Teks Ceramah atau Kultum Ramadhan, Mencari dan Meraih Lailatul Qadar di Sepuluh Malam Terakhir

- 20 April 2022, 19:09 WIB
Ilustrasi Teks Kultum Ramadhan Tema Mencari Lailatul Qadar di Sepuluh Malam Terakhir
Ilustrasi Teks Kultum Ramadhan Tema Mencari Lailatul Qadar di Sepuluh Malam Terakhir /Pexels/ Konevi

 

JURNAL MEDAN - Berikut naskah ceramah atau kultum dengan isi materi Mencari dan Meraih Malam Lailatul Qadar di Sepuluh Malam Terakhir.

Seperti yang dikatahui, lailatul Qadar merupakan hal yang amat sangat di nanti oleh umat islam diseluruh dunia.

Sebab, Lailatul qodar itu menurut beberapa hadist, ia akan turun setiap bulan ramadhan dan berada pada malam malam ganjil.

Namun bukan hanya berpatokan pada lailatul qadar, sebaiknya umat islam menunggunya sejak malam tanggal satu ramadhan dengan meningkatkan ibadah.

Baca Juga: Kultum Ramadhan 2022 Singkat, Tema: Istighfar Sebuah Jawaban Atas Segala Permasalahan

Hadis menjelaskan bahwa lailatul qoadar in syaa Allah berada pada sepuluh malam terakhir.

Dari Aisyah radhillahu ‘anha pula bahawasanya Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Carilah lailatul-qadri itu dalam malam ganjil dari sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.

Yakni malam ke 21,23, 25, 27 dan 29. (Riwayat Bukhari) Kutipan dari Kitan Riyadhus-Sholihin.

Berikut Naskah Ceramah atau Kultum Tema, Mencari dan Meraih Lailatul Qadar di Sepuluh Malam Terakhir.

Baca Juga: 5 Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar, Tingkatkan Ibadah di Sepuluh Malam Terakhir Ramadhan 1443 H atau 2022

Materi Kultum.

بسم الله الرَحمن الرّحيم السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ

الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَافِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ

Kaum Muslimin wal-Muslimat yang Rahimakumullah, Mari kita senantiasa memupuk jiwa kita dengan Taqwallah, yakni Taqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, iaitu mengerjakan perintah Allah dan mebnjauhi segala larangannya. Puji dan bersyukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah atas segala rahmat dan nikmatNya yang senatiasa Allah anugerahkan kepada kita, shalawat dan salam Allah semoga tetap tercurahkan ke haribaan nabi agung Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam.

Ma’asyirol muslimuin yang berbahagia melalui kesempatan kali ini kami akan sampaikan Tema kita adalah Tentang Mnecari Lailatul- Qadar Pada Sepuluh Malam Terakhir.

I’tikaf Pada Sepulum Malam Terakhir

Jam’ah yang berbahagia, Sebaiknya kita usahakan semeksimal mungkin untuk bei’tikaf di sepuluh malam terakhir bulan ramadhan untuk menghidup-hidupkan malam yang mulia, karena di sa’at-sa’at itulah kemungkinan besara kita akan dapatakan lailatul-qadar, dan hal ini biasa dilakukan oleh baginda nabi agung Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana diterangkan :

وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : كَانَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ يُجَاوِرُ فِيْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ وَيَقُوْلُ : تَحَرُّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ، مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, katanya: “Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam itu beri’tikaf dalam sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan dan beliau shollallahu ‘alaihi wasallam, bersabda: “Carilah lailatul-qadri itu dalam sepuluh yang terakhir – yakni antara malam ke 21 sampai malam ke 30 – dari bulan Ramadhan.” (Muttafaq ‘alaih) Kutipan dari Kitan Riyadhus-Sholihin

Lailatul-Qodar tiba pada malam-malam ganjil

Dan labih lagi untuk bersungguh-sungguh iaitu pada malam-malam ganjil sebab di malam ganjil itulah kemungkinan lailatul-qodar akan tiba, sebagaimana diterangkan:

وَعَنْهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أن رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : تَحَرُّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ، رَوَاهُ البُخَارِيُّ.

Dari Aisyah radhillahu ‘anha pula bahawasanya Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Carilah lailatul-qadri itu dalam malam ganjil dari sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan – yakni malam ke 21,23, 25, 27 dan 29. (Riwayat Bukhari) Kutipan dari Kitan Riyadhus-Sholihin

Menghidupkan Sepuluh Malam Terakhir

Setelah memasuki malam tanggal duapuluh satu Ramadhan sampai dengan malam ke tiga puluhnya seyogyanya kita hidupkan malam tersebut dengan berdzikir bertasbih sholat sunah atau beri’tikaf.

وَعَنْهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : كَانَ رَسُوْلْ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ أَحْيَا اللَّيْلَ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ، وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ، مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, katanya: “Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam itu apabila telah masuk sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan, maka beliau menghidup-hidupkan malamnya. Yakni melakukan ibadat pada malam harinya itu, juga membangunkan isterinya, bersungguh-sungguh – dalam ibadat – dan mengeraskan ikat pinggangnya – maksudnya adalah sebagai kata kinayah menjauhi berkumpul dengan isterinya.” (Muttafaq ‘alaih) Kutipan dari Kitan Riyadhus-Sholihin

Kemudian diterangkan pula:

وَعَنْهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : كَانَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِيْ رَمَضَانَ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِيْ غَيْرِهِ، وَفِي الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ مِنْهُ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِيْ غَيْرِهِ. رَوَاهُ مُسلِمٌ

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha pula, katanya: “Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam itu bersungguh-sungguh dalam beribadat dalam bulan Ramadhan yang tidak demikian bersungguh-sungguhnya kalau dibandingkan dengan bulan lainnya, juga di dalam sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan itu beliau shollallahu ‘alaihi wasallam bersungguh-sungguh pula yang tidak demikian bersungguh-sungguhnya kalau dibandingkan dengan hari-hari Ramadhan yang lainnya.” (Riwayat Muslim) Kutipan dari Kitan Riyadhus-Sholihin

Do’a Malam Lailatul-Qodar

Berdo’a tidak hanya pada malam lailatul-qodar saja, bahaka sejak awal ramadhan juga snagat baik in syaa allah selalu memanjatkan do’a yang biasa dilakukan pada malam lailatu-qodar dan do’a tersebut itu diajarka oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam kepada Siti Aisyah r.a. sebagaimana diterangkan:

وَعَنْهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : يَا رَسُوْلَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ، مَا أَقُوْلُ فِيْهَا؟ قَالَ : قُوْلِيْ : اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ، رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ وَقَالَ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, katanya; “Saya berkata: “Ya Rasulullah, bagaimanakah pendapat Tuan, jikalau saya mengetahui pada malam apa tibanya lailatul-qadri itu, apakah yang harus saya ucapkan pada malam itu?” Beliau shollallahu ‘alaihi wasallam menjawab; “Ucapkanah: Artinya: Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun, gemar memberikan pengampunan, maka ampunilah saya. Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih. Kutipan dari Kitan Riyadhus-Sholihin

Jama’ah yang berbahagia in syaa allah tidak ada salahnya jika kita berdo’a sperti do’a ini;

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ، تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ يَا كَرِيْمُ

Do’a tersebut bisa diualang-ulang terlebih di sepulum malam terakhir dari bulan ramadhan.

Demikian uraian yang dapat kami sampaikan, terimakasih atas segala perhatian dan mohon ma’af atas segala khilafan dan kekurangan, kami akhiri wal ‘afwu mingkium.

بِاللهِ التَّوْفِيْقُ وَالْهِدَايَةُ و الرِّضَا وَالْعِنَايَةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ
***

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah