Kultum Ramadhan 2022 Teks Menyentuh Perasaan, Tema: Ketika Ajal Datang

28 Maret 2022, 18:30 WIB
Kultum Ramadhan 2022 Menyentuh Perasaan, Tema: Ketika Ajal Datang. Foto: Ilustrasi Keranda /Instagram/@spesialiskeranda

JURNAL MEDAN - Di dalam artikel ini tersedia kultum Ramadhan 2022 terbaru teks menyentuh perasaan dengan tema Ketika Ajal Datang.

Teks kultum Ramadhan 2022 tema Ketika Ajal Datang ini sangat cocok disampaikan oleh penceramah dengan tujuan meningkatkan ketaqwaan jamaah kepada Allah SWT.

Penceramah bisa menjadikan teks kultum Ramadhan 2022 tema Ketika Ajal Datang ini kapan saja ditunjuk untuk berceramah di malam puasa nanti.

Baca Juga: Kultum Ramadhan 2022 Singkat dan Terbaru, Tema: Karakteristik Perilaku Jahiliyah

Berkaca pada bulan Ramadhan sebelumnya, tiap malam puasa selalu diisi dengan kultum setiap setelah sholat Tarawih ataupun Witir.

Sementara itu, ajal merupakan rahasia yang maha kuasa. Semua makhluk di muka bumi, termasuk manusia satupun tidak mengetahui kapan ajal akan menjemputnya.

Meski demikian, sebelum ajal menjemput atau menghampiri sepatutnya kita mempersiapkan diri dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Baca Juga: Kultum Ramadhan Singkat Penuh Hikmah, Tema: Takutlah Kepada Allah SWT

Adapun kultum Ramadhan 2022 dengan tema Ketika Ajal Menjemput yang dilansir dari buku mimbar ceramah adalah sebagai berikut:

الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاتَ لِيَبْلُوَ كُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَالعَزِيْزُالْغَفُوْرٌ

Kepada yang terhormat bapak... para alim ulama, para ustadz dan ustadzah, para bapak, ibu, hadirin dan hadirat yang saya muliakan.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah, Tuhan semesta alam yang telah menganugerahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita dapat bertatap muka dalam majlis yang mulia ini, tanpa ada halangan apapun.

Shalawat dan salam, semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah mengeluarkan kita dari gelap gulita kebodohan dan kekafiran menuju cahaya kebenaran dan keselamatan, melalui agama yang dibawanya, yaitu agama Islam.

Baca Juga: Teks Kultum Menyambut Ramadhan Tema Amalan Sunah Pelipat pahala di Bulan Ramadhan

Saudara, bapak dan ibu sekalian yang saya muliakan.

Kematian merupakan suatu kepastian yang akan dialami oleh setiap manusia yang hidup di dunia. Bergulirnya waktu dan bertambahnya usia. seseorang, pada dasarnya berarti ia telah bertambah mendekati pada titik akhir kehidupannya.

Disadari ataupun tidak, cepat atau lambat setiap orang pasti akan sampai juga pada ajalnya dan mengalami kematian. Karena Allah tidak menjadikan seorang manusiapun yang hidup kekal selamanya di dunia yang fana ini.

Allah SWT berfirman: "Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal"? (QS. Al-Anbiyaa': 34).

Allah juga berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Kullu nafsin żā`iqatul maụt, wa innamā tuwaffauna ujụrakum yaumal-qiyāmah, fa man zuḥziḥa 'anin-nāri wa udkhilal-jannata fa qad fāz, wa mal-ḥayātud-dun-yā illā matā'ul-gurụr.

Baca Juga: Kultum Ramadhan Menyentuh Hati, Tema: Segeralah Bertobat, Allah Maha Pengampun

Artinya: "Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. (QS. Ali Imran, 185)

Ketika Malakul Maut datang menghampiri seseorang karena ajalnya telah tiba, maka orang itu tidak akan luput daripadanya, kemanapun ia berlari untuk bersembunyi, meskipun ia dirawat dan dikelilingi oleh team dokter yang paling ahli dengan peralatan teknologi medis mutakhir yang paling canggih. Semua itu tidak akan dapat menolong dan menghindar kannya dari kematian. Sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah SWT.

"Katakanlah, sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan dikembalikan kepada (Allah). yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Al-Jumu'ah: 8).

Tidak ada seorangpun yang tahu kapan kematian itu akan datang menghampiri dan menjemputnya. Yang pasti apabila saat itu telah tiba. tidak akan dapat dimajukan dan tidak pula diundurkan walaupun hanya sedetik.

Baca Juga: Contoh Kultum Ramadhan 2022 Singkat Namun Menyentuh Hati, Tema: Air Mata Pemadam Api Neraka

Allah SWT berfirman yang artinya: "Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya." (QS. Yunus, 49).

Saudara, bapak dan ibu sekalian yang saya muliakan. Ketika seseorang berada dalam situasi tekanan kematian (sakaratul maut) dan nyawa sudah sampai pada kerongkongan, maka ia perlihatkan tempat yang akan dihuni, apakah tempat itu indah dan membahagiakan ataukah sebaliknya tempat itu menyeramkan dan meyengsarakan.

Allah SWT berfirman yang artinya: "Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu ketika itu melihat." (QS. Al-Waqi'ah, 84-85).

Sebagaimana halnya juga yang disebutkan dalam hadis Nabi saw. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya ruh orang mukmin itu tidaklah keluar (mati), sehingga ia melihat tempatnya di arga. Dan ruh orang kafir itu tidak akan keluar (mati), sehingga ia melihat tempatnya di neraka."

Dari hadis tersebut jelaslah bagi kita bahwa jika mukmin, maka ia diperlihatkan pemandangan surga dengan berbagai keindahan dan kenikmatan yang menggiurkan yang belum pernah ia lihat di dunia. Sehingga ketika itu seolah-olah ia tidak sabar lagi dan ingin segera menghuninya.

Baca Juga: Kultum Ramadhan Singkat Terbaru, Tema: Investasi Tanpa Kerugian Sedikitpun

Sehingga di saat ia menghembuskan nafas yang terakhir kalinya, iapun mengakhiri kehidupannya di dunia yang fana ini dengan rang gembira dan wajahnya terlihat tersenyum. Sementara keluarga yang ditinggalkan meneteskan air mata, berbelasungkawa karena merasa kehilangan orang yang dicintainya.

Tetapi apabila ia orang munafik atau orang kafir, maka ia diperlihat kan tempat yang menyeramkan dan menakutkan yang belum pernah ia bayangkan dan saksikan di dunia, sehingga ia merasa terhenyak dan ter kejut yang luar biasa, lalu ia mengaduh dan meminta agar kematiannya ditunda walau barang sebentar saja untuk beramal salih dan berbuat kebajikan.

Namun apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur, saat ke adilan ditegakkan bagi dirinya. Maka dengan penyesalan yang mendalam iapun mengakhiri kehidupan dunia yang fana ini, dengan wajah murung. dicekam oleh ketakutan dan kepedihan yang luar biasa.

Allah SWT berfirman: "Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepada-Mu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata, "Ya Tuhanku mengapa engkau tidak menangguhkan (kematian)-Ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang orang yang salih?" (QS. Al-Munafiqun, 10).

Baca Juga: Kultum Ramadhan, Alquran Sebagai Pedoman Hidup dan Sebaik-baiknya Obat

Oleh sebab itu, sebagai orang yang beriman tindakan yang paling lepat adalah mengoptimalkan sisa-sisa usia untuk bertobat, berbuat kebajikan dan memperbanyak amal salih, agar tidak mengalami penyesalan dikemudian hari.

Perhatikan khutbah Rasulullah SAW berikut ini: "Wahai manusia, bertobatlah kepada Allah sebelum kamu sekalian mati, dan bersegeralah mempeerbanyak amal salih sebelum kamu sibuk (tidak punya kesempatan), jalinlah komunikasi antara kamu dan Tuhanmu dengan memperbanyak zikir (mengingat) kepada-Nya, perbanyaklah sedekah baik secara terang-terangan maupun rahasia, maka kamu akan dianugerahi rizki, pertolongan dan diberi ganti yang lebih baik."

Saudara, bapak dan ibu sekalian yang saya mullakan.

Mengakhiri kultum dalam kesempatan yang mulia ini, semoga Allah senantiasa menganugerahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua dan semoga ketika kita meninggalkan dunia yang fana ini, dapat mengakhiri dengan khusnul khatimah, amin.

Demikianlah, yang dapat saya sampaikan, terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas kesalahan dan kurang lebihnya. Hadanallah waiyyakum ajma'in, was salamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.***

Editor: Ahmad Fiqi Purba

Sumber: mimbar ceramah

Tags

Terkini

Terpopuler