Kultum Ramadhan, Deretan Tanda-tanda Kebahagiaan dan Kesengsaraan Seorang Hamba Allah

- 13 April 2022, 04:36 WIB
Kultum Ramadhan, Deretan Tanda-tanda Kebahagiaan dan Kesengsaraan Seorang Hamba Allah
Kultum Ramadhan, Deretan Tanda-tanda Kebahagiaan dan Kesengsaraan Seorang Hamba Allah /Instagram @pemuda.ibadurrahman

JURNAL MEDAN - Berikut ini materi kultum Ramadhan yang bisa dijadikan sebagai bahan ceramah sekaligus berbagi ilmu di bulan berkah.

Kultum Ramadhan kali ini akan membicarakan tentang tanda kebahagiaan dan kesengsaraan seorang hamba Allah.

Al-Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh pernah berkata: Diantara tanda-tanda kebahagiaan dan keberuntungan seorang hamba itu adalah:

Baca Juga: Ini Benang Merah Cerita Nabi Syam'un dengan Malam Lailatul Qadar, Samson yang Bertaubat di Malam Seribu Bulan

1. Setiap kali dia bertambah ilmunya, maka semakin bertambah pula ketawadhu’annya dan rahmatnya (kasih sayangnya kepada orang lain).

2. Setiapkali bertambah amalannya, maka semakin bertambah al-khouf (rasa takutnya) dan kewaspadaannya (terhadap pengawasan Alloh terhadap dirinya).

3. Setiapkali bertambah umurnya, maka sikap rakusnya (ambisinya terhadap dunia) semakin berkurang.

4. Setiap kali bertambah hartanya (kekayaannya), maka semakin bertambah kemurahan hatinya dan pengorbanannya (dengan harta kekayaannya tersebut).

Baca Juga: Teks Khutbah Idul Fitri 2022, Dilengkapi Khutbah I dan II, Tema: 3 Pendidikan dari Ramadhan

5. Dan setiap kali bertambah kedudukan dan kehormatannya, maka semakin bertambah pula kedekatannya dengan manusia (dengan rakyat kecil).

Ianjuga semakin rajin memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka (orang kurang mampu), dan semakin bersikap tawadhu’ (rendah hati) terhadap mereka.

Adapun diantara tanda-tanda kesengsaraan seorang hamba itu adalah:

1. Setiap kali dia bertambah ilmunya, maka semakin bertambah pula kesombongannya dan kecongkakannya.

Baca Juga: Apa Itu Malam Lailatul Qadar yang Dinantikan Umat Muslim? Ini Jawabannya Menurut Al Quran dan Hadis Sahih

2. Setiap kali bertambah amalannya, maka semakin bertambah kebanggaannya (terhadap dirinya sendiri), semakin merendahkan atau meremehkan orang lain, dan semakin Husnudzon (baik sangka) yang berlebihan terhadap dirinya sendiri.

3. Setiap kali bertambah umurnya, semakin bertambah pula sikap rakusnya (ambisinya terhadap perkara dunia).

4. Setiap kali bertambah hartanya (kekayaannya), maka semakin bertambah kebakhilan/kekikirannya (tidak mau menginfakkan hartanya di jalan Alloh).

5. Dan setiap kali bertambah kedudukan dan kehormatannya, maka semakin bertambah kesombongannya.

Baca Juga: Ciri-ciri Malam Lailatul Qadar, Malam yang Disembunyikan Allah Agar Kita Ibadah Sungguh-sungguh kepada-Nya

Semua perkara tersebut di atas adalah suatu bala’ (cobaan) dan imtihan (ujian) dari Allah yang ditimpakannya kepada para hamba-Nya.

Maka dengan itu semua, sebagian kaum berbahagia dan beruntung karenanya, dan sebagian kaum yang lainnya sengsara karenanya.

Sumber: Kitab Fawaidul Fawaid (hal. 357), karya Al-Imam Ibnul Qoyyim rohimahuloh, penerbit: Dar Ibnul Jauzy, thn. 1433 H). ***

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah