Contoh Khutbah Jumat Tema Muhasabah Diri di Bulan Ramadhan

- 28 Maret 2022, 12:18 WIB
Contoh Khutbah Jumat Tema Muhasabah Diri di Bulan Ramadhan. Foto: Suasana Sholat Jumat di Masjid Al Hikam, Desa Awar-Awar, Kecamatan Asembagus Situbondo, Jawa Timur, 25 Maret 2022.
Contoh Khutbah Jumat Tema Muhasabah Diri di Bulan Ramadhan. Foto: Suasana Sholat Jumat di Masjid Al Hikam, Desa Awar-Awar, Kecamatan Asembagus Situbondo, Jawa Timur, 25 Maret 2022. /Ahmad Fiqi Purba/jurnal medan

Maka siapa pun hendaklah muhasabah diri, baik orang yang bodoh maupun orang yang berilmu karena manfaat yang besar seperti yang telah disebut di atas. Sebelum beramal hendaklah kita bermuhasabah, begitu pula setelah kita beramal, kita bermuhasabah pula. Jangan sampai amal kita menjadi,

عَامِلَةٌ نَاصِبَةٌ، تَصْلَى نَارًا حَامِيَةً

Artinya: “Bekerja keras lagi kepayahan, malah memasuki api yang sangat panas (neraka).” (QS. Al-Ghasyiyah: 3-4). Kata Ibnu Katsir rahimahullah, seseorang menyangka telah beramal banyak dan merasakan kepayahan, malah pada hari kiamat ia masuk neraka yang amat panas. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7:549)

Bagaimana Cara Muhasabah?

1. Mengoreksi diri dalam hal wajib, apakah punya kekurangan ataukah tidak.

Karena melaksanakan kewajiban itu hal pokok dalam agama ini dibandingkan dengan meninggalkan yang haram.

2. Mengoreksi diri dalam hal yang haram, apakah masih dilakukan ataukah tidak.

Contoh, jika masih berinteraksi dengan riba, maka ia berusaha berlepas diri darinya. Jika memang pernah mengambil hak orang lain, maka dikembalikan. Kalau pernah mengghibah orang lain, maka meminta maaf dan mendoakan orang tersebut dengan doa yang baik. Dalam perkara lainnya yang tidak mungkin ada koreksi (melainkan harus ditinggalkan, seperti minum minuman keras dan memandang wanita yang bukan mahram), maka diperintahkan untuk bertaubat, menyesal dan bertekad tidak mau mengulangi dosa itu lagi, ditambah dengan memperbanyak amalan kebaikan yang dapat menghapus kejelekan. Allah Ta’ala berfirman,

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ ۚ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّاكِرِينَ

Artinya: “Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (QS. Hud: 114)

Halaman:

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah