JURNAL MEDAN - Berikut bahan kultum Ramadhan dengan tema Jangan sembarangan duduk kalau tidak ingin Allah murka.
Bahan ini bisa dibawakan ketika menyampaikan kultum Ramadhan yang memiliki tema gaya duduk yang membuat Allah murka.
Gaya duduk yang membuat Allah murka akan dijelaskan dalam artikel ini dan cocok untuk bahan kultum Ramadhan.
Baca Juga: Warganet Meradang Pasca Ruth Sihotang Terdepak dari X Factor Indonesia Season 3: Lawak dan Ngaco Ini
Ini penjelasan gaya duduk yang bisa membuat Allah murka Dikutip Jurnalmedan.com dari Instagram @faktaislamikini.
Agama islam telah mengatur segala aspek kehidupan manusia termasuk urusan duduk, begitulah ajaran islam, setiap sendi kehidupan bernafas sudah ada aturan yang telah ditetapkan.
Peraturan yang dibuat bukan bermaksud memberatkan, namun justru berdampak positif baik dari segi sosial maupun kesehatan.
Baca Juga: UPDATE! Kode Redeem atau Redeem Code Genshin Impact 8 Maret 2022. Raih Beragam Hadiah Gratis
Melalui Rasulullah SAW memberitahukan mengenai cara duduk yang Allah murkai.
"Allah mengabarkan, DIA begitu murka dengan hamba-Nya yang duduk seperti ini."
Ternyata duduk yang Allah murkai adalah dengan meletakkan tangan kiri ke belakang dan dijadikan sandaran atau tumpuan.
Biasanya ini sering dilakukan saat sedang duduk di lantai ketika menghadiri jamuan atau saat bersantai di dalam masjid.
Baca Juga: Daftar Jurusan dan Kuota UIN Jakarta Jalur SPAN PTKIN 2022, Ini Prodi yang Paling Diminati
Hadis riwayat Abu Daud dari Syirrid bin Suwaid radhiyallahu anhu berkata bahwa Rasulullah bersabda yang artinya.
"Rasulullah pernah melintas dihadapanku, sedang aku duduk seperti ini, yaitu bersandar pada tangan kiriku yang letakkan di belakang,"
Lalu Baginda Nabi bersabda: "Adakah engkau duduk sebagaimana duduknya orang-orang yang dimurkai?," HR Abu Daud.
Syaikh Abdul Al Abbad mengatakan bahwa duduk seperti ini hukumnya adalah haram, namun sebagian ulama mengatakan makruh.
Baca Juga: LINK BACA MANGA atau Komik Tokyo Revengers Chapter 245 Sub Indo Legal. Lengkap Dengan Spoiler
"Makruh dapat juga dikatakan haram dan kadang makruh juga berarti makruh tanzih (tidak sampai haram). Akan tetapi dalam hadis disifati duduk semacam ini adalah duduk orang yang dimurkai, maka ini sudah jelas menjelaskan haramnya,".***