SANGAT DIBENCI ALLAH SWT! Jangan Lakukan ini Ketika Terjadi Konflik Rumah Tangga. Ini Dalilnya

- 21 Februari 2022, 10:16 WIB
Jangan Lakukan ini Ketika Terjadi Konflik Rumah Tangga, Allah SWT Sangat Membenci: Ini Dalilnya
Jangan Lakukan ini Ketika Terjadi Konflik Rumah Tangga, Allah SWT Sangat Membenci: Ini Dalilnya /Pixabay

 

JURNAL MEDAN – Dalam menjalin hubungan rumah tangga, adakalanya konflik rumah tangga bisa terjadi. Namun, bukan berarti kita harus terus memaklumkan konflik rumah tangga. Pasangan tetap harus mencari solusi dan jalan keluarnya.

Pernikahan adalah ibadah panjang dan butul ilmu, kalau ibadah-ibadah yang singkat saja butuh ilmu, apalagi dalam pernikahan.

Islam telah mengajarkan tuntunannya dalam memanjemen konflik rumah tangga. Bagaimana hendaknya sikapa seorang suami, istri, bahkan mertua dalam menyikapi perselisihan yang ada di rumah tangga.

Baca Juga: Sinopsis Terpaksa Menikahi Tuan Muda Senin 21 Februari 2022: Pikunnya Kambuh, Eyang Martha Bahayakan Nayaka

Terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Sahl bin Saad as-Sa’idi radhiallahu ‘anhu, ia berkata.

‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengunjungi rumah Fatimah. Namun beliau tidak menjumpai Ali di dalam rumah. Beliau bertanya, ‘Mana putra pamanmu’? Fatimah menjawab, ‘Terjadi sesuatu antara diriku dengannya. Kemudian dia marah padaku. Dan tidak tidur siang bersamaku’.

"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan seseorang, ‘Carilah dimana Ali’. Kemudian orang tersebut datang dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, Ali sedang di masjid. Dia tidur’. Rasulullah pun berangkat menuju masjid. Beliau melihat Ali yang sedang berbaring. Rida’nya jatuh dari punggungnya sehingga ia tertidur dengan punggung berdebu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusapi punggungnya, sambil mencandainya, ‘Bangunlah hai Abu Turob. Bangunlah hai Abu Turob’.”

Dari hadits ini, kita bisa memetik banyak pelajaran. Di antaranya, seorang mertua atau orang tua boleh datang ke rumah anak-mantunya tanpa seizin keduanya.

Baca Juga: PENTING BUAT ORANG TUA! Jangan Perlakukan Anak Seperti Ini, Otak Rusak dan Lupa Salat. Simak Penjalasan UAS

Sebagaimana Rasulullah datang ke rumah putrinya tanpa memberi kabar sebelumnya. Melihat Ali tidak ada di rumah di jam istirahat, Rasulullah mencium ada permasalahn yang sedang terjadi antara putrinya dengan suaminya.

Meskipun mengetahui ada masalah, beliau tidak ingin tahu masalah tersebut dengan detil.

Beliau hanya bertanya kepada anaknya, ‘Mana anak pamanmu’? bukan bertanya dengan, ‘Mana suamimu’? Beliau hendak menjelaskan bahwa Ali itu bukan hanya memiliki hubungan sebagai suami denganmu, tapi dia juga seorang kerabat.

Artinya beliau hendak menegaskan dan merekatkan hubungan bahwa Ali punya dua hak pada dirimu. Hak sebagai suami dan hak sebagai kerabat.

Baca Juga: BOCORAN Kode Redeem FF 21 Februari 2022, Tukarkan dan Dapatkan Killer Mind and Engineer Weapon Loot Crate

Lihatlah bagaimana langkah pertama Rasulullah dalam melihat keributan rumah tangga anaknya. Ia gunakan kata-kata yang merekatkan.

Bukan yang membuat emosi, hal ini hendaknya diteladani oleh para orang tua. Betapa banyak permasalahan kalau ditanggapi tidak serius, ia akan hilang.

Kemudian perhatikan juga bagaimana seorang istri ketika terjadi permasalahan rumah tangga. Fatimah radhiallahu ‘anha berkata, ‘Terjadi sesuatu antara diriku dengannya.

Kemudian dia marah padaku’. Ia tidak melaporkan detil kejadian dan konfliknya dengan suaminya kepada sang ayah.

Baca Juga: Link Nonton Attack on Titan Season 4 Part 2 Episode 23 Sub Indo: Tayang 21 Februari 2022

Bukan suatu kebetulan karena ayah datang, dijadikan kesempatan untuk laporan bahwa sang suami tidak seperti ayah yang selalu menyayangi.

Fatimah tidak melakukan itu. Ia tidak membiarkan permasalahan rumah tangganya diketahui oleh orang ketiga, walaupun itu ayah sendiri.

Dia pendam saja permasalahnnya. Karena banyak hal yang kecil, kalau sudah tersebar menjadi besar. Terus membesar. Dan jadi keributan. Fungsi suami-istri adalah sebagaimana fungsi pakaian yang menutupi aurat. Allah Ta’ala berfirman,

“Mereka para istri adalah pakaian bagi kalian para suami. Demikian juga kalian pakaian bagi mereka.” (QS. Al-Baqarah: 187).

Hendaknya para istri meneladani Fatimah. Jangan sampai permasalahan rumah tangganya keluar. Apalagi sampai diceritakan di sosial media.

Baca Juga: Profil Andi Widjajanto, Sosok Akademisi dan Eks Timses Jokowi yang Bakal Dilantik Jadi Gubernur Lemhannas

Menjadi perhatian banyak orang. Hendaknya para wanita bersabar. Dan berdoa kepada Allah agar memberinya jalan keluar. Inilah sifat wanita yang bertakwa. Dan menjaga kehormatan suaminya.

Kemudian lihatlah sikap Ali bin Abu Thalib radhiallahu ‘anhu. Ali tidak memaksakan diri berdebat. Menunjukkan bahwa dia yang benar dan istri yang salah, dia lebih baik mengalah dan keluar dari rumah.

Dari sini kita bisa mengetahui bahwa permasalahan rumah tangga juga menimpa orang-orang shaleh. Ali adalah seorang ahli surga.

Demikian juga dengan Fatimah, wanita ahli surga. Artinya, kalau suami kita marah. Atau istri kita marah. Bukan berarti mereka bukan orang yang shaleh atau shalehah.

Konflik rumah tangga merupakan hal yang wajar dan biasa, serta dituntut adalah bagaimana cara kita menyikapi konflik tersebut.***

Editor: Sunardi Panjaitan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah