JURNAL MEDAN - Dalam suatu kajian, Buya Yahya memberikan penjelasan tentang kondisi mayat jika keluarganya terus menangisi kepergiannya.
Dikutip dari unggahan kanal Youtube Al Bahjah TV, Buya Yahya menjelaskan keluarga yang menangis karena kepergian orang yang dicintainya itu adalah hal yang wajar.
Menurut Buya Yahya baginda nabi sallallahu alaihi wasallam juga menangis ketika anaknya meninggal dunia.
"Kalau menangis, biarkan menangis. Baginda nabi, waktu sayyida Ibrahim putra beliau meninggal menangis," jelas Buya Yahya.
Ia kemudian menegaskan boleh seorang hamba menangis karena orang yang dicintainya meninggal dunia, asal tidak melakukan hal-hal yang diharamkan oleh Allah.
"Akan tetapi ingat, jangan memukul-mukul wajah, jangan merobek baju, tidak boleh," lanjut Buya Yahya.
Orang yang mengeluarkan tangisan atau menangis akan membantunya untuk meringankan kesedihannya karena telah mengeluarkan keluh kesahnya.
Buya Yahya juga mengingatkan tidak akan menjadi masalah bagi hamba yang meninggal dunia jika ada air mata keluarganya yang menetes dan mengenai mayat tersebut.
"Bagaimana air matanya ke mayat, ya air mata kenapa? Air mata nggak ada urusan. Nggak akan menjadikan mayat tersiksa," tegas Buya Yahya.
Yang menjadi siksa bagi si mayat adalah ketika sebelum meninggal, dia berpesan agar ada orang yang menangis dan meratapinya jika dia sudah meninggal dunia.
"Yang menjadikan mayat itu dihukum adalah jika air mata jatuh ke mayat karena dia berpesan 'nanti kalau saya mati kamu nangis-nangis ya' itu baru disiksa," lanjut Buya Yahya.
Terakhir Buya Yahya menyampaikan bahwa menangis itu adalah ungkapan rasa yang normal akan terjadi jika ada orang tersayangnya meninggal dunia. ***