Contoh Khutbah Jumat Singkat Padat Bulan Syawal, Tema: 3 Pelajaran Hidup dari Kekalahan di Perang Uhud

31 Mei 2022, 17:52 WIB
Contoh Naskah Khutbah Jumat Bulan Syawal, Tema: 3 Pelajaran Hidup dari Kekalahan di Perang Uhud. Foto: Masjid Kubah Mas, Kota Depok, Jawa Barat /Ahmad Fiqi Purba/Jurnal Medan

JURNAL MEDAN - Di dalam artikel ini tersedia contoh khutbah Jumat singkat padat dengan tema pembahasan tentang 3 Pelajaran Hidup dari Kekalahan di Perang Uhud.

Contoh khutbah Jumat tema 3 Pelajaran Hidup dari Kekalahan di Perang Uhud ini sangat cocok disampaikan oleh khotib pada bulan Syawal.

Sebab, tema pembahasan pada khutbah Jumat kali ini juga berkaitan dengan apakah kita tergolong orang yang menang pasca menjalani ibadah di bulan puasa Ramadhan.

Baca Juga: Naskah Khutbah Idul Adha 2022 atau 1443 H. Tema Sejarah dan Makna Menyambut Idul Adha

Sebagai informasi, adapun tema khutbah Jumat yang terlampir dalam artikel ini dilansir jurnalmedan.pikiran-rakyat.com dari chanel YouTube zam channel pada, Selasa 31 Mei 2022.

Langsung saja, inilah dia contoh khutbah Jumat dengan tema 3 Pelajaran Hidup dari Kekalahan di Perang Uhud selengkapnya.

إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Ma’asyiral muslimin jamaah Jumat rahimakumullah

Marilah dalam kesempatan yang berbahagia ini, pada hari yang mulia ini, di bulan peningkatan ini, serta di tempat yang paling mulia di muka bumi ini, kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Ta’ala dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya semampu kita. Karena hanya dengan takwalah, di dunia kita akan memperoleh kebahagian, dan di akhirat kelak mendapatkan kemuliaan.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Terbaru dan Menyentuh Hati: Tugas Manusia dan Tujuan Penciptaannya di Dunia

Ma’asyiral muslimin jamaah Jumat rahimakumullah

Mengingat perang Uhud adalah mengingat kekalahan umat Islam melawan tentara kafir Quraisy. Pertempuran ini terjadi pada tanggal 11 Syawal tahun ketiga Hijriah, kurang lebih setahun setelah pertempuran terbesar dalam dakwah Rasulullah, yaitu perang Badar.

Kekalahan kaum Muslimin di perang Uhud adalah peristiwa yang memilukan, terutama bagi Rasulullah. Selain karena 70 sahabatnya yang gugur menjemput syahid, juga di antara mereka adalah pamannya sendiri, Sayyidina Hamzah bin Abdul Mutthalib.

Ma’asyiral muslimin jamaah Jumat rahimakumullah

Belajar dari kekalahan umat Islam dalam perang Uhud di bulan Syawal, ada beberapa hikmah dan keteladanan yang dapat kita ambil sebagai pelajaran bagi kita pasca ibadah Ramadhan. Pelajaran hidup pertama, tersingkapnya pengkhianatan kaum munafik Dalam perang Uhud, pasukan kafir Quraisy setidaknya lebih dari 3.000 tentara , terdiri 200 orang berkuda dengan bersenjata lengkap dan lainnya berkendaraan unta, dan 700 orang memakai baju besi, dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb.

Sedangkan dari kalangan kaum Muslimin, Rasulullah mengerahkan setidaknya 1.000 tentara yang dipimpin oleh beliau langsung. Akan tetapi, sebanyak 300 orang yang merupakan orang-orang munafik mundur dan menarik diri dari peperangan, dipimpin oleh Abdullah bin Ubay seorang tokoh Yahudi.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Singkat dan Terbaru: Pelajaran Dari Doa Nabi Nuh AS, Sangat Cocok Disampaikan Oleh Khatib

Dalam konteks ibadah pasca Ramadhan, sangatlah terasa gaung syiar ibadah di masjid pada bulan Ramadhan, berduyun-duyun kaum muslimin meramaikan masjid dengan shalat jamaah fardhu 5 waktu, dengan jamaah shalat tarawih.

Tadarus al Quran tidak pernah terhenti terdengar, shadaqah diberikan, barisan shaf kaum muslimin memenuhi shaf masjid dan musholla sangatlah membanggakan dan membahagiakan.

Ma’asyiral muslimin jamaah Jumat rahimakumullah

Namun lihatlah sekarang di bulan Syawal, berapa shaf jamaah shalat fardhu yang memenuhi barisan, berapa banyak kaum muslimin yang menghadiri panggilan adzan, menunaikan jamaah shalat fardhu di masjid.

Berapa banyak dari kita yang tetap mendawamkan tilawah membaca al Quran setiap harinya.  Adakah kita juga termasuk kaum munafik yang meninggalkan barisan pasukan dalam perang Uhud.

Adakah kita termasuk golongan pengikut Abdullah bin Ubay yang lari dari kewajiban jihad. Semua kembali pada kita, apakah kita memilih sebagai barisan Abdullah bin Ubay ataukah barisan Hamzah bin Abdul Muthalib.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Terbaru 3 Juni 2022, Tema Hakikat dan Keutamaan Tawakkal

Tetap menjadi golongan yang meramaikan masjid dengan jamaah shalat fardhu, menjadikan shalat jamaah sebagai kebutuhan, memakmurkan masjid dengan berbagai kajian, serta istiqamah dalam ketaatan.

Ma’asyiral muslimin jamaah Jumat rahimakumullah

Pelajaran hidup kedua, ketaatan pada pemimpin

Awalnya, kemenangan dalam Perang Uhud nyaris berpihak kepada kaum Muslimin. Kawasan Bukit Uhud yang bergunung-gunung memudahkan penyusunan strategi perang yang dilakukan Rasulullah.

Beliau menempatkan 50 orang pemanah andal di Bukit Uhud sebagai penyerang utama. Mereka diperintahkan agar tidak meninggalkan posisi mereka apapun yang terjadi. Rupanya, hal itu membuat pasukan Muslim lengah. Pasukan pemanah meninggalkan posisi mereka karena mengira perang telah berakhir, pertempuran sudah usai.

Sementara panglima pasukan berkuda Quraisy yakni Khalid bin Walid, memanfaatkan kesempatan dalam kelengahan tentara Islam itu. Ia menyusun strategi dan berbalik menyerang pasukan pemanah Islam serta merebut harta yang ditinggalkan.

Tentara Quraisy juga menyerang pasukan Islam dari arah belakang. Akibatnya, pasukan Islam terpukul mundur. Rasulullah terluka berlumuran darah, dan Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthalib pun syahid.

Baca Juga: Naskah Khutbah Idul Adha 2022, Tema Makna dan Pelajaran dari Qurban Nabi Ibrahim

Pasca Ramadhan, berapa banyak seorang istri tetap taat pada suaminya, berapa banyak anak taat dan patuh pada orang tuanya, karyawan taat pimpinannya, dan warga taat pada pemimpinnya. Kekalahan pada Perang Uhud menjadi pelajaran penting bagi kaum Muslimin agar senantiasa tunduk dan patuh pada perintah pimpinan selama sesuai dengan aturan Islam.

Ma’asyiral muslimin jamaah Jumat rahimakumullah

Pelajaran hidup ketiga, kekalahan akibat terlena dengan kemewahan dunia

Pada perang Uhud pasukan Islam yang menguasai bukit sebenarnya unggul. Begitu musuh terlihat kalah dan meninggalkan banyak harta rampasan, pasukan di Bukit Uhud ikut turun demi mengambil ghanimah, harta rampasan perang. Di luar dugaan, pasukan musuh ada yang bergerak memutar balik sehingga bisa menyerang pasukan Islam di bukit dari belakang.

Akhirnya pasukan Islam pun kalah dalam peperangan. Dalam konteks Ramadhan, kita terasa ringan membaca al Qur’an. Kita bisa mengkhatamkan al Quran, bahkan bisa lebih dari sekali bisa berkali-kali. Pagi siang malam, kita sering membuka al Quran, kita senang berinteraksi dengan al Qur’an dan hal itu membuat hidup kita menjadi tenteram. Kita ringan bersedekah saat Ramadhan, kita mudah melakukan ibadah sunah di saat Ramadhan.

Namun pasca Ramadhan, kita mulai perhitungan dengan harta, kita mulai menahan diri dari sedekah. Kita tumpuk kekayaan, kita kumpulkan harta, karena kita merasa bahwa harta yang sudah kita kumpulkan untuk apa dibagikan kepada sesama, untuk apa disedekahkan pada
orang lain.

Bukankah harta itu, kita yang kerja keras mengumpulkannya. Kita yang susah payah meraihnya, untuk apa harus dibagikan. Pasca Ramadhan, kita mulai enggan berinteraksi dengan al Quran, kita malas membuka lembaran al Quran. Waktu yang dahulu kita gunakan untuk tilawah, membaca al Quran, kita habiskan untuk menumpuk kekayaan.

Bisa jadi kita merasa, bahwa waktu yang digunakan bertadarus, seharusnya bisa digunakan
untuk mencari harta, mengumpulkan uang, memperbanyak penghasilan, mengumpulkan berbagai aset kekayaan. Wal iyadzu billah.

Ma’asyiral muslimin jamaah Jumat rahimakumullah

Imam Al-Ghazali dalam kitab Ayyuhal Walad menuliskan sebuah nasehat, "Pertanda bahwa Allah Ta'ala sedang berpaling dari hamba adalah disibukkannya hamba tersebut dengan hal-hal yang tak berfaedah. Dan satu saat saja yang seseorang menghabiskannya tanpa ibadah, maka sudah pantas ia menerima kerugian berkepanjangan.”

Ma’asyiral muslimin jamaah Jumat rahimakumullah

Setelah bulan Ramadhan, umat Islam dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu Ramadhaniyun dan Rabbaniyun. Golongan Ramadhaniyun adalah orang-orang yang semangat beribadah pada bulan Ramadhan, kemudian ketika selesai Ramadhan akan selesai juga semangat ibadahnya.

Sedangkan golongan Robbaniyun adalah orang yang semangat beribadah pada bulan Ramadhan, yang meski setelah Ramadhan berakhir pun dia tetap semangat beribadah.

Mereka yang telah berhasil melatih diri dalam mengekang hawa nafsunya, pasti di bulan Syawal ini akan lebih giat, lebih bersemangat dalam beribadah dan tetap melaksanakan amalan fardhu dan sunah. Begitu pun sebaliknya. Bila ibadah Ramadhan kita tidak sukses, maka semangat itu pun akan mengalami penurunan dan semakin lama pembiasaan ibadah pun secara perlahan akan menghilang. Wal iyadzu billah.

Ma’asyiral muslimin jamaah Jumat rahimakumullah

Walhasil, semoga Ramadhan yang telah kita lewati membawa manfaat bagi perbaikan diri sehingga melewati hari-hari dan bulan-bulan setelahnya dengan lebih baik lagi, sampai kita dipertemukan dengan Ramadhan-Ramadhan berikutnya nanti.

Semoga kita tidak terlena dengan euforia Ramadhan, merasa kita sudah meraih kemenangan, meyakini merasa dosa kita sudah diampuni, merasa kita sudah termasuk golongan bertakwa sehingga akhirnya kita mengendurkan semangat ibadah di bulan Syawal dan bulan-bulan berikutnya.

Semoga Allah membimbing kita dan keluarga kita menjadi golongan Rabbaniyyun, dan menjauhkan kita dari golongan Ramadhaniyun. Amiin ya rabbal a’lamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua Jumat

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛

اَللَّهُـمَّ إِنيِّ أَعوُذُ بِكَ مِنْ عَذاَبِ جَهَنَّمَ،وَمِنْ عَذاَبِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْـنَةِ الْمَحْياَ وَالْمَماَتِ وَمِنْ فِتْـنَةِ الْمَسيِحِ الدَّجاَّلِ إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ

اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

***

Editor: Ahmad Fiqi Purba

Tags

Terkini

Terpopuler