jarak Jauh
Melihat sejumlah fakta di atas, kedua hal tersebut tidak berkaitan. Karnaval yang dimaksud adalah karnaval besar dan dilaksanakan tahunan di Rio de Janeiro.
Karnaval itu tidak ada hubungannya dengan pemujaan setan, tetapi justru membawa masyarakat Brasil untuk mengenali dirinya lagi dengan budaya leluhur.
Sementara, banjir bandang terjadi Sao Paulo yang berjarak 433 km dari Rio de Janeiro.***