Teks Khutbah Jumat Singkat, Tema: Amalan yang Mendatangkan Pintu-Pintu Rezeki

- 18 Maret 2022, 10:19 WIB
Ilustrasi. Berikut ini rangkuman Teks Khutbah Jumat Singkat, Tema: Amalan yang Mendatangkan Pintu-Pintu Rezeki
Ilustrasi. Berikut ini rangkuman Teks Khutbah Jumat Singkat, Tema: Amalan yang Mendatangkan Pintu-Pintu Rezeki /Iva Prime/ Pexels.

JURNAL MEDAN - Berikut ini contoh teks atau naskah khutbah Jumat dengan isi pembahasan Amalan Yang Mendatangkan Pintu-Pintu Rezeki.

Untuk naskah kali ini dikutip dari laman Khotbah Jumat. semoha bermanfaat dan menjadi referensi tepat bagi khatib yang ditugaskan.

Khutbah Pertama:

إِنَّ الحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ؛ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

أَمَّا بَعْدُ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ عِبَادَ اللهِ : اِتَّقُوْا اللهَ ؛ فَإِنَّ مَنِ اتَّقَى اللهَ وَقَاهُ وَأَرْشَدَهُ إِلَى خَيْرِ دِيْنِهِ وَدُنْيَاهُ

Kaum muslimin rahimani wa rahimakumullah,

Khotib mewasiatkan kepada diri khotib pribadi dan jamaah sekalian agar senantiasa bertakwa kepada Allah. Sungguh beruntung dan sukseslah orang-orang yang bertakwa.

Ibadalllah,

Sesungguhnya di antara nama-nama Allah yang indah adalah Ar-Razzaq, Yang Maha Memberi Rezeki. Dialah yang menanggung semua rezeki makhluk yang ada di semesta alam ini.

وَكَأَيِّن مِّن دَابَّةٍ لَّا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Quran Al-Ankabut: 60].

Jika binatang melata saja Allah yang menanggung rezekinya, apalagi manusia. Karena manusia adalah makhluk yang Allah muliakan. Allah dudukkan lebih mulia dari semua makhluk ciptaan-Nya. Tentu manusia lebih-lebih lagi Allah jamin rezeki untuk mereka. Namun demikian, bukan berarti rezeki datang begitu saja tanpa usaha. Harus ada usaha nyata yang dilakukan untuk menjemput rezeki tersebut. Allah Ta’ala memerintahkan manusia untuk mencari rezeki.

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِن رِّزْقِهِ ۖ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” [Quran Al-Mulk: 15].

Karena itulah, kita manusia bertebaran di muka bumi dalam rangka membuka pintu-pintu rezeki. Ada dua cara yang dituntunkan oleh Allah Ta’ala untuk membuka pintu-pintu rezeki tersbut. Ada cara yang sifatnya qadari atau duniawi. Ada juga cara syar’i atau cara mencari karena faktor relijius.

Sebab duniawi, hal ini sudah kita ketahui. Seseorang berprofesi sebagai dokter, pedagang, pegawai, petani, nelayan, dll. Ini adalah sebab-sebab duniawi. Seseorang mencari rezeki dengan usaha mereka. Dengan kemampuan fisik yang telah Allah anugerahkan keapda mereka.

Sebab yang kedua adalah sebab yang sifatnya relijius atau ukhrawi. Yang pertama dari sebab ini adalah doa. Dan doa adalah usaha. Sebagian orang terkadang menyepelekan doa, padahal doa bisa jadi lebih ampuh dari usaha fisik yang dilakukan seseorang. Allah Ta’ala berfirman,

فَابْتَغُوا عِندَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ

“Mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya.” [Quran Al-Ankabut: 17].

Imam asy-Syafi’i rahimahullah mengatkan,

أَتَهزَأُ بِالدُعاءِ وَتَزدَريهِ
وَما تَدري بِما صَنَعَ الدُّعاءُ

Apakah kau meremehkan dan menganggap enteng doa.
Kau tak tahu apa yang bisa dilakukan doa.

Banyak kaum muslimin berdoa, tapi mereka menjadikan doa adalah usaha terakhir. Bukan usaha pertama. Semestinya yang dilakukan oleh seorang muslim adalah berdoa terlebih dahulu. Kemudian ikuti doanya dengan melakukan usahanya nyata.

Ibadallah,

Sebab yang kedua adalah bertakwa kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” [Quran Ath-Thalaq: 2-3].

Mungkin rezeki mendatangi seseorang tanpa ia pikirkan dan rencanakan sebelumnya. Karena apa? Karena dia bertakwa kepada Allah. Karena Dia menaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Jika seseorang mendapatkan rezeki dari jalan yang tak dia sangka-sangka, mudah-mudahan itu sebagai tanda takwanya kepada Allah.

Sebab ketiga adalah menyambung silaturahmi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِيْ رِزْقِهِ، وَيُنْسَاَ لَهُ فِيْ أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ

“Barangsiapa yang suka untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan usianya (dipanjangkan umurnya), hendaklah ia menyambung silaturrahim.” (HR. al-Bukhari).

Ini adalah sebab yang sangat utama dalam membuka pintu-pintu rezeki. Karena kita korbankan waktu dan harta kita untuk menyambung silaturahmi. Kita berikan hadiah kepada kedua orang tua kita. Kepada karib kerabat. Kepada kakak, adik, paman, bibi, dan kerabat dekat lainnya. Kita hubungi dan telepon mereka. Ini semua adalah sebab-sebab yang dapat membuka pintu rezeki.

Betapa banyak orang yang sukses di dunia. Siapapun dia; seorang da’ikah, seorang dokter, wirasuahawan, dll. Dia sukses. Ternyata rahasianya adalah dia menyambung silaturahmi.

Sebab lainnya adalah memerintahkan anak dan istri untuk mengerjakan shalat. Allah ta’ala berfirman,

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” [Quran Thaha: 132].

Perintahkan istri dan anak-anak kita untuk mengerjakan shalat. Perhatikan shalat mereka. Tatkala kita sedang bekerja, atau sedang bersafar, kita telepon istri kita, kita telepon anak kita, kita cek apakah mereka sudah mengerjakan shalat atau belum. Kita ingatkan mereka akan pentingnya shalat di awal waktu. Sungguh ini adalah pintu-pintu rezeki. Allah katakan Dia tidak meminta rezeki kepada kita, bahkan kitalah yang butuh rezeki dari Allah.

Sungguh termasuk kelalaian dan bentuk ketidak-perhatian seorang kepala keluarga adalah dia tidak mengingatkan atau memperhatikan apakah keluarganya sudah shalat atau belum. Dan ini adalah pintu rezeki.

Ibadallah,

Pintu rezeki yang lainnya adalah sedekah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

“Sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim no. 2588).

Memang, secara kasat mata seseorang yang menyedekahkan uangnya, uangnya akan berkurang. Tapi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa sedekah tidak mengurangi harta. Kita imani sabda nabi ini. Kita benarkan beliau. Lalu, bagaimana cara uang dan harta itu bertambah? Semuanya kita serahkan kepada Allah Ta’ala. Karena Allah Ta’ala sendiri yang menyebut sedekah itu dengan sebutan meminjami Allah. Artinya Allah pasti membayar pinjaman-Nya.

مَّن ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ۚ وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” [Quran Al-Baqarah: 245].

Allah namakan sedekah dengan pinjaman, supaya hamba-hamba-Nya tahu bahwa Dia pasti akan mengembalikan uangnya. Allah akan memberi ganti kepada-Nya. Bahkan melipat-gandakannya. Sebagaimana ketika ada seorang yang kaya raya, mungkin suatu waktu dompetnya tertinggal. Di sana ada kartu-kartu yang ia gunakan untuk melakukan transaksi. Karena tertinggal ia meminjam uang dengan kita. Kita tahu ia seorang yang kaya raya, yang tidak mungkin tidak membayar pinjamannya. Kemudian dengan yakin kita meminjami. Saat membayar, orang tersebut akan berterima kasih, dan melebihkan uang hutangnya.

Karena itu, seorang hamba janganlah ragu. Allah itu al-Ghani Maha Kaya, asy-Syakur Maha Bersyukur, dan Dia al-Jawwad Maha Dermawan. Dia akan memberikan balasan yang berlipat bagi orang yang melakukan kebaikan.

Dalam sebuah hadits qudsi, Allah Ta’ala berfirman,

قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَا ابْنَ آدَمَ أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ

“Allah Tabaraka wa Ta’ala: Wahai anak Adam, berinfaklah, Allah akan mengganti infakmu.” (HR. Bukhari no. 4684 dan Muslim no. 993).

Karena itu, hendaknya seseorang berusaha menempuh cara-cara menjemput rezeki yang sifatnya syar’i ini. Karena bisa jadi cara-cara seperti ini jauh lebih ampuh dalam menjemput rezeki dibanding cara-cara duniawi.

أَقُوْلُ هَذَا القَوْلِ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.

***

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah