Contoh Khutbah Jumat Singkat Tema: Jenis Amal Jariyah Yang Tidak akan Pernah Terputus

- 19 Maret 2022, 21:25 WIB
Contoh Khutbah Jumat Singkat Tema: Jenis Amal Jariyah Yang Tidak akan Pernah Terputus
Contoh Khutbah Jumat Singkat Tema: Jenis Amal Jariyah Yang Tidak akan Pernah Terputus /Foto: Musholla Roxy Situbondo. Ahmad Fiqi Pruba/JURNAL MEDAN

  JURNAL MEDAN - Berikut contoh teks khutbah JUmat singkat dengan isi pembahasan Jenis Amal Jariyah Yang Tidak akan Pernah Terputus.

Naskah khutbah Jumat singkat kali ini di kutip dari laman PabrikMasjid.

Khutbah Jumat merupakan syarat sah bagi pelaksanaan shalat Jumat menurut pendapat mayoritas ulama.

Untuk bisa melaksanakan khutbah Jumat dengan benar sebagaimana dituntunkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Contoh Naskah Ceramah Kultum Ramadhan Singkat Malam Kedua Puasa 2022, Tema: Keberuntungan yang Besar

Maka perlu memenuhi sejumlah syarat sebagaimana diterangkan oleh para ulama.

Berikut ini syarat khutbah Jumat yang perlu diketahui oleh calon khatib:

- Khatib harus laki-laki

- Khatib harus suci dari hadas besar maupun kecil.

- Khatib harus menutup aurat.

- Khatib harus berdiri bila mampu.

- Khutbah harus dilakukan pada saat dzuhur usai azan ke-2 shalat Jumat

Berikut naskah khutbah Jumat singkat tema Jenis Amal Jariyah Yang Tidak akan Pernah Terputus selengkapnya:

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَتَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Segala puji kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menganugerahkan segala nikmat-Nya yang tiada batas kepada kita semuanya.

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat, Isi Materi Pahala Puasa di Bulan Syaban dan Keutamaan di Dalamnya

Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi kita yang mulia, Muhammad ﷺ, keluarganya, para sahabatnya dan siapa saja yang mengikuti sunnah beliau ﷺ dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.

Kami berwasiat kepada diri kami pribadi dan kepada jamaah shalat Jumat sekalian, marilah kita senantiasa berusaha bertakwa kepada Allah Ta’ala di mana pun kita berada, dengan melaksanakan perintah-Nya semaksimal kemampuan kita dan juga dengan menjauhi segala larangan-Nya.

Amal Jariyah Amal yang Tidak Terputus
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Di antara nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sangat agung kepada hamba-hamba-Nya yang beriman adalah Allah membuka untuk mereka berbagai kebaikan dalam jumlah yang sangat banyak.

Kaum mukminin yang mendapatkan taufik, mengamalkan berbagai kebaikan tersebut. Di antara berbagai kebaikan itu ada yang pahalanya terus mengalir setelah dia meninggal dunia.

Mereka telah berpindah dari dunia yang merupakan lahan amal, namun pahalanya tidak terputus, derajatnya terus meningkat, kebaikannya terus berkembang dan pahalanya terus berlipat ganda padahal dia berada di kuburnya.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Singkat, Tema: Amalan yang Mendatangkan Pintu-Pintu Rezeki

Betapa mulianya orang mukmin yang diberi taufik untuk mengamalkan amal shaleh yang dikenal dengan amal jariyah. Betapa berkah hidupnya dan betapa bagus tempat kembalinya.

Luasnya Pilihan Amal Jariyah
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Amal jariyah banyak variannya, bukan hanya tiga jenis amal yang telah kita kenal selama ini sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,

إِذَا مَاتَ الإنْسَانُ انْقَطَعَ عنْه عَمَلُهُ إِلَّا مِن ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِن صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو له

”Apabila seseorang meninggal dunia, terputuslah amalnya dari dirinya kecuali dari tiga amal: shadaqah jariyah, atau ilmu yang dimanfaatkan atau anak shaleh yang mendoakannya.”

Sebenarnya ada hadits lainnya yang menyebutkan tentang amal jariyah. Kita bahas secara ringkas mengingat waktu yang terbatas.

Sedekah jariyah

Yang dimaksud dengan sedekah jariyah adalah wakaf kebaikan. Selama wakaf tersebut masih dimanfaatkan oleh manusia, maka pahalanya terus menerus mengalir kepada orang yang berwakaf. Wakaf dalam kebaikan ada berbagai macam bentuknya. Di antaranya:

Mencetak mushaf al-Quran dan membagi-bagikannya. Termasuk juga mencetak kitab-kitab hadits seperti Shahih al-Bukhari dan Muslim, serta seluruh kitab sunnah shahih lainnya.

Baca Juga: Contoh Khutbah Jumat Singkat 18 Maret 2022, Tema: Keutamaan Datang Sholat Jumat Lebih Awal

Juga mencetak dan mendistribusikan berbagai rekaman islami dan segala sarana ilmiah yang bisa dimanfaatkan oleh manusia dan bisa dipakai untuk menyebarkan kebaikan.

Membangun masjid hanya berharap ridha Allah Ta’ala. Termasuk di dalamnya wakaf tempat shalat ‘Id, membangun Islamic Center, lembaga pendidikan dan pengajaran dan semisalnya.

Membangun rumah-rumah penginapan dan mewakafkannya untuk Ibnu Sabil (musafir yang kehabisan bekal) dan siapa saja yang butuh tempat bernaung. Menggali sumur untuk sumber air minum, pengairan dan bercocok tanam. Hal ini berdasarkan hadist Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,”Rasulullah ﷺ bersabda,

”Sesungguhnya di antara amal dan kebaikan seorang mukmin yang sampai kepadanya setelah kematiannya adalah ilmu yang dia ajarkan dan sebarkan, anak shalih yang dia tinggalkan dan mushaf yang dia wariskan.

Atau masjid yang dia dirikan, rumah untuk Ibnu sabil yang dia dirikan, atau sungai yang dia alirkan atau sedekah yang dia keluarkan saat dia sehat di masa hidupnya, itu akan sampai kepadanya setelah kematiannya.”

[Hadits riwayat Ibnu Majah no. 242. Al-Albani menyatakan hadits ini shahih di dalam Shahih At-Targhib (77, 112, 275)]

Memperbaiki jalan juga termasuk sedekah jariyah. Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata,”Memperbaiki jalan termasuk sedekah jariyah. Ketika seseorang memperbaiki jalan, menyingkirkan semua yang membahayakan dari jalan dan orang-orang terus menerus mendapatkan manfaat dengan perbaikan jalan tersebut, maka ini termasuk sedekah jariyah.

Kaidah dalam sedekah jariyah adalah setiap amal shaleh yang terus berlanjut pada seseorang setelah kematiannya.” [Syarh Riyadhus Shalihin, 5/438][i]

Ilmu yang dimanfaatkan

Syaikh Abdul Qadir As-Saqqaf menyatakan bahwa adanya ketentuan ilmu yang dimanfaatkan dalam hadits ini karena ilmu yang tidak dimanfaatkan orang lain tidak mendatangkan pahala kepada pemiliknya setelah kematiannya.[ii]

Kadang juga muncul pertanyaan, apakah ilmu yang disebut dalam hadits ini adalah ilmu syar’i saja ataukah ilmu dunia juga termasuk di dalamnya?

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah saat ditanya hal ini menjawab bahwa yang zhahir atau terlihat jelas adalah bahwa hadits tersebut bersifat umum. Setiap ilmu yang dimanfaatkan maka dia akan mendapatkan pahalanya.

Namun yang paling utama dan paling tinggi nilainya adalah ilmu syar’i. Andaikan kita asumsikan seseorang meninggal dunia sementara dia telah mengajar sebagian orang tentang suatu keahlian bekerja atau profesi yang mubah, lalu orang-orang memanfaatkan ilmu yang dia ajarkan, maka pahalanya sampai kepadanya dan dia diberi pahala atas dasar hal itu. [Liqa’ Al-Bab Al-Maftuh, 16/117][iii]

Anak shaleh yang mendoakannya

Syaikh Alawi bin Abdul Qadir As-Saqqaf menjelaskan,”Yang dimaksud anak shaleh adalah orang mukmin. Dibatasinya anak di sini dengan anak yang shaleh karena pahala tidak diperoleh dari selain anak shaleh.

Sedangkan disebutkannya “yang mendoakannya” adalah sebagai motivasi bagi sang anak agar mendoakan kedua orang tuanya.

Ada yang berpendapat bahwa orang tua mendapatkan pahala dari amal shaleh sang anak, baik anak tersebut mendoakannya atau pun tidak.

Ini sebagaimana orang yang menanam pohon. Dia diberi pahala atas setiap buahnya yang dimakan, baik orang yang memakan buah dari pohon tersebut mendoakannya atau pun tidak.[iv]

Menanam pepohonan yang berbuah.

Hal ini berdasarkan hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,

مَا مِن مُسلم يَغرِسُ غَرْسًا أو يَزرَعُ زَرْعًا فيأكُلُ مِنه طَيرٌ أو إنسَانٌ أو بهيْمَةٌ إلا كان لهُ بهِ صَدقَةٌ

”Tidak seorang Muslim pun yang menanam bibit pohon (pohon kecil) atau menabur benih di tanah, lalu burung atau manusia atau binatang memakan darinya kecuali hal itu menjadi sedekah baginya.”

[Hadits riwayat Al-Bukhari no. 2320 dan Muslim no. 1553]

Kemudian dalam hadits Jabir radhiyallahu ‘anhu ia berkata,”Rasulullah ﷺ bersabda,

ما من مسلم يغرس غرْسًا، إلاَّ كان ما أُكِل منه له صدَقة، وما سُرِق منه له صدقة، وما أكَل السَّبُع منه فهو له صدقة، وما أَكَلتِ الطَّيْر فهو له صدقة، ولا يَرْزَؤه – أي ينقصه ويأخذ منه – أحدٌ، إلاَّ كان له صدقة

”Tidak seorang mukmin pun yang menanam suatu bibit pohon kecuali apa saja yang dimakan darinya merupakan sedekah bagi dia, apa saja yang dicuri darinya adalah sedekah baginya, apa saja yang dimakan binatang adalah sedekah baginya, apa saja yang dimakan burung adalah sedekah baginya dan apa saja yang diambil seseorang darinya adalah sedekah baginya.” [Hadits riwayat Muslim 1552][v]

Dakwah kepada kebaikan dengan hikmah dan nasehat yang baik.

Berdakwah di jalan Allah juga merupakan amal jariyah. Hal ini berdasarkan hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

مَن دعا إلى هدى، كان له من الأجْر مثل أجور مَن تَبعه، لا يَنْقص ذلك من أجورهم شيئًا، ومَن دعا إلى ضلالة، كان عليه من الإثم مثل آثام مَن تَبعه، لا يَنقص ذلك من آثامهم شيئًا

”Siapa saja yang menyeru kepada petunjuk maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya. Hal itu tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun.

Dan siapa saja yang meyeru kepada kesesatan maka baginya dosa seperti dosa orang-orang yang mengikutinya. Hal itu tidak mengurangi dosa mereka sedikit pun.” [Hadits riwayat Muslim no. 2674]

dan dalam hadits yang lain, Rasulullah ﷺ bersabda,

مَن دلَّ على خير، فله مثل أجْر فاعله

”Siapa saja yang menunjukkan kepada kebaikan maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pelaku kebaikan tersebut.” [Hadits riwayat Muslim no. 1893]

Imam Al-Munawi rahimahullah berkata,

أي هذه الأعمال يجري على المؤمن ثوابُها من بعد موته، فإذا مات انقطَع عمله إلاَّ منها

”Maksudnya, amal-amal ini pahalanya terus mengalir kepada orang mukmin setelah kematiannya. Bila dia meninggal, semua amalnya terputus kecuali amal-amal ini.” [Faidhul Qadir 2/540][vi]

Demikianlah sejumlah amal jariyah yang bila dilakukan oleh seorang mukmin dengan mengharap ridha Allah Ta’ala semata, dengan cara yang sesuai syariat, maka pahalanya akan terus mengalir kepada para pelakunya setelah kematiannya.

Memilih Pilihan Amal Jariyah Sesuai Kemampuan

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Ada sekian banyak varian pilihan amal shalih yang telah diinformasikan oleh Nabi Muhammad ﷺ kepada kita. Sekarang kembali kepada diri kita masing-masing.

Dari sekian amal jariyah ini, manakah yang mampu dan memungkinkan kita lakukan? Kita tidak diwajibkan untuk melaksanakan semua amal tersebut. Namun kita dihasung dengan kuat agar melakukannya demi kebaikan kita sendiri di akhirat nanti.

Kita takar kemampuan maksimal yang kita miliki dan kita lihat kemungkinan melakukannya. Bila mampu dan mungkin dilakukan semuanya, maka itu merupakan karunia Allah Ta’ala yang sangat besar kepada seorang mukmin.

Bila tidak mampu seluruhnya, maka dilakukan yang sesuai kemampuan. Yang penting tujuannya hanyalah mengharap ridha Allah Ta’ala semata. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

فَاتَّقُوا اللّٰهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ

”Maka bertakwalah kepada Allah semaksimal kemampuan kalian.”[At-Taghabun: 16]

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الصَّادِقِ الْوَعْدِ الْأَمِيْنِ، وَعَلٰى إِخْوَانِهِ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَارْضَ اللهم عَنْ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَآلِ الْبَيْتِ الطَّاهِرِيْنَ، وَعَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنِ الْأَئِمَّةِ الْمُهْتَدِيْنَ، أَبِيْ حَنِيْفَةَ وَمَالِكٍ وَالشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَعَنِ الْأَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ،

فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ فَاتَّقُوْهُ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَاتَّقُوْهُ يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

***

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah