Contoh Khutbah Jumat Singkat Padat, Tema: Sambut 1 Muharram 1444 H

28 Juli 2022, 20:48 WIB
Ilustrasi Contoh Naskah Khutbah Jumat tema Menyambut 1 Muharram 1444 H /pexels.com/Indra Gunawan

JURNAL MEDAN - Berikut adalah contoh teks khutbah Jumat singkat padat dengan tema sambut 1 Muharram 1444 H dengan penuh makna.

Teks khutbah Jumat tentang sambut 1 Muharram 1444 Hini diharapakan dapat menjadi referensi bagi para khotib yang bertugas.

Langsung saja, inilah dia contoh teks khutbah Jumat singkat sambut 1 Muharram 1444 H selengkapnya.

اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ .وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Jamaah Sidang Jum'at Rohimakumulloh

Alhamdulillah, Bersyukur kita kepada Allah SWT pada bulan ini kita akan memasuki memasuki tahun baru Hijriah, yaitu bulan Muharram 1444 H.

Baca Juga: Inilah Keutamaan Membaca Surat Yasin di Malam Jumat Menurut Hadist Abu Daud

Shalawat beserta shalam kita haturkan kebaginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah menyinari Islam dan keimanan di tengah umat akhir zaman ini.

Dan tak lupa saya mengajak kita semua marilah kita sama-sama meningkatkan kualitas iman taqwa kita kepada Allah SWT karen Taqwa adalah bekal kita dalam menjalani kehidupan dunia maupun akhirat kelak.

Perlu kita syukuri karena bulan Muharram termasuk bulan yang mulia. Menurut Ibnu al-Jauzi dalam kitab at-Tabshîrah juz 2 halaman 6, bulan Muharram adalah bulan yang mulia derajatnya. Dinamakan dengan bulan Muharram, karena Allah ﷻ mengharamkan peperangan dan konflik di bulan mulia ini.

Selain itu, bulan ini juga termasuk salah satu dari bulan-bulan yang mulia, yaitu Muharram, Dzulhijjah, Dzulqa’dah, dan Rajab. Sebagaimana firman Allah dalam Surat at-Taubah:36:


إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu (lauhul mahfudz). Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.” (QS at-Taubah: 36).

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Bulan Muharram Lengkap: Tema Puasa Muharram, Asyura, dan Tasu'a

jama'ah sidang Jum'at Rahimakumullah

Bulan Muharram adalah momen terbaik untuk meningkatkan kebaikan dan ketakwaan kepada Allah ﷻ. Di bulan Muharram ini terdapat hari yang istimewa, yaitu hari ‘Asyura. Di hari tersebut umat Islam disunnahkan untuk berpuasa.

Di antara nikmat Allah Ta’ala kepada para hamba-Nya adalah Allah mengukuhkan musim-musim kebaikan untuk mereka sebagai bentuk penyempurnaan pahala mereka dan menambah banyak anugerah Allah bagi mereka.

Oleh karena itu, saat musim haji yang diberkahi sudah berlalu, datanglah bulan yang mulia yaitu bulan Allah, Syahrullah Muharam. Bulan Muharram merupakan bulan yang penuh berkah dan keutamaannya adalah :

1. Bulan Muharram termasuk salah satu dari bulan Haram yang dimuliakan oleh Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. [At-Taubah- 36].

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Tahun Baru Hijriyah Terbaru PDF, Pelajaran Tahun Baru Hijriyah Dalam Kacamata Muslim

Imam Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan tentang ayat ini dalam tafsirnya sebagai berikut:

“Allah memberitahukan bahwa bilangan bulan pada sisinya adalah dua belas bulan sejak Dia menciptakan langit dan bumi.” Kemudian di bagian lain dari tafsir ayat ini beliau menjelaskan:

”Dari dua belas bulan dalam setahun itu terdapat empat bulan haram. Orang-orang haram melakukan peperangan di dalamnya. Orang-orang Arab pada masa jahiliyah sangat menghormati keharaman bulan-bulan tersebut.

Tiga di antaranya terletak berurutan, yaitu bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram, dengan maksud demi kepentingan ibadah haji. Sehingga masyarakat Arab bisa melaksanakan Haji dan Umrah dengan mudah dan aman.

Satu bulan sebelum musim haji, Dzulqa’dah. Satu bulan untuk pelaksanaan haji, Dzulhijjah. Dan satu bulan lagi setelah bulan haji, Muharram. Sehingga mereka dapat kembali ke daerah asal mereka dengan aman setelah melakukan ibadah haji.

Sedangkan yang keempat adalah bulan Rajab. Disebut juga dengan istilah Rajab Al-Fard (sendirian). Sebab, ia terletak sendiri antara bulan-bulan yang bukan termasuk bulan Haram. Disebut juga dengan Rajab Mudhar untuk mempertegas keharamannya sebab Suku Mudhar memang sangat menghormati keharaman bulan ini.

Baca Juga: Khutbah Jumat Spesial Menyambut 1 Muharram 1444 H, Tema Dua Pelajaran Penting Dari Puasa Asyura

Allah Ta’ala berfirman: فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ( maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu). Janganlah kalian menzhalimi diri sendiri dalam bulan-bulan haram. Dan janganlah kalian menciptakan peperangan di dalamnya.

Perbuatan maksiat adalah haram dan terlarang secara mutlak di mana pun tempatnya. Akan tetapi, perbuatan maksiat di Masjidil Haram jauh lebih berat nilai kejahatannya. Maka dari itu, dosa perbuatan maksiat di Masjidil Haram dilipatgandakan.

2. Nama Bulan Disandarkan Kepada ALLah SWT.

Hal ini sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ» [رواه مسلم]

”Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah Syahrullah (bulan Allah) Muharram.” [Hadits riwayat Muslim]

Penyandaran bulan Muharram kepada Allah Ta’ala menunjukkan kemuliaan dan keutamaannya. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menyandarkan kepada diri-Nya kecuali makhluk-makhluknya yang sangat khusus.

Sebagaimana disandarkannya Nabi Muhammad, Ibrahim, Ishaq, Ya’qub dan para Nabi lainnya kepada penghambaan kepada-Nya.

3. Disunnahkan memperbanyak puasa sunnah di bulan Muharram
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Muslim tadi,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ» [رواه مسلم]

”Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah Syahrullah (bulan Allah) Muharram.” [Hadits riwayat Muslim].

4. Allah menyelamatkan Musa dan Bani Israil dari Fir’aun dan kaumnya di bulan Muharram.
Hal sebagaimana dalam riwayat dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata,”Nabi ﷺ memasuki Madinah lalu melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyura (10 Muharram). Maka beliau bertanya,”Apa ini?”

Mereka menjawab,”Ini hari baik. Allah menyelamatkan Bani Israel dari musuh mereka maka Musa berpuasa pada hari ini sebagai syukur kepada Allah.” Nabi ﷺ bersabda,”Aku lebih berhak atas Musa dibandingkan kalian. Kami berpuasa pada hari ‘Asyura sebagai bentuk penghormatan terhadap hari tersebut.” Beliau kemudian berpuasa pada hari tersebut dan memerintahkan untuk berpuasa.” [Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim dan yang lainnya].

Demikianlah khutbah singkat ini semoga kita bisa mengambil iktibar di Bulan Muharram 1444 H. Amin Yaa Rabbal Khalamiin.

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

***

Editor: Ahmad Fiqi Purba

Tags

Terkini

Terpopuler