Teks Khutbah Jumat Ramadhan Terbaik, Tema: Keistimewaan Bulan Ramadhan Lengkap dengan Link Download PDF

- 7 April 2022, 10:51 WIB
Teks Khutbah Jumat Ramadhan Terbaik, Tema: Keistimewaan Bulan Ramadhan Lengkap Dengan Link PDF
Teks Khutbah Jumat Ramadhan Terbaik, Tema: Keistimewaan Bulan Ramadhan Lengkap Dengan Link PDF /Pixabay.com/syaifulptak57

JURNAL MEDAN - Contoh Teks khutbah Jumat dengan tema keistimewaan bulan Ramadhan yang baik disampaikan oleh khatib.

Naskah khutbah Jumat ini akan membahas tentang tujuan disyariatkannya puasa bagi kaum muslimin agar jamaah bisa mendapatkan pengetahuan baru tentang bulan Ramadhan.

Khutbah Jumat sendiri merupakan salah satu rukun dalam sholat Jumat yang dilaksanakan seminggu sekali.

Baca Juga: Teks Kultum Tarawih Terbaru, Singkat dan Penuh Motivasi, Tema: Kiat Sukses di Bulan Ramadhan

Keistimewaan yang terdapat di dalam Ramadhan harus didapatkan oleh setiap kaum muslimin dengan memperbanyak amalan sunah.

Di setiap Ramadhan penceramah juga akan banyak menyampaikan tentang keistimewaan yang terdapat di bulan Ramadhan.

Dan menyeru untuk tidak lalai dengan kesibukan sehari-hari dan meninggalkan ibadah sunnah yang pahalanya disetarakan dengan amalan wajib di luar Ramadhan.

Baca Juga: Jadwal Acara Trans TV Hari Ini, Kamis 7 April 2022: Ada Ramadhan Itu Berkah, Street King dan Power Ranger

Demikian juga dengan khutbah Jumat, khatib bisa mengajak jamaah sholat untuk lebih memperbanyak ibadahnya dengan menyampaikan tema khutbah ini.

Berikut ini teks khutbah Jumat lengkap dengan tema keistimewaan di dalam Ramadhan yang juga bisa di download melalui link PDF di akhir artikel ini dikutip dari laman ngaji.id.

Muqaddimah

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

Baca Juga: Ramalan Zodiak Leo Hari Ini Kamis 7 April 2022: Kondisi Kamu Damai Sekarang, Keluarga Penuh Energi Positif

Ummatal Islam,

Sesungguhnya datangnya bulan Ramadhan adalah merupakan sesuatu yang menggembirakan hati kaum Mukminin. Karena di bulan tersebut merupakan kesempatan besar untuk memperbaiki diri, merupakan kesempatan besar untuk mensucikan hati. Dengan berada di bulan Ramadhan seorang hamba berusaha untuk membiasakan kebaikan-kebaikan, senantiasa diatas ketaatan, diatas puasa, diatas membaca al-quran, diatas sholat malam, demikian pula kebaikan dan ketaatan-ketaatan yang lainnya.

Ummatal Islam,

Oleh karena itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala mensyariatkan puasa untuk menimbulkan ketakwaan, Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴿١٨٣﴾

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa“. (QS. Al-Baqarah[2]: 183)

Baca Juga: Jadwal Imsak, Buka Puasa, dan Waktu Sholat Kota Malang Hari Ini, 7 April 2022

Itulah tujuan dari pensyari’atan puasa, agar menimbulkan ketakwaan kepada Allah. Ketika kita di bulan Ramadhan, Allah menempa kita dengan puasa, menahan diri daripada lapar dan dahaga, sehingga kita pun terbiasa diatas kesabaran didalam menaati Allah, terbiasa diatas kesabaran dalam meninggalkan kemaksiatan-Nya.

Ketika kita telah berusaha mengoptimalkan kesabaran kita di bulan Ramadhan, maka itu adalah merupakan perkara yang terbesar dan sebab terbesar akan keberhasilan menuju ketakwaan di dalam diri seorang hamba.

Ummatal Islam,

Allah Subhanahu wa Ta’ala menginginkan dari bulan Ramadhan ini untuk merahmati hamba-hambaNya. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan dalam Hadits yang Shahih yang dikeluarkan oleh Imam At-Tirmidzi, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ، وَذَلِكَ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ

“Dan Allah memiliki hamba-hamba yang Allah merdekakan dia disetiap malam bulan Ramadhan”. (HR. Tirmidzi)

Disetiap malam bulan Ramadhan, Allah memerdekakan hamba-hamba-Nya dari api neraka. Sungguh sesuatu yang sangat besar, yang tetunya Allah berikan kepada hamba-hambaNya, kesempatan emas untuk dimerdekakan dari api neraka adalah merupakan tujuan setiap Mukmin, bahkan cita-cita terbesar dan keinginan yang terbesar dari seorang Mukmin.

Oleh karena itulah para Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dengan datangnya bulan Ramadhan, mereka bersukacita,

يهنئ بعضهم بعضا

“Memberikan selamat satu sama lainnya dengan kedatangan bulan yang mulia ini”

Ummatal Islam,

Nun di sana, ada orang-orang yang dengan datangnya bulan Ramadhan ternyata hatinya begitu berat. Ia merasa berat dengan datangnya bulan Ramadhan, karena keinginan dia yang terbesar adalah dunia, keinginan yang terbesar dia ialah syahawat, keinginan dia yang terbesar adalah perut dan kemaluanNya, sehingga bagi dia Ramadhan sesuatu yang berat dimatanya. Maka apabila ketika hati kita menginginkan syahawat itu lebih besar daripada kehidupan akhirat, pastilah puasa Ramadhan itu beban bagi hidupannya.

Kita tidak ingin hal seperti itu terjadi, kita ingin ketika datangnya bulan yang mulia ini, hati kita bergembira. Karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ سَرَّتْهُ حَسَنَاتُهُ وَسَاءَتْهُ سَيِّئَاتُهُ فَهُوَ الْمُؤْمِنُ

“Siapa yang merasa bergembira dengan amalan soleh dia dan siapa yang merasa bersedih hati dengan amalan keburukan dia, maka tanda bahwa ia adalah seorang Mukmin” (HR. Tirmidzi)

Itulah tanda seorang Mukmin. Dia bergembira dengan kebaikan-kebaikan dan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan bergembira dengan syahawat, bukan bergembira dengan hawa nafsu, bukan bergembira dengan kehidupan dunia belaka.

Ummatal Islam,

Maka dari itu marilah kita bergembira dengan melihat bulan Ramadhan ini sebagai sebuah kesempatan emas untuk memperbaiki diri kita dan jiwa kita, membersihkan dan mensucikan hati kita, agar kita bersungguh-sungguh meniti jalan menuju surga.

Ummatal Islam,

Nun di sana juga ada orang-orang yang menyambut bulan Ramadhan dengan perkara yang tidak disyariatkan, diantaranya banyak kaum Muslimin berbondong-bondong pergi ke kuburan, padahal Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لَا تَتَّخِذُوا قَبْرِي عِيدًا

“Jangan kamu jadikan kuburanku sebagai I’ed” (HR Ahmad No. 8804, Abu Dawud No. 2042 dengan sanad yang shahih).

Apa yang dimaksud dengan “I’ed”? Yaitu sesuatu yang berulang, baik setiap sebulan sekali atau setahun sekali atau seminggu sekali dan berkumpul-kumpul disana. Oleh karena itu Al Imam Al-Munawi dalam kitab Faidhul Qadir Syarah Jamius Shaghir berkata: ‘Diambil faidah dari hadits tersebut bahwasanya berkumpul-kumpulnya orang-orang di kuburan-kuburan diwaktu yang telah dikhususkan, baik sebulan sekali atau setahun sekali, bahwa itu perkara yang dilarang dalam syariat’.

Namun anehnya ini menjadi sebuah kebiasaan yang dianggap katanya adat istiadat yang perlu dilumrahi, padahal Rasulullah telah melarangnya ya Ummatal Islam. Tidak layak setiap yang mengaku dirinya pengikut Rasul, untuk membuat-buat ibadah yang ternyata ibadah itu dilarang oleh Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Benar, bahwa ziarah kubur disarankan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda:

زوروا القبور ؛فإنها تذكركم الآخرة

“Berziarah kuburlah karena itu mengingatkan kalian kepada kehidupan akhirat”. (HR. Ibnu Maajah no.1569)

Namun Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang kita untuk mengkhususkan suatu waktu untuk berziarah kubur dalam haditsnya tersebut. Maka ketika dikhususkan berziarah kubur sebelum Ramadhan atau setelah Idul fitr, berarti kita sudah mengkhususkan waktu tersebut dan menjadikan kuburan sebagai I’ed, dimana di sana kaum Muslimin pun berkumpul.

Saudaraku, kewajiban kita adalah untuk tunduk kepada perintah Allah dan RasulNya dan menjauhi larangan-laranganNya.

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّـهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ

“Tidak layak bagi seorang Mukmin atau Mukminah apabila Allah dan RasulNya telah memberikan keputusan, ia mencari alternatif yang lain selain itu“. (QS. Al-Ahzab[33]: 36)

Tidak layak saudaraku, karena kewajiban seorang Mukmin adalah taat kepada Allah dan RasulNya.

أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم

Bagi yang ingin mendownload teks khutbah Jumat ini dalam bentuk PDF silahkan KLIK DI SINI.

Demikian contoh naskah khutbah Jumat terbaik kali ini yang mengangkat tema keistimewaan bulan Ramadhan, semoga bermanfaat.***

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah