Dan marilah kita senantiasa meningkatkan taqwa kita kepada Allah, tentu hakikat taqwa itu adalah melakukan ketaatan kepada Allah.
Pertama kita tidak melakukan maksiat kepadanya yang kedua adalah taqwa itu adalah bagaimana kita selalu ingat kepada Allah dan tidak melupakannya dan yang ketiga adalah kita senantiasa bersyukur dan tidak menjadi kufur akan nikmat Allah.
“Jangan lihat kecilnya perbuatan maksiat, tapi lihatlah siapa yang kita maksiati.” (Bilal bin Sa’ad RA).
Ya, sering kali kita merasa “hanya” melakukan maksiat kecil, berbuat dosa tanpa merasa bersalah.
Kita menyepelekan perbuatan yang kita anggap sebagai dosa kecil, dan kita pun menjadi permisif, melakukan pembenaran.
Baca Juga: Contoh Kultum Ramadhan 2022 Singkat Namun Menyentuh Hati, Tema: Air Mata Pemadam Api Neraka
Kita lupa siapa yang kita maksiati. Bukankah kita telah bermaksiat kepada Allah SWT? bayangkan, kita telah bermaksiat kepada Tuhan pemilik langit dan bumi! Kita bermaksiat sedangkan Allah Maha Menyaksikan!
Kita bermaksiat kepada Allah yang sangat keras azab-Nya! dan hal yang kecil di mata kita, boleh jadi merupakan perkara besar di mata Allah SWT!
Ah, betapa sering kita melalaikan shalat, menunda-nunda shalat, padahal Allah SWT telah berfirman: “Celakalah orang yang shalat, yaitu orang yang lalai terhadap sholatnya…” (Al-Ma’un: 4-5)
Atau mungkin kita sering kali membanggakan amalan kita, menyebut-nyebutnya, padahal sungguh Allah membenci perbuatan sombong dan riya.