Kultum Ramadhan 2022 Singkat dan Terbaru, Tema: Karakteristik Perilaku Jahiliyah

28 Maret 2022, 12:05 WIB
Kultum Ramadhan 2022 Singkat, Tema: Karakteristik Perilaku Jahiliyah /Pixabay/vedatzorluer

JURNAL MEDAN - Berikut contoh teks kultum Ramadhan 2022 singkat terbaru dengan tema Karakteristik Perilaku Jahiliyah.

Diketahui, Perilaku Jahiliyah merupakan bentuk tindakan ataupun perbuatan yang menjauhkan diri dari Allah SWT.

Bukan hanya itu, Perilaku Jahiliyah bahkan dapat dikategorikan sebagai tindakan yang menyekutukan Allah SWT.

Baca Juga: Kultum Ramadhan Singkat Penuh Hikmah, Tema: Takutlah Kepada Allah SWT

Berikut Naskah Kultum Ramadhan 2022 singkat tentang Karkteristik Perilaku Jahilyah.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ؛

Alhamdulillahilladzii kaana bi ‘ibaadihi khabiiram bashiiran, tabaarakaldzii ja ‘ala fissamaa i buruujan, wa ja’ala fiihaa siraajan, wa qamarammuniiran, Asy hadu allaa ilaa hail lallaah, wa asy hadu anna muhammadan ‘abduhu warasuuluhulladzii ba ‘atsahu bilhaqqi, basyiiraw wantdziiran, wadaa ‘iyaa ilal haqqi bi izdhnihi wasiraajam muniiran, Allahumma shalli ‘alaihi wa ‘ala aalihi washahbihi wa sallim tasliimankatsiiraa, Amma ba’du.

Bersyukur kita kepada Allah, atas anugerah dan nikmatnya yang Allah berikan pada kita semua, kita masih diberi kesempatan oleh Allah untuk melaksanakan salah satu yang Allah fardhukan kepada kita untuk melaksanakan ibadah pada bulan suci Ramadhan.

Baca Juga: Teks Kultum Menyambut Ramadhan Tema Amalan Sunah Pelipat pahala di Bulan Ramadhan

Dan marilah kita senantiasa meningkatkan taqwa kita kepada Allah, tentu hakikat taqwa itu adalah melakukan ketaatan kepada Allah.

Pertama kita tidak melakukan maksiat kepadanya yang kedua adalah Taqwa itu adalah bagaimana kita selalu ingat kepada Allah dan tidak melupakannya dan yang ketiga adalah kita senantiasa bersyukur dan tidak menjadi kufur akan nikmat Allah.

Mungkin jahiliyah adalah kata terpopuler terkait riwayat hidup Nabi Muhammad SAW. Kata dalam Bahasa Arab ini menjadi titik tolak kiprah Sang Revolusioner sejati dambaan semua manusia itu.

Baca Juga: Kultum Ramadhan Menyentuh Hati, Tema: Segeralah Bertobat, Allah Maha Pengampun

Sejak kanak-kanak dahulu hingga kini kata tersebut seakan sudah mengendap di memori kebanyakan dari kita. Namun, tahukah kita hakikat kata tersebut?

Makna Jahiliyah pada dasarnya kata jahiliyah kerap kali dihubungkan dengan jahil, yang berarti bodoh atau kebodohan.

Tentu jahiliyah yang dimaksud dalam al-Qur’an dan hadits tak berhenti pada definisi ini. Sebagaimana kata “shalat” yang asalnya bermakna “do’a”.

Kemudian memiliki definisi dalam konsep Islam sebagai berikut: “serangkaian ibadah kepada Allah berupa ucapan dan perbuatan yang tata caranya sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW”.

Baca Juga: Contoh Kultum Ramadhan 2022 Singkat Namun Menyentuh Hati, Tema: Air Mata Pemadam Api Neraka

Demikian pula banyak kata lain seperti zakat, iman, kufur, dan lain-lain.

Lalu, apa dan bagaimana sebenarnya karakteristik jahiliyah itu?

Berikut beberapa pengertian jahiliyah yang dimaksud dalam terminologi Islam (dikutip dari www.alsofwah.or.id)

1. Tidak Mengetahui Hakikat Ilahiyah, Inilah konsep jahiliyah paling kentara.

Dimana kebodohan yang dimaksud ialah ketidaktahuan tentang kepada siapa dan bagaimana kita beribadah.

Baca Juga: Kultum Ramadhan Singkat Terbaru, Tema: Investasi Tanpa Kerugian Sedikitpun

Masyarakat Quraisy era awal kenabian bukanlah yang tak tahu siapa Ilah (sembahan) mereka, tetapi mereka salah dalam tataran teknis beribadah kepada Allah SWT.

Artinya, sebenarnya benih tauhid peninggalan Nabi Ibrahim AS sebenarnya masih ada.

Perbuatan taklid buta seorang pemimpin Bani Khuza’ah bernama Amr bin Luhay kemudian membawa bangsa Arab menyembah berhala-berhala bernama Hubal, Manat, Uzza, dan lain-lain (Al-Mubarakfuri, 1414 H).

Syeikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri menambahkan bahwa penyimpangan mereka dalam hal ini tak hanya dari sisi ibadah ritual.

Baca Juga: Kultum Ramadhan, Alquran Sebagai Pedoman Hidup dan Sebaik-baiknya Obat

Mereka juga sangat percaya kepada ath-thiyarah, yaitu meramal sesuatu dengan perantara burung atau biri-biri.

Ini dilakukan saat akan menentukan satu di antara dua atau lebih pilihan. Padahal Allah SWT yang memiliki kuasa menunjukkan mana yang lebih baik untuk kita.

Miskonsepsi tentang Ilahiyah ini pula yang pernah menjangkiti kaum Nabi Musa AS (Baca Q.S. Al-A’raf: 138).

2. Terjebak pada Perbuatan Menyalahi Perintah Allah dan Hal yang Diharamkan.

Pengertian tentang ini bisa kita simpulkan dari Q.S. Yusuf: 33. Singkatnya, kaum jahiliyah masa itu banyak menyelisihi apa yang Allah perintahkan sambil asyik berbuat yang telah diharamkan-Nya.

Baca Juga: Kultum Ramadhan, Meniru Rasulullah SAW yang Membangun Peradaban Dari Masjid

Contoh sederhananya ialah membunuh anak perempuan. Ini sudah menjadi tradisi di masa itu. Bahkan Umar bin Khathab pernah pula melakukannya sebelum masuk Islam.

Hingga kemudian ini paham ini diberantas dengan konsep memuliakan perempuan yang Islam bawa.

3. Berhias dan Bertingkah Laku Menyalahi Perintah Allah.

Ketika Allah SWT memerintahkan kesederhanaan serta tingkah laku yang mulia, masyarakat jahiliyah justru saling menyombongkan antar sesama kaum berada.

Tak segan pula mereka menindas rakyat kecil jika mereka tidak menyukainya. Firman Allah dalam Q.S. Al-Ahzab: 33 menyiratkan jahiliyah dalam pengertian seperti ini.

Baca Juga: Kultum Ramadhan Penuh Makna, Dunia Hanya Tempat Persinggahan Sementara Manusia

4. Berhukum dengan Selain Hukum Allah.

Tentu hukum yang dimaksud di sini tak hanya dalam tataran pemerintahan saja.

Ketidakpatuhan terhadap nilai-nilai kejujuran, keadilan, kemanusiaan, dan lain-lain yang sudah menjadi standar universal juga masuk kategori ini.

Kebanyakan apa yang mereka putuskan hanya berdasarkan asas “siapa yang kuat, dia yang menang”.

Mereka tak hiraukan lagi hukum yang telah diwariskan Nabi Ibrahim AS Kita bisa menyimpulkan hal ini dari Q.S. Al-Maidah: 50.

Baca Juga: KULTUM Ramadhan Terbaik Menyentuh Hati Tema Keistimewaan Malam Lailatul Qadar

Namun demikian, Syeikh Al-Mubarakfuri tak memungkiri banyak pula masyarakat jahiliyah kala itu yang masih memiliki beberapa sikap hidup positif.

Di antara akhlaq tersebut ialah kedermawanan, memenuhi janji, pantang mundur, keberanian, dan lain-lain.

Sehingga, memang sepertinya fokus utama makna jahiliyah lebih cocok dititikberatkan pada poin pertama.

Artinya, meskipun masih ada sebagian yang mempraktekkan akhlaq terpuji, pandangan tentang konsep ibadah kepada Allah SWT yang salah kemudian membawa mereka kepada banyak kesalahan lain. ***

Editor: Ahmad Fiqi Purba

Tags

Terkini

Terpopuler