Naskah Khutbah Jumat Singkat dan Terbaru: Pelajaran Dari Doa Nabi Nuh AS, Sangat Cocok Disampaikan Oleh Khatib

30 Mei 2022, 17:54 WIB
Naskah Khutbah Jumat Singkat dan Terbaru: Pelajaran Dari Doa Nabi Nuh AS. Foto: Masjid Kubah Mas, Depok, Jawa Barat /Ahmad Fiqi Purba/Jurnal Medan

 

JURNAL MEDAN - Naskah khutbah Jumat berikut ini mengangkat tema pelajaran dari doa Nabi Nuh AS yang cocok disampaikan saat pelaksanaan sholat Jumat.

Khatib yang bertugas menyampaikan khutbah Jumat dapat mengambil naskah khutbah ini untuk disampaikan sebagai bahan ingatan kepada jamaah sholat Jumat.

Sebagaimana diketahui jika khutbah adalah salah satu rukun sholat Jumat yang isinya adalah mengingatkan jamaah sholat Jumat agar tetap istiqamah dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan dari Allah SWT.

Baca Juga: Link Live Streaming Timnas Indonesia vs Venezuela di Toulon Cup 2022, Kickoff Pukul 18.30 WIB

Dilansir dari laman khutbahjumat.com, tema khutbah Jumat ini bertujuan untuk mengajak jamaah agar bisa menahan diri dari perbuatan buruk manusia.

Sebisa mungkin agar tidak sampai memohon kepada Allah Subhanahu Wa Taala agar seseorang atau suatu kaum diberi azab ataupun sesuatu yang buruk lainnya.

Sebagai manusia yang hidup di akhir zaman ini tentunya banyak sekali fitnah menimpa kehidupan pribadi maupun kelompok dari kelompok lainnya.

Baca Juga: Spoiler One Piece 1051 Reddit, Alasan Momo Tak Membuka Perbatasan Wano dan Rekap Kisah Sebelumnya

Sebaiknya hal itu dijadikan sebagai penambah kekuatan iman dan berusaha mendoakan agar para pelaku fitnah segera bertobat serta mendapatkan hidayah dari Allah SWT.

Bagi penceramah yang ingin menjadikan tema khutbah Jumat ini sebagai materi khutbah pada pelaksanaan sholat Jumat, berikut ini naskah lengkapnya.

KHUTBAH JUMAT KEDUA

الحمدُ لله حمدًا كثيرًا طيبًا مُبارَكًا فيه كما يُحبُّ ربُّنا ويرضَى، وأشهدُ أن لا إله إلا الله وحدَه لا شريكَ لَهُ عَظِيمٌ في رُبُوبيَّته وَأُلًوهِيَّتِهِ وَأَسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ، حَكيمٌ في مَقَادِيرِهِ وَأَحْكَامِهِ، وأشهدُ أن محمدًا عبدُه ورسولُه اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ، وعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَالتَّابِعِينَ

لَهُمْ بإحْسِانٍ إِلَى يَوْمِ لِقَائِهِ

 أما بعد فَيَا عِبَادَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَالزَّادِ التَّقْوَى فَقَالَ اللهُ عَزَّ مِنْ قَائِلٍ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَ رَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Baca Juga: Sinopsis Film Roh Fasik Malam Ini di KKN ANTV: Teror Hantu Fasik yang Menghantui Keluarga Hasan dan Amira

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Pada kesempatan jumat yang mulia ini, marilah kita senantiasa berusaha meningkatkan keimanan dan takwa kepada Allah SWT. Ketahuilah, hanya dengan iman dan takwa kita akan selamat di dunia hingga di akhirat kelak.

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dikatakan bahwa kelak pada hari Kiamat, banyak berbondong-bondong menemui Nabi Adam untuk meminta pertolongan tapi mereka gagal. Kemudian mereka menemui Nabi Nuh ‘alaihis salâm meminta didoakan agar mendapat syafa’at dari Allah.

Karena pada hari itu situasi di Padang Makhsyar sangat mencekam, cuaca sangat panas. Manusia saling memandang dan mencari siapa gerangan yang dapat diandalkan untuk memohonkan syafa’at kepada Allah SWT. Mereka berkata kepada Nabi Nuh ‘alaihis salâm:

Baca Juga: Tes IQ: Anda Cerdas dan Teliti? Coba Selesaikan Soal Matematika yang Membingungkan Ini

يَا نُوحُ أَنْتَ أَوَّلُ الرُّسُلِ إِلَى أَهْلِ الأَرْضِ ، وَسَمَّاكَ اللَّهُ عَبْدًا شَكُورًا ، فَاشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ عَزَّ وَجَلَّ ، أَلا تَرَى إِلَى مَا نَحْنُ فِيهِ ؟ أَلا تَرَى إِلَى مَا قَدْ بَلَغَنَا ؟

“Wahai Nabi Nuh! Engkau adalah rasul pertama yang diutus kepada penduduk bumi, dan Allah telah menamakanmu hamba yang bersyukur. Apakah engkau dapat memintakan syafa’at untuk kami kepada Allah? Apakah engkau melihat keadaan yang menimpa kami?”

Nabi Nuh ‘alaihis salâm menjawab:

إِنَّ رَبِّي قَدْ غَضِبَ الْيَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ وَلَنْ يَغْضَبَ بَعْدَهُ مِثْلَهُ وَإِنَّهُ قَدْ كَانَتْ لِي دَعْوَةٌ دَعَوْتُ بِهَا عَلَى قَوْمِي نَفْسِي نَفْسِي اذْهَبُوا إِلَى إِبْرَاهِيمَ

“Sungguh, pada hari ini Allah sangat marah yang sebenar-benarnya, dimana Dia belum pernah marah seperti ini dan juga tidak akan marah setelahnya seperti ini. Sungguh, dahulu aku memiliki satu do’a yang aku gunakan untuk menghancurkan kaumku. Diriku sendiri butuh syafa’at, pergilah menemui selainku! Pergilah menemui Ibrahim!”

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Dari apa yang dinyatakan Nabi Nuh ‘alaihis salâm di atas, kita tahu bahwa beliau mengalami kesulitan memberikan syafa’at kepada manusia. Beliau sendiri membutuhkan syafa’at karena adanya satu kesalahan atau masalah yang beliau lakukan semasa hidupnya ketika berdakwah kepada kaumnya. Masalah itu adalah berkaitan dengan doa Nabi Nuh ‘alaihis salâm sebagaimana termaktub dalam Surah Nuh, ayat 26 dan 27:

رَبِّ لا تَذَرْ عَلَى الأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ و لاَ يَلِدُوا إِلا فَاجِرًا كَفَّارًا

“Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan keturunan selain anak-anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir’.”

Setelah Nabi Nuh ‘alaihis salâm berdoa seperti itu, terjadilah banjir besar yang sangat dahsyat dan menewaskan sebagian besar kaumnya yang menolak beriman kepada Allah SWT.

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Barangkali kita tidak pernah berpikir bahwa doa Nabi Nuh ‘alaihis salâm di atas ternyata bermasalah di hadapan Allah SWT ketika di akherat nanti. Pertanyaannya kemudian, mengapa doa Nabi Nuh itu bermasalah?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, mari kita bandingkan doa Nabi Nuh di atas dengan doa Nabi Muhammad SAW ketika beliau berdakwah di Thaif.

Saat itu orang-orang Thaif tidak menyambut beliau dengan baik. Malahan mereka melempari Nabi Muhammad dengan kotoran manusia, kotoran hewan dan batu yang melukai kepala beliau hingga berdarah.

Melihat keadaan Nabi Muhammad SAW yang seperti itu, kemudian datanglah malaikat Jibril ‘alaihissalam memberi tahu bahwa malaikat penjaga bukit siap diperintah jika beliau ingin menimpakan bukit tersebut kepada orang-orang Thaif

يَا مُحَمَّدُ، فَقَالَ، ذَلِكَ فِيمَا شِئْتَ، إِنْ شِئْتَ أَنْ أُطْبِقَ عَلَيْهِمُ الأَخْشَبَيْن

“Wahai muhammad, terserah kepada engkau, jika engkau mnghendaki aku menghimpitkan kedua bukit itu kepada mereka”

Tetapi, bagaimana jawaban Nabi Muhammad atas tawaran dari malaikat tersebut? Nabi Muhammad menjawab dengan berdoa:

بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِنْ أَصْلاَبِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ وَحْدَهُ، لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا

“Bahkan aku berharap Allah akan mengeluarkan dari tulang sulbi mereka keturunan yang akan menyembah Allah semata, tidak disekutukanNya dengan apa pun”

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Jika kita bandingkan doa Nabi Nuh dengan doa Nabi Muhammad SAW tersebut, maka setidaknya ada dua perbedaan yang jelas:

Pertama, Nabi Nuh seperti telah putus asa dalam berdakwah kepada umatnya karena sebagian besar dari mereka menolak dan tidak mau beriman kepada Allah SWT. Mereka bahkan menganggap Nabi Nuh orang gila.

Dengan penolakan seperti itu, Nabi Nuh seperti tidak lagi memiliki kesabaran dan harapan bahwa mereka dan anak-anak turun mereka suatu ketika akan beriman kepada Allah.

Hal seperti ini, tidak terjadi pada Nabi Muhammad SAW yang secara jelas tetap memiliki kesabaran dan harapan bahwa suatu ketika anak turun orang-orang Thaif akan beriman dan mengikuti jejak beliau.

Kedua, Doa Nabi Nuh yang memohon kepada Allah SWT untuk membinasakan umatnya agar lenyap dari muka bumi ini, sebenarnya doa negatif. Doa seperti itu sangat berbeda dengan doa yang dipanjatkan Nabi Muhammad SAW.

Beliau justru memohon kepada Allah SWT agar orang-orang Thaif yang menentang beliau tetap diberi hak hidup dan diberi keturunan. Nabi Muhammad SAW memohon kepada Allah kelak di kemudian hari anak turun orang-orang Thaif mau beriman dan mengikuti jejak beliau.

Sidang Jum’ah rahimakumullah

Dari membandingkan bagaimana Nabi Nuh dan Nabi Muhammad SAW berdoa terkait dengan umat masing-masing yang sama-sama menentang, kita tahu bahwa sekalipun setiap doa Allah yang mengabulkan, namun doa negatif atau tidak baik akan bermasalah di hadapan Allah SWT. Manusia harus mempertanggung jawabkan semua doa baik mupun buruk di hadapan Allah.

Nabi Nuh berdoa memohon agar umatnya binasa dari muka bumi ini karena mungkin sangat marah dan putus asa. Allah memang mengabulkan doa itu meskipun sebenarnya Allah tidak menyukainya. Dan yang sangat menyedihkan adalah putranya sendiri bernama Kan’an dan istri beliau bernama Wali’ah binasa akibat doa itu dalam keadaan tidak beriman kepada Allah. Selain itu, Nabi Nuh tidak diperkenankan memberikan syafa’at kepada orang lain.

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Belajar dari doa Nabi Nuh, kita perlu berlatih bagaimana menahan diri untuk tidak berdoa yang jelek. Semarah apapun kita kepada orang lain, kita harus belajar memaafkan dan jangan sampai mendoakan yang jelek-jelek.

Dalam hal ini kita perlu meniru doa Nabi Muhammad SAW. Meskipun beliau didzalimi orang-orang Thaif, beliau tetap tidak marah, malah sebaliknya tetap mendoakan yang baik-baik.

Semoga kita diberikan kekuatan oleh Allah SWT untuk selalu mendoakan yang baik-baik. Amiin..

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْم

KHUTBAH JUM’AT KEDUA

اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَ كَفَرَ. وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ وَ حَبِيْبُهُ وَ خَلِيْلُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ وَ الْبَشَر

اَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الله اِتَّقُوْا الله وَ اعْلَمُوْا اَنَّ الله يُحِبُّ مَكَارِمَ الْأُمُوْرِ وَ يَكْرَهُ سَفَاسِفَهَا يُحِبُّ مِنْ عِبَادِهِ اَنْ يَّكُوْنُوْا فِى تَكْمِيْلِ اِسْلَامِهِ وَ اِيْمَانِهِ وَ اِنَّهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفَاسِقِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَ سَلَّمْتَ وَ بَارَكْتَ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى اَلِ اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ وَ قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللَّهُمَّ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْهَدَيْتَنَا وَ هَبْلَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا لَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبَنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ اَمَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَ ذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَ اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ الله! اِنَّ الله يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ وَ اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا الله الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَ لَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ وَ اللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

Demikian naskah khutbah Jumat dengan tema pelajaran dari doa Nabi Nuh AS, semoga bermanfaat bagi semuanya.***

Editor: Ahmad Fiqi Purba

Sumber: khutbahjumat.com

Tags

Terkini

Terpopuler