Naskah Khutbah Jumat Tema Dua Perkara yang Membuat Kita Layak Masuk Surga

- 4 Maret 2022, 06:26 WIB
Naskah Khutbah Jumat Tema Dua Perkara yang Membuat Kita Layak Masuk Surga
Naskah Khutbah Jumat Tema Dua Perkara yang Membuat Kita Layak Masuk Surga /Pixabay

JURNAL MEDAN - Berikut ini naskah khutbah Jumat dengan tema dua perkara yang membuat kita layak masuk surga. Dimana meminta ampun, dan mendapatkan rahmat dari Allah SWT adalah salah satu perkara untuk masuk surga.

Naskah khutbah Jumat ini bisa dibacakan dan menjadi rekomendasi bagi khatib yang akan membacakan khutbah Jumat. 

Contoh khutbah Jumat kali ini yang membahas dua perkara yang membuat kita layak masuk surga dilansir malalui laman Radio Rodja, yang diunggah 15 Februari 2022.

Baca Juga: 4 Larangan Puasa di Bulan Sya'ban Sebelum Memasuki Bulan Ramadan, Kecuali Bagi Golongan Ini, Siapa Saja?

Khutbah Pertama:


االحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِتَرْك الْمَنَاهِيْ وَفِعْلِ الطَّاعَاتِ. أَشْهَدُ أَنْ

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدنا مُحَمَّدًا

عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَاِبهِ الهَادِيْنَ لِلصَّوَابِ وَعَلَى التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ اْلمَآبِ.

اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

 

Jamaah Jumat, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati kita semua,

Pertama-tama hendaknya kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena dengan takwa Allah Subhanahu wa Ta’ala akan merahmati dan dan memberikan kemenangan yang besar bagi kita.


وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ

“Kesudahan yang baik hanyalah milik orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Qashash[28]: 83)

Kemudian hendaknya kita senantiasa bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala nikmat dan karunia yang Allah limpahkan kepada kepada kita. Kemudian shalawat dan salam yang tidak bosan-bosannya kita limpahkan untuk Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Nabi kita bersabda kepada kita semua:


يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّى أَتُوبُ فِى الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ

"Wahai sekalian manusia. Bertaubatlah kepada Allah, sesungguhnya aku selalu bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim)

Baca Juga: Khutbah Jumat Untuk Menyambut Bulan Suci, Tema: Sambut Bulan Ramadhan Dengan Ridho Allah SWT

Dalam riwayat lain Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:


وَاللَّهِ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً

“Demi Allah. Sungguh aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari)

Berbicara ampunan, ada dua perkara yang membuat kita layak masuk surga. Yang pertama adalah ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang kedua adalah rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:


وَاعْلَمُوْا أَنَّهُ لَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِنْكُمْ بِعَمَلِهِ


“Ketahuilah, tidak ada yang selamat (dari api neraka) dengan amalnya.”

Para sahabat bertanya: “Tidak juga engkau wahai Rasulullah?” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab: “Tidak juga saya, kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala menaungiku dengan ampunan dan rahmatNya.” (HR. Muslim)

Baca Juga: 5 Keutamaan Bulan Sya'ban, Persiapan Menuju Bulan Ramadhan

Dengan dua hal itu kita layak dan pantas untuk kembali ke surga Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ketika Adam dikeluarkan dari surga, Adam mohon ampun kepada Allah dan meminta kepada Allah dua hal:


رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ


“Ya Rabb kami, kami telah mendzalimi diri-diri kami…”

Adam membuat pengakuan atas kesalahan yang dilakukannya, dia tidak melemparkan kesalahan kepada orang lain, walaupun kita tahu ceritanya bagaimana Adam melanggar perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, yaitu digoda oleh iblis dengan segala tipu daya dan bujuk rayunya, sehingga Adam mendekati pohon yang dilarang untuk didekati, memetik buahnya dan memakannya.

Adam tidak melemparkan kesalahan kepada iblis. Adam memberikan contoh kepada kita semua bahwa kalau kita berbuat salah maka akuilah kesalahan itu dan ucapkanlah رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا (Ya Rab kami, kami telah mendzalimi diri-diri kami…” karena berbuat dosa itu hakikatnya adalah mendzalimi diri kita sendiri.

Baca Juga: 7 Keutamaan Hari Jumat, Penciptaan Nabi Adam Hingga Hari Penebus Dosa di Waktu Sebelumnya


Ini pelajaran pertama, jangan suka melemparkan kesalahan kepada orang lain, mencari kambing hitam, seolah-olah kita ingin lepas dari kesalahan itu, seolah kita ingin mengatakan: “Saya sebenarnya tidak salah” padahal sebenarnya salah. Itu percuma. Allah minta pengakuan kita atas dosa. Dan itu juga yang kita sebutkan di dalam sayyidul istighfar.

Kita harus mengakui bahwa kita telah berbuat salah/dosa, tidak usah mencari kambing hitam ataupun menyalahkan atau melemparkan kesalahan kepada orang lain.

Selanjutnya Adam berdoa:


وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ


“Jika Engkau tidak mengampuni kami dan dan tidak merahmati kami, niscaya kami akan termasuk orang-orang yang merugi (yaitu rugi tidak bisa kembali ke surga).”

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengeluarkan Adam dari surga karena satu kesalahan. Sama halnya iblis yang dikeluarkan dari surga karena melakukan satu kesalahan. Dengan satu kesalahan ini layak dan berhak bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mengeluarkan keduanya dari surga. Bagaimana kita dengan makhluk yang banyak melakukan kesalahan, makhluk yang banyak berbuat dosa, banyak pelanggaran yang kita lakukan.

Baca Juga: Ada Apa Pada Tanggal 21 Maret? Ada Tiga Peristiwa Penting, Apa Saja? Simak Jawaban Lengkapnya Disini!


Adam dan iblis hanya melanggar satu hukum, lalu kita melanggar banyak hukum. Pertanyaan kepada diri kita sendiri, layakkah kita berada di surga Allah Subhanahu wa Ta’ala? Jawaban sebenarnya adalah tidak layak, kalau Allah tidak ampuni. Maka itu yang diminta Adam kepada Allah. Adam melupakan iblis yang mungkin menjadi biangkerok semua itu dan Adam fokus minta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan Allah menerima taubat Adam.

Di sini Adam menyebutkan dua hal; “Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami…” Adam meminta ampunan dan rahmat. Beruntung kita anak Adam, bapak kita minta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga kita anak keturunannya mempunya kesempatan untuk kembali ke surga. Kalau Adam tidak minta ampun maka padamlah kita, mungkin kita tidak bisa kembali ke surga.

Adam minta ampun kepada Allah. Adam melupakan dendam ataupun kemarahannya kepada iblis. Ini menunjukkan kepada kita bahwa urusan masuk surga itu ada dua hal yang menentukan; yang pertama adalah kita mendapat ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Baca Juga: 7 Keutamaan Hari Jumat, Penciptaan Nabi Adam Hingga Hari Penebus Dosa di Waktu Sebelumnya

MEMINTA AMPUN KEPADA ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA

Jika ada satu saja dosa yang Allah tidak ampuni, maka kita tidak berhak masuk surga, seberapapun banyak amal yang sudah kita kerjakan.

Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menceritakan tentang orang-orang yang masuk neraka karena hal yang kecil/sepele/remeh, mungkin dianggap sesuatu yang tidak ada. Ada seorang wanita masuk neraka gara-gara seekor kucing. Begitu mahalkah seekor kucing itu sehingga harus masuk neraka dan gagal masuk surga gara-gara seekor kucing? Masalahnya adalah Allah tidak ampuni dia.

Ada pula yang masuk neraka gara-gara mengganggu tetangga dengan lisannya. Dan wanita adalah wanita yang banyak beribadah/beramal, dia shalat malam dan puasa di siang hari. Tapi dia punya kesalahan yang Allah tidak ampuni itu, yaitu dia mengganggu tetangga dengan lisannya.

Ada lagi seorang yang masuk neraka gara-gara ucapan “Allah tidak mengampuni kamu”, itu dia katakan kepada saudaranya yang berbuat dosa. Allah murka dengan ucapan itu, Allah tidak ampuni dia dan Allah justru melemparkannya ke dalam neraka. Padahal dia adalah seorang ahli ibadah. Sementara saudaranya itu suka berbuat dosa, tapi Allah ampuni dan rahmati saudaranya itu, lalu Allah katakan: “Masuklah kamu ke dalam surga dengan rahmatku.”

Baca Juga: Contoh Naskah Khutbah Jumat 4 Maret 2022, Tema: Sya’ban Adalah Pemanasan Ramadhan

Sementara yang rajin ibadah ini Allah lemparkan ke neraka karena satu kesalahan ucapan yang kata Abu Hurairah: “Sungguh demi Allah yang jiwa Abu Hurairah yang berada dari tanganNya, dia telah mengatakan satu perkataan yang menghancurkan dunia dan akhiratnya.”

Gara-gara satu kesalahan, kalau tidak Allah ampuni maka kita tidak layak untuk masuk surga. Seperti bapak kita Adam diusir dari surga karena satu kesalahan. Maka sungguh-sungguhlah minta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena nasib kita sangat bergantung kepada ampunan Allah, apalagi kita ini makhluk yang banyak dosa.

Maka di bulan Ramadhan nanti, dimalam yang ditunggu-tunggu (yaitu lailatul qadar), sungguh-sungguhlah kita membaca doa:


اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي


“Ya Allah Engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Baca Juga: Doa Setelah Salat Tarawih dan Witir Lengkap Dengan Tulisan Arab, Indonesia dan Artinya


MENDAPATKAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA

Mungkin Allah merahmati kita dengan sedikit kebaikan atau dengan banyak kebaikan, kita tidak tahu. Maka banyak-banyaklah berbuat kebaikan, baik itu kebaikan yang besar maupun yang kecil. Banyak orang-orang yang masuk surga dengan kebaikan yang mungkin dianggap kecil. Bahkan termasuk dalam deretan iman yang paling rendah, Nabi mengatakan:


الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ


“Iman itu ada 70 atau 60 sekian cabang. Yang paling tinggi adalah perkataan ‘laa ilaha illallah’ (tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah), yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan, dan sifat malu merupakan bagian dari iman.” (HR. Bukhari no. 9 dan Muslim no. 35).

Lihatlah bahwa ada orang yang masuk surga dengan satu amal, bahkan cabang iman yang paling rendah, yaitu dia menyingkirkan gangguan dari tengah jalan.

Baca Juga: Keutamaan Puasa Sunnah Senin Kamis Beserta Bacaan Niat Dalam Bahasa Arab

Jadi dengan dua hal itu kita berhak masuk ke dalam surga Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Khutbah Kedua:

Jamaah yang dimuliakan Allah, ada perbedaan yang sangat mendasar antara iblis dan Adam. Adam minta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan Allah ampuni. Sementara iblis dia tidak minta ampun kepada Allah, maka Allah tidak ampuni. Dan dia minta sesuatu yang lain, yaitu minta penangguhan. Iblis berkata:


رَبِّ فَأَنظِرْنِىٓ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ


Dia minta hidup sampai hari kiamat. Ini proposal iblis, dan Allah terima proposal itu, Allah terima permintaan iblis itu.


قَالَ إِنَّكَ مِنَ الْمُنظَرِينَ


“Engkau termasuk orang yang diberi penangguhan.” (QS. Al-A’raf[7]: 15)

Yaitu kamu diberi umur panjang, kamu diberi hidup sampai hari kiamat. Seandainya (tapi ini tidak terjadi) iblis minta ampun maka Allah ampuni. Tapi iblis tidak minta ampun kepada Allah, dia justru minta penangguhan. Kenapa demikian, ada apa dengan iblis ini sehingga tidak minta ampun kepada Allah, justru minta penangguhan?

Baca Juga: Daftar 99 Asmaul Husna, Lengkap dalam Bahasa Arab, Latin, dan Artinya

Ini satu perkara sangat buruk yang harus kita hilangkan dari hidup kita, yaitu dendamnya kepada Adam. Inilah akibat kalau kita salah lalu melimpahkan kesalahan kepada orang lain. Karena iblis menganggap itu gara-gara Adam, maka dia dendam kepada Adam sekaligus anak keturunannya. Dan dia bersumpah akan menyesatkan anak Adam. Dan iblis tahu dia tidak akan bisa melampiaskan dendam kecuali dia diberi waktu, maka dia minta penangguhan.

Itulah buruknya dendam, maka jadi orang jangan pendendam. Mulai hari ini singkirkanlah dendam dalam hidup kita, karena dendam itu sangat buruk. Coba lihat iblis dimana dia makhluk pertama yang memperkenalkan dendam kepada semua makhluk. Sebelumnya makhluk (baik itu malaikat, jin dan lain-lain) tidak mengenal dendam hingga iblis yang memperkenalkannya. Maka dendam itu adalah warisan iblis.

Maka jangan jadi orang pendendam. Al-Qur’an justru menganjurkan kita sebaliknya, yaitu menjadi manusia pemaaf. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيْلَ


“Relakanlah dengan cara yang baik.” (QS. Al-Hijr[15]: 85)


وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ


“Maafkan dan relakan, bukankah kamu ingin mengampuni kamu?” (QS. An-Nur[24]: 22)

Baca Juga: Jadwal Puasa Ayyamul Bidh Bulan Maret 2022, Lengkap Dengan Niat Mengerjakannya

Maka jadilah manusia yang pemaaf, dan jangan menjadi manusia pendendam. Karena dendam itu sangat buruk, itulah yang menimpa iblis. Iblis bahkan siap untuk rugi. Orang kalau dendam tidak pikir untung-rugi lagi, bahkan rugi pun dia mau, yang penting dendamnya bisa terbayarkan.

Itulah kalau sudah dendam, sangat-sangat buruk, itu adalah warisan iblis. Maka jangan jadi orang pendendam, wahai kaum muslimin. Jadilah manusia yang pemaaf. Gara-gara dendam iblis tidak minta ampun kepada Allah, justru minta penangguhan. Walaupun dia tahu risikonya tidak bisa kembali lagi ke surga. Itu tidak jadi masalah yang penting dendam terlunaskan.

Mungkin Antum pernah dendam, dan bagaimana kondisinya? Kadang-kadang kita rela rugi yang penting dendam terbayarkan. Itulah yang menimpa iblis, dan itulah yang membedakan iblis dan Adam. Adam tidak dendam kepada iblis dan Adam bisa minta ampun kepada Allah.***

 

Editor: Sunardi Panjaitan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah