Teks Khutbah Jumat Singkat Tentang Makna Musibah, Bala dan Fitnah

25 Maret 2022, 11:00 WIB
Ilustrasi Khutbah Jumat Singkat Tentang Makna Musibah, Bala dan Fitnah /pixabay.com

JURNAL MEDAN - Di dalam artikel ini tersedia contoh teks khutbah Jumat singkat tentang makna musibah, Bala dan fitnah.

Contoh teks khutbah Jumat tentang makna musibah, Bala dan fitnah ini ditulis oleh Dr. Muhammad Damami Zein, M.A.

Dalam teks khutbah Jumat ini akan dibahas secara singkat namun rinci tentang makna musibah, Bala dan fitnah.

Adapun khutbah Jumat menurut pandangan ilmu komunikasi menjadi wadah atau waktu untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang perlu dipahami oleh para jamaah.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Tentang Akan Terjadi Fitnah Dikalangan Orang-orang Mukmin

Bisa dikatakan khutbah Jumat merupakan bentuk ibadah yang dilaksanakan setiap hari Jumat.

Dalam khutbah Jumat ini, para khotib yang bertugas akan menyampaikan nasihat, ajakan, informasi dan peringatan kepada jamaah.

Dikutip dari laman resmi UIN SUKA, inilah khutbah Jumat tentang makna musibah, Bala dan fitnah selengkapnya.


إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Hadirin jamaah yang berbahagia,

Paling tidak ada empat kategori makhluk Allah SWT di planet bumi ini, yaitu makhluk beku/mati, makhluk tumbuhtumbuhan, makhluk hewan, dan makhluk manusia. Makhluk manusia menurut al Quran dinyatakan sebagai “sebaik-baik bentuk makhluk”(QS At-Tin: 4) dalam arti memiliki beberapa keistimewaan kalau dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya , demikian menurut pakar bahasa al Quran, Ar- Raghib Al-Asfahany.

Apa yang menjadi ciri keistimewaan manusia? Ciri keistimewaanya antara lain manusia dianugerahi kemampuan berfikir dan kepekaan berperasaan, baik berperasaan secara kejiwaan(seperti rasa gembira, sedih, bahagia, sedih dan sebagainya) atau secara kerohanian(merasa bersyukur, istiqomah, kepasrahan dan sebagainya).

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Tema Pentingnya Menutup Aib Sesama Muslim

Sungguhpun begitu, justru nikmat berfikir dan nikmat berperasaan secara kejiwaan diatas sering dipakai manusia secara kontraproduktif. Kenikmatan-kenikmatan tersebut tidak memperbesar “perasaan kerohaniannya”-nya, justru sering kenikmatan-kenikmatan tersebut mengkooptasi, menguasai, mengaburkan kebeningan perasaan kerohaniannya. Dalam bahasa agama disebut dengan istilah “lupa”, terutama terhadap hal-hal yang bersifat prinsip. Itulah sebabnya dalam Al Quran manusia tersebut disebut dengan istilah “insan”, yakni makhluk yang mudah sekali “lupa”.

Hadirin jamaah shalat Jum'at yang dimuliakan Allah,

Kecenderungan manusia untuk suka “lupa” inilah yang terus menerus untuk dihindarkan terus melekat dalam diri manusia. Bahwa teman audiensi yang paling autentik dan abadi bagi manusia adalah Tuhan, yaitu Allah SWT. Oleh karena itu, hubungan manusia dengan Allah diusahakan secara terus menerus dijaga kelestariannya, agar dengan cara seperti itu hubungan antara manusia dengan manusia terutama menjadi harmonis(QS Ali Imran: 112), dan melebarnya hubungan diantara manusia dengan lingkungan hidupnya, baik yang bersifat biotik (makhluk hidup) atau abiotik (makhluk mati).

Ada tiga kesadaran yang merupakan prinsip dalam hidup yang tidak boleh sama sekali dilupakan, yaitu: kesadaran kodrat, kesadaran pasang surut kepemilikan, dan kesadaran menjalani proses. Tiga prinsip kesadaran yang harus terusmenerus diingat manusia ini, terus menerus digelitik Allah SWT lewat dua ujian dan satu cobaan, yakni: musibah, Bala’ dan fitnah.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Singkat 25 Maret 2022 Tema Cara Umat Islam Meyambut dan Menyikapi Bulan Ramadhan

Hadirin jamaah shalat Jum'at yang terhormat,

Pertama, musibah. Terlalu sering terjadi dalam kehidupan manusia ini manusia lupa pada hal-hal yang bersifat kodrat(ketentuan pasti) dari Allah SWT, yaitu: realitas kelahiran yang dialami oleh setiap pribadi manusia, sakit, tua, dan mati. Realitas kelahiran misalnya sempurna-kurang sempurna ketubuhan, jenis kelamin, warna kulit, ayah-ibu, nasab, tempat lahir dan sebagainya.

Ini semua sudah kodrat. Sakit, misalnya karena kemasukan penyakit(bakteri, baksil, virus) atau karena keausan tubuh, juga adalah kodrat. Tua, yang berarti berusia tinggi dan semua fungsi tubuh mulai menurun, juga kodrat yang tidak dapat dilawan. Mati, apalagi, sudah pasti merupakan kodrat yang sama sekali tidak dapat dilawan.

Maka, apa yang disebut “musibah” adalah untuk membangkitkan ingatan tentang perlunya kesadaran terhadap hukum kodrat, yang mau tak mau, suka tidak suka, seuang tidak seuang harus mengakui akan datangnya hukum kodrat itu. Sikap yang paling tepat ataupun proporsional adalah kepasarahan kepada Allah SWT (QS Al Baqarah: 156). Jadi, “musibah” adalah ujian agar manusia ingat selalu pada hukum kodrat.

Hadirin sholat Jum'at yang dirahmati Allah,

Kedua, Bala. Terlalu sering pula kita mendengar dalam kehidupan sehari-hari, ada yang terlalu sering mengeluh karena kepemilikannya merasa terganggu, misalnya keuntungan dagang gagal diraih, menyusutnya kekayaan dan sebagainya.

Sementara itu dalil hidup menyatakan bahwa: kepemilikan itu pasang-surut/naik turun. Tapi, keinginan hati terus menerus secara konstan bertambah dan sedikitpun tak mau mengakui bahwa sebenarnya ada kemungkinan terjadi penurunan jumlah.

Untuk mengingatkan dalil pasang surut kepemilikan ini, Allah SWT lalu menurunkan “Bala’ ”. Dalam bala tersebut terkandung dua kata kunci, yaitu: sedikit(syai’) dan berkurang(naqsun)(QS Al Baqarah: 155).

Bala dan musibah dalam surat al Baqarah ayat 155 dan ayat 156 dituliskan secara berurutan, bahwa hal ini menandakan pasang surutnya pemilikan dan hal itu menyadarkan perlunya mengingat hukum kodrat yang disikapi dengan kepasarahan secara tepat dan proporsional. Jadi, bala adalah ujian agar manusia selalu ingat pada hukum psang surut kepemilikan, tidak ada kepemilikan yang bersifat konstan.

Hadirin jamaah shalat Jum'at yang senantiasa dalam lindungan Allah,

Ketiga, fitnah. Bahwa tak da seorang pun manusia yang lahir di dunia yang fana ini, termasuk para nabi dan rosul yang bisa terbebas dari lorong perjalanan proses. Begitu manusia tercipta dan lahir ke alam dunia, maka sejak itulah perjalanan proses secara terus menerus sampai ajal tiba. Dalam proses tersebut ada dinamika, gelombang pasang dan gelombang surut.

Inilah yang disebut al Quran sebagai “cobaan” dan dalam al Quran disebut dengan istilah “fitnah”. Pada hakikatnya, yang dituju cobaan atau fitnah itu adalah keteguhan/daya tahan usaha.

Dalam al Quran diilustrasikan usaha yang selalu bersambung-sambung tidak pernah terputus adalah ketika seseorang menghadapi dua hal, yaitu: harta kekayaan(amwal) dan anak (awlad) (QS Al Anfal: 28).

Dalam menghadapi harta dan anak, tidak pernah ada kata jeda.Terus menerus, sambung menyambung. Maka dalam jalinan kesinambungan itulah fitnah atau cobaan mencoba untuk mengganggu, seperti menghlang-halangi, menjegal, merekayasa, dan sebagainya. Karena itu, perlu ketahanan usaha. Itulah resiko kalau seseorang menghadapi lorong perjalanan proses.

Hadirin jamaah shalat Jum'at yang senantiasa diridhoi
Allah,

Berdasarkan uraian diatas, dapat kita mengerti bahwa musibah, Bala, dan fitnah pada hakikatnya adalah untuk menggugah kesadaran kita terhadap “hukum kodrat”, hukum “pasang surut kepemilikan”, dan “hukum perjalanan proses” yang sering kita lupakan disebabkan kita dikurung oleh kenikmatan-kenikmatan yang menjebak kita, kesuksesankesuksesan yang menenggelamkan kita, dan kesibukankesibukan yang mengepung kita tak ada habis-habisnya.

Mudah-mudahan kita tetap tinggi kesadaran kita ketika menghadapi musibah, Bala’ dan fitnah. Ammin ya Robbal Alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛

اَللَّهُـمَّ إِنيِّ أَعوُذُ بِكَ مِنْ عَذاَبِ جَهَنَّمَ،وَمِنْ عَذاَبِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْـنَةِ الْمَحْياَ وَالْمَماَتِ وَمِنْ فِتْـنَةِ الْمَسيِحِ الدَّجاَّلِ إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ

اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

***

Editor: Ahmad Fiqi Purba

Tags

Terkini

Terpopuler