Teks Khutbah Jumat Singkat Padat 26 Mei 2023, Agar Hidup Penuh Berkah dan Raih Kebaikan di Dunia

24 Mei 2023, 15:36 WIB
Teks Khutbah Jumat Singkat Padat 26 Mei 2023, Agar Hidup Penuh Berkah dan Raih Kebaikan di Dunia /pixabay

JURNAL MEDAN - Ini dia teks Khutbah Jumat Singkat dan Padat 26 Mei 2023 tema mendapat berkah.

Judul khutbah jumat dalam tulisan ini Agar Hidup Penuh Berkah dan Raih Kebaikan di Dunia.

Dilansir dari berbagi sumber, ini khutbah jumat referensi 26 Mei 2023.

Jamaah Jumat rahimakumullah yang berbahagia.

Baca Juga: LINK Nonton Anime Oshi no Ko Episode 7 Sub Indo Terbaru. Bisa Download Gratis di Bstation Tidak Anoboy

Kita sudah sering mendengar kata berkah atau barokah. Kita sering saling mendoakan agar diberkahi hidupnya, keluarganya, hartanya, anaknya, umurnya dan seterusnya.

Barokah menjadi sesuatu yang sangat agung nilainya sehingga menjadi salah satu doa yang cukup sering diucapkan oleh setiap Muslim satu sama lainnya.

Lantas apakah sebenarnya yang dimaksud dengan barokah?

Menurut Imam Ar-Raghib:

Baca Juga: Update Sinopsis dan Tanggal Tayang The Idol: Dibintangi Jennie BLACKPINK, Simak Preview Serial HBO Ini

البَرَكَةُ هِيَ ثُبُوْتُ اْلخَيْرِ اْلإِلَهِيْ فِيْ الشَّيْءِ

”Barokah adalah menetapnya kebaikan ilahi pada sesuatu.”

Allah Ta’ala berfirman di dalam Surat Al-A’raf: 96,

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

Baca Juga: BISA DIGUNAKAN! Kode Redeem FF Terbaru, Hari Ini 24 Mei 2023: Hadiah Gratis dari Dev Garena Free Fire

Dinamakan demikian karena menetapnya kebaikan di dalamnya dan menetapnya air di telaga..sedangkan kata al-mubarok (yang diberkahi) adalah apa yang di dalamnya terdapat kebaikan tersebut. [Mufrodat Alfazhil Quran 1/83]

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, “Al-barokah berarti tumbuh dan bertambah. Sedangkan at-Tabriik artinya mendoakan keberkahan. Dikatakan, Baarakahullaahu, baaroka fiih, Baaraka ‘alaihi dan baaroka lahu sebagaimana di dalam al-Quran:

An-Naml: 8
أَنْ بُورِكَ مَنْ فِي النَّارِ

“Bahwa telah diberkati orang-orang yang berada di dekat api itu,

Ash-Shaffat: 113
وَبَارَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلَىٰ إِسْحَاقَ

Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq.

Al-Anbiya’: 81
تَجْرِي بِأَمْرِهِ إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا

yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah memberkatinya.

Dalam hadits disebutkan:

وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ

”Dan berkahilah untukku dalam apa saja yang Engkau anugerahkan kepadaku.” [Hadits riwayat At-Tirmidzi. At-Tirmidzi berkata, ” Hadits hasan.” Syaikh Al-Albani menshahihkannya dalam Shahih At-Tirmidzi 1/144 no. 411]

Sedangkan di dalam hadits Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu dia berkata kepada Sa’ad bin Ar-Rabi’ radhiyallahu ‘anhu,

بارَكَ اللَّهُ لَكَ فِي أَهْلِكَ وَمَالِكَ

”Semoga Allah memberkahi untukmu pada keluargamu dan hartamu.” [Hadits riwayat Al-Bukhari no. 2049]

Sedangkan maksud al-Mubarok (yang diberkahi) adalah yang telah diberkahi oleh Allah sebagaimana Al-Masih Isa ‘alaihis salam yang berkata,

وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ

dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, [Maryam: 31]

Kitab Allah Ta’ala juga mubarok. Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al-An’am: 92,

وَهَٰذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ

Dan ini (Al Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi;

Allah Ta’ala juga berfirman di dalam Surat Shad: 29,

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah.

Al-Quran lebih berhak untuk disebut sebagai Mubarok dibanding segala sesuatu yang lain karena banyaknya kebaikan dan manfaat yang ada di dalamnya dan banyaknya sisi keberkahan di dalamnya. Allah Ta’ala disebut dengan Tabaaroka dan tidak disebut dengan mubarok.” [Jalaul Afham hal. 347-348]

Jamaah Jumat rahimakumullah, Perlu diketahui bahwa barokah itu milik Allah Ta’ala. Statusnya sebagaimana rezeki dan hidayah dan yang semacam itu.

Allah memberikanya kepada siapa yang Allah kehendaki dan mencabutnya dari siapa yang Allah kehendaki. Semua itu sesuai dengan hikmah-Nya dan pengaturan-Nya.

Oleh karenanya, jangan pernah meminta barokah kecuali kepada Allah Ta’ala semata. Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh firman Allah Ta’ala dalam surat Hud: 48,

قِيلَ يَا نُوحُ اهْبِطْ بِسَلَامٍ مِنَّا وَبَرَكَاتٍ عَلَيْكَ وَعَلَىٰ أُمَمٍ مِمَّنْ مَعَكَ

Difirmankan: “Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu.

Dan dalam Shahih Al-Bukhari no. 3579 Imam Al-Bukhari meriwayatkan hadits Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda,

…وَالبَرَكَةُ مِنَ اللَّهِ

”…Dan barokah itu dari Allah.”

Dalam hadits ini terdapat isyarat bahwa pengadaan barokah itu berasal dari Allah Ta’ala semata.

Ini tidak menghalangi untuk mengambil sebab-sebab yang bisa dipakai sebagai sarana untuk mendapatkan barokah serta menjauhkan dari sebab-sebab yang bisa menghilangkan barokah.

Sebagaimana rezeki dari Allah Ta’ala semata namun setiap hamba dituntut untuk mengambil sebab-sebab yang bisa dipakai sebagai sarana untuk mendapatkan rezeki.

kemudian, hal lain yang perlu diketahui adalah hal-hal apa saja yang diberkahi di dunia ini. Keberkahan itu terjadi pada apa saja? Berdasarkan nash-nash al-Quran dan As-Sunnah, ada banyak hal yang diberkahi oleh Allah, yaitu:

1. Tempat
Allah Ta’ala terkadang memberkahi sebagian tempat dan menjadikan tempat tersebut sebagai tempat yang diberkahi. Allah memberkahi Masjidil Aqsha dan sekitarnya.

Allah berfirman dalam surat Al-Isra’: 1

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Allah Subhanahu wa Ta’ala memberkahi bumi Syam. Bumi Syam pada masa sekarang mencakup wilayah Suriah, Palestina, Yordania dan Lebanon. Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al-Anbiya’: 71,

وَنَجَّيْنَاهُ وَلُوطًا إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا لِلْعَالَمِينَ

Dan Kami seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia.

Imam Al-Alusi berkata bahwa yang dimaksud dengan negeri di sini adalah Negeri Syam. Pensifatan barokah untuk negeri Syam ini bersifat umum karena sebagian besar Nabi ‘alaihimus salam diutus di dalamnya dan syariatnya menyebar di dunia ini yang merupakan prinsip-prinsip kesempurnaan dan kebaikan dunia dan akhirat.

Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al-Qashash: 30,

فَلَمَّا أَتَاهَا نُودِيَ مِنْ شَاطِئِ الْوَادِ الْأَيْمَنِ فِي الْبُقْعَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ الشَّجَرَةِ أَنْ يَا مُوسَىٰ إِنِّي أَنَا اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang sebelah kanan(nya) pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: “Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam.

Sebab barokahnya tempat tersebut adalah terjadinya perkara agama di dalamnya yaitu Allah berbicara kepada Musa ‘alaihissalam dan menampakkan mukjizat kepadanya. Sedangkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim, Nabi ﷺ berdoa,

اللَّهُمَّ اجْعَلْ بِاْلمَدِيْنَةِ ضِعْفَيْ مَا جَعَلْتَهُ بِمَكَّةَ مِنَ اْلبَرَكَةِ

“Ya Allah! jadikanlah keberkahan Madinah dua kali lipat keberkahan yang telah Engkau berikan pada kota Makkah.”

2. Waktu
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memberkahi sebagian waktu dan menjadikannya sebagai waktu yang diberkahi seperti lailatul qadr.

Allah Ta’ala berfirman dalam surat Ad-Dukhan: 3

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ

Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.

3. Orang
Allah Subhanahu wa Ta’ala memberkahi sebagian manusia sehingga menjadikannya sebagai para nabi dan rasul yang diberkahi.

Allah Ta’ala berfirman tentang Nabi Nuh,

قِيلَ يَا نُوحُ اهْبِطْ بِسَلَامٍ مِنَّا وَبَرَكَاتٍ عَلَيْكَ وَعَلَىٰ أُمَمٍ مِمَّنْ مَعَكَ

Difirmankan: “Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu. [Hud: 48]

Imam Al-Baidhawi menjelaskan وَبَرَكَاتٍ عَلَيْكَ ”dan penuh keberkatan dari Kami atasmu” yang dimaksud dengan berkah di sini adalah Allah Ta’ala telah menjadikan keturunannya terus tetap ada hingga hari Kiamat.

Sedangkan yang dimaksud dengan وَعَلَىٰ أُمَمٍ مِمَّنْ مَعَكَ “dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu” adalah atas keturunan umat-umat dari orang-orang yang bersamamu di kapal, yaitu pada generasi-generasi yang datang setelahmu, dari keturunan orang yang bersamamu dari anakmu dan mereka itu orang-orang yang beriman.”

Imam Muhammad bin Ka’ab Al-Qurthubi berkata, “Masuk ke dalam kategori ini adalah setiap mukmin hingga terjadinya hari kiamat.”

Perlu diketahui bahwa setiap mukmin itu pada dirinya ada barokah sesuai dengan kadar imannya.

Hanya saja bila orang mukmin itu dari kalangan para Nabi dan Rasul, barokah mereka bersifat dzatiyah dalam arti jasad dan tubuh mereka memang diberkahi dan dibolehkan mencari berkah darinya. Misalnya dengan menyentuhnya atau mengambil keringatnya atau dengan sebagian rambutnya.

Barokah dzat atau fisik ini hanya untuk para Nabi dan rasul. Sedangkan untuk selain mereka maka tidak ada barokah yang terkait dengan jasadnya meskipun dia adalah orang terbaik setelah Rasulullah ﷺ yaitu Abu Bakar dan Umar radhiyallahu ‘anhuma.

Belum pernah terdapat sebuah riwayat pun yang shahih yang menegaskan bahwa para sahabat dahulu mengambil berkah dari bagian tubuh Abu Bakar dan Umar radhiyallahu ‘anhuma sebagaimana mereka bertabarruk kepada fisik Nabi ﷺ.

Hal ini karena barokahnya Abu Bakar dan Umar adalah barokah amal bukan barokah dzat sebagaimana barokah Nabi ﷺ.

Oleh karenanya, Nabi ﷺ pernah bersabda,

إنَّ مِنَ الشَّجَرِ لَما بَرَكَتُهُ كَبَرَكَةِ المُسْلِمِ

”Sesungguhnya di antara pepohonan itu ada yang memiliki barokah seperti barokah seorang Muslim.” [Hadits riwayat Al-Bukhari 5024]

Hadits ini menunjukkan bahwa pada setiap Muslim ada barokah. Barokah ini disandarkan kepada setiap Muslim yaitu barokah amal. Barokah ini kembalinya kepada iman, ilmu, dakwah dan amal.

Barokah ini tidak berpindah dari satu orang ke orang lain. Berdasarkan hal ini maka makna tabarruk (mencari berkah) dengan orang-orang shalih adalah dengan meneladani keshalihan mereka, mengambil ilmunya dan mencari faedah dari ilmunya.

Tidak diperbolehkan untuk mencari berkah dengan mereka melalui menyentuh mereka atau mengambil keringat mereka dan seterusnya.

4. Pohon
Allah Subhanahu berfirman di dalam surat An-Nur: 35,

مِن شَجَرَةٍ مُّبٰرَكَةٍ زَيْتُونَةٍ

dengan minyak dari pohon yang diberkahi (yaitu) pohon zaitun)

Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asyqar mengatakan, “Terdapat pendapat mengatakan sisi dari keberkahan pohon ini adalah buahnya dapat dipakai sebagai lauk, minyak, penyamakan kulit, dan bahan bakar, dan tidak ada satu bagian pohon pun yang tidak memiliki manfaat.”

5. Air hujan
Allah Ta’ala berfirman,

وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكًا فَأَنْبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ

Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam [Qaf: 9]

Air hujan itu diberkahi karena pada air hujan itu terdapat kehidupan segala sesuatu.

6. Perkataan
Allah menjadikan sebagian perkataan sebagai perkataan yang diberkahi. Allah Ta’ala berfirman,

فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَىٰ أَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً ۚ

Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. [An-Nur: 61]

Dan firman Allah Ta’ala memiliki barokah yang sangat agung. Allah Ta’ala berfirman,

وَهَٰذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ

Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, [Al-An’am: 155]

Maksudnya adalah karena banyaknya faedahnya dan manfaatnya meluas atau banyak kebaikannya dan manfaatnya bersifat tetap

Jamaah Jumat rahimakumullah, Bagaimanakah caranya agar kita menjadi orang yang diberkahi? Nash-Al-Quran dan As-Sunnah telah menunjukkan kepada kita sebab-sebab agar kita mendapatkan barokah dari Allah Ta’ala.

Menurut Syaikh Yahya bin Musa Az-Zahrani, di antara sebab untuk mendapat barokah adalah:

1. Takwa kepda Allah Ta’ala

Bertakwa kepada Allah merupakan jalan pembuka keberkahan. Hal ini sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala dalam surat Al-A’raf: 96.

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

2. Membaca Al-Quran al-Karim

Ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. [Shad: 29]

3. Jujur dalam jual beli

Hal ini sebagaimana dalam hadits Hakim bin Hizam radhiyallahu ‘anhu dari Nabi ﷺ, beliau bersabda,

الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا ، فَإنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا ، وَإنْ كَذَبَا وَكَتَمَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا ” [ متفق عليه ]

”Dua orang yang melakukan jual beli boleh melakukan khiyar (pilihan untuk melangsungkan atau membatalkan jual beli, pent) selama keduanya belum berpisah. Apabila keduanya jujur dan menjelaskan maka keduanya diberkahi dalam jual belinya. Namun bila keduanya menyembunyikan dan berdusta maka akan dihapus keberkahan jual beli keduanya.” [Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim]

4. Berpagi-pagi dalam setiap urusan.

Hal ini sebagaimana dalam hadits Ali Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,’ Rasulullah ﷺ berdoa, “

للَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا

“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” [Hadits riwayat Ahmad]

Di waktu pagi itu terdapat kebaikan dan barokah. Di antara amal di pagi hari yang paling besar adalah melaksanakan shalat shubuh pada waktunya di masjid bersama kaum Muslimin. Begitu pula dengan bekerja di awal pagi, bersafar berangkat di awal pagi. Semua itu menyebabkan diperolehnya barokah.

5. Melakukan shalat istikharah saat hendak melakukan sesuatu

Hal ini sebagaimana dalam hadits Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Dahulu Rasulullah ﷺ mengajari kami Istikharah dalam memutuskan segala sesuatu, (sebagaimana mengajari kami) surat dalam Alquran.

Rasulullah ﷺ bersabda,

إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ

Apabila salah seorang diantara kalian hendak melakukan sesuatu, maka lakukanlah shalat dua raka’at kemudian bacalah :

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِي

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu-Mu dan aku memohon kekuatan kepada-Mu (untuk memutuskan urusanku dan mengatasinya) dengan Kemahakuasaan-Mu.

Aku memohon kepada-Mu karunia-Mu yang agung. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa, sedang aku tidak kuasa, Engkau Maha Mengetahui, sedang aku tidak mengetahui dan hanya Engkau-lah Yang Maha Mengetahui hal yang ghaib.

Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (hendaknya disebutkan urusannya) lebih baik bagiku dalam agamaku, penghidupanku, dan akibatnya bagi akheratku atau -Nabi ﷺ bersabda: …..duniaku dan akhiratku-, maka takdirkanlah untukku, mudahkanlah jalannya, kemudian berilah berkah untukku.

Dan jika Engkau mengetahui urusan ini berakibat buruk bagiku dalam urusan agamaku, penghidupanku, dan akibatnya bagi akheratku, atau -Nabi ﷺ bersabda:….duniaku atau akhiratku-, maka jauhkan urusan tersebut dariku, dan jauhkan aku darinya, takdirkan kebaikan untukku di mana saja kebaikan itu berada, kemudian jadikanlah aku ridha dengan takdir tersebut.”

[Hadits riwayat Al-Bukhari]

6. Berdoa

Hal ini berdasarkan hadits Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu yang menerangkan tentang permintaan ayahnya kepada Rasulullah ﷺ agar mendoakan keluarganya, Rasulullah ﷺ mengucapkan doa,

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِي مَا رَزَقْتَهُمْ ، وَاغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ ” [ أخرجه مسلم ]

”Ya Allah, berkahilah rezeki yang Engkau berikan kepada mereka dan ampunilah mereka serta rahmatilah mereka.” [Hadits riwayat Muslim]

7. Birrul walidain dan silaturrahim

Birrul walidain dan silaturrahim termasuk sebab diperolehnya barokah, baik barokah umur, harta, waktu anak-anak dan seterusnya.

Rasulullah ﷺ bersabda,

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Siapa yang suka diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahim.” [Hadits riwayat Al-Bukhari no. 5985 dan Muslim no. 2557]

Ini hanya sebagian saja dari sejumlah hal yang perlu dilakukan agar seorang muslim bisa mendapatkan barokah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam hidupnya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

الحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَ اْلشُكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَ امْتِنَانِهِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلَى رِضْوَانِهِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ اْلكَرِيْمِ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ

 

Editor: Ade Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler