JURNAL MEDAN - Alquran memberikan panduan bagaimana melihat orang yang pandai dan beruntung dengan orang yang bodoh.
Jika seseorang hidup di dunia dikatakan sukses karena memiliki kekayaan materi, banyak kawan, serta populer, maka itu hanya pandangan manusia.
Namun di dalam Alquran telah digariskan bagaimana seorang manusia disebut pandai dan beruntung di dunia maupun akhirat.
Orang pandai di dunia menggunakan umurnya untuk mempersiapkan diri menuju mati tanpa meninggalkan urusan dunia.
Karena Allah menjamin, ketika urusan akhirat diutamakan seorang muslim, maka semua urusan dunianya selesai.
Simak hadis berikut ini:
عن ابي يعلى شداد ابن اوس رضي الله عنه قال قال رسول الله ص م الكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ ، وَعَمِلَ لِمَا بعدَ المَوتِ ، والعَاجِزُ مَنْ أتْبَعَ نَفْسَهُ هَواهَا وَتَمنَّى عَلَى اللهِ الاَمَانِيَّ (رواه الترميذي)
Artinya: Dari Abu Ta'ala Syidad bin Aus radhiAllah anhu berkata, bersabda rasulullah shalallahu alaihi wa sallam: “Orang yang sempurna akalnya ialah yang mengoreksi dirinya dan bersedia beramal sebagai bekal setelah mati. Dan orang yang rendah adalah yang selalu menurutkan hawa nafsunya. Disamping itu, ia mengharapkan berbagai angan-angan kepada Allah.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan).