6 Amalan Sunah Ini Jarang Dikerjakan Saat Idul Adha, Nomor 5 Paling Sering Ditinggalkan

- 14 Juni 2022, 16:15 WIB
Ilustrasi Amalan Sunnah yang Jarang Dikerjakan Pada Idul Adha
Ilustrasi Amalan Sunnah yang Jarang Dikerjakan Pada Idul Adha /FreePic

JURNAL MEDAN - Berikut ini enam amalan sunah saat Idul Adha yang masih jarang diketahui oleh kebanyakan umat Islam, sehingga masih sering mengabikannya.

Idul Adha merupakan salah satu hari penting dalam Islam yang datangnya hanya sekali dalam setahun.

Keutamaan dalam Hari Raya Idul Adha tentu berbeda dengan Idul Fitri yang sekali setahun juga dirayakan.

Baca Juga: Download dan Nonton Yuusha Yamemasu Episode 11 Sub Indo. Tayang Hari Ini 14 Juni 2022

Bila saat Hari Raya Idul Fitri kebanyakan umat Islam akan saling mengunjungi sanak famili untuk bersilaturahim dan saling memaafkan.

Berbeda dengan Hari Raya Idul Adha yang juga dikenal dengan sebutan Hari Raya Kurban atau Hari Raya Haji.

Istilah Hari Raya Kurban atau Hari Raya Haji disematkan pada Hari Raya Idul Adha karena bertepatan pada hari itu umat Islam yang dilebihkan hartanya oleh Allah akan menyembelih hewan kurban dan beribadah haji ke Mekah.

Baca Juga: Update! Sinopsis Balika Vadhu Hari Ini: Pemakaman Penuh Haru, Tangis Nimboli Pecah Lihat Kematian Mangala

ada beberapa ibadah di dalam Hari Raya Idul Adha yang hukumnya sunah dan sangat dianjurkan, namun karena Idul Adha ini datangnya sekali setahun.

Banyak umat Islam yang lupa dengan beberapa amalan atau ibadah sunah yang bisa dikerjakan pada saat Hari Raya Idul Adha.

Dikutip dari laman NU Online, berikut ini 6 amalan sunah yang masih jarang dikerjakan saat Hari Raya Idul Adha.

Baca Juga: Ditolak Kajol, 5 Film Ini Sukses Besar dan Tercatat Jadi Film Box Office

1. Mengumandangkan Takbir

Sama halnya dengan Hari Raya Idul Fitri, saat Idul Adha juga sangat dianjurkan untuk mengumandangkan takbir.

Mengumandangkan takbir pada Hari Raya Idul Adha boleh dilaksanakan di masjid, mushalla, ataupun di dalam rumah pada malam harinya.

Pelaksanaan takbiran dimulai sejak matahari terbenam pada malam Hari Raya Idul Adha sampai dengan tanggal 13 Dzulhijjah atau berakhirnya hari tasyriq.

2. Mandi

Mandi untuk shalal Idul Adha boleh dimulai sejak pertengahan malam, sebelum waktu subuh, dan yang lebih diutamakan adalah sesudah waktu subuh.

Baca Juga: Naskah Khutbah Idul Adha 1443 H atau 2022 Singkat, Tema Merenungi Hari Raya Idul Adha

Sunah mandi untuk shalat Idul Adha berlaku untuk semua muslim laki-laki dan perempuan yang akan melaksanaka shalat.

3. Memakai Wewangian

Sangat dianjurkan untuk memakai wewangian saat akan berangkat menuju tempat dilakasanakannya shalat Idul Adha.

Agar badan lebih terasa lebih segar, mandi maka gunakanlah wewangian sehingga orang di sebelah kita juga akan merasa nyaman karena tubuh kita sudah segar dan wangi.

4. Memakai Pakaian Terbaik

Khusus bagi laki-laki sangat dianjurkan untuk mengenakan pakaian terbaik yang dimiliki untuk melaksanakan shalat Idul Adha, terutama yang berwarna putih meskipun ini juga berlaku untuk semua waktu shalat lainnya.

Baca Juga: Khutbah Jumat Terbaru Singkat dan Penuh Makna, Cara Mendidik Generasi Muda Agar Menjadi Insan yang Sholeh

Beda halnya dengan perempuan yang lebih dianjurkan untuk mengenakan pakaian sederhana dan biasa ia pakai sehari-hari.

Karena berdandan, dan berpakaian serta memakai wewangian secara berlebihan hukumnya adalah makruh.

Dalam Kitab Raudlatut Thalibin dijelaskan:

وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يَلْبَسَ أَحْسَنَ مَا يَجِدُهُ مِنَ الثِّيَابِ، وَأَفْضَلُهَا الْبِيضُ، وَيَتَعَمَّمُ. فَإِنْ لَمْ يَجِدْ إِلَّا ثَوْبًا، اسْتُحِبَّ أَنْ يَغْسِلَهُ لِلْجُمُعَةِ وَالْعِيدِ، وَيَسْتَوِي فِي اسْتِحْبَابِ جَمِيعِ مَا ذَكَرْنَاهُ، الْقَاعِدُ فِي بَيْتِهِ، وَالْخَارِجُ إِلَى الصَّلَاةِ، هَذَا حُكْمُ الرِّجَالِ. وَأَمَّا النِّسَاءُ، فَيُكْرَهُ لِذَوَاتِ الْجَمَالِ وَالْهَيْئَةِ الْحُضُورُ، وَيُسْتَحَبُّ لِلْعَجَائِزِ، وَيَتَنَظَّفْنَ بِالْمَاءِ، وَلَا يَتَطَيَّبْنَ، وَلَا يَلْبَسْنَ مَا يُشْهِرُهُنَّ مِنَ الثِّيَابِ، بَلْ يَخْرُجْنَ فِي بِذْلَتِهِنَّ.

Artinya: "Disunnahkan memakai pakaian yang paling baik, dan yang lebih utama adalah pakaian warna putih dan juga memakai serban. Jika hanya memiliki satu pakaian saja, maka tidaklah mengapa ia memakainya. Ketentuan ini berlaku bagi kaum laki-laki yang hendak berangkat shalat Id maupun yang tidak. Sedangkan untuk kaum perempuan cukuplah ia memakai pakaian biasa sebagaimana pakaian sehari-hari, dan janganlah ia berlebih-lebihan dalam berpakaian serta memakai wangi-wangian."

5. Berjalan Kaki Menuju Tempat Shalat Id

Sangat dianjurkan untuk berjalan kaki saat berangkat menuju tempat dilaksanakannya shalat Idul Adha.

Terkecuali bagi orang tua ataupun yang tidak mampu berjalan menuju tempat shalatnya, hal ini sebagaimana sabda Nabi Sallallahu Alahiwasallam berikut.

كَانَ يَخْرُجُ إلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا

Artinya: "Rasulullah SAW berangkat untuk melaksanakan shalat Id dengan berjalan kaki, begitupun ketika pulang tempat shalat Id."

6. Makan Setelah Shalat Idul Adha

Untuk Hari Raya Idul Adha dianjurkan makan setelah selesai melaksanakan shalat Idul Adha, hal ini sangat berbeda dengan Idul Fitri yang disunahkan makan sebelum berngkat menuju tempat shalat.

عن بريدة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لا يخرج يوم الفطر حتى يطعم ويوم النحر لا يأكل حتي يرجع

Artinya: "Diriwayatkan dari Sahabat Buraidah RA, bahwa Nabi SAW tidak keluar pada hari raya Idul Fitri sampai beliau makan, dan pada hari raya Idul Adha sehingga beliau kembali ke rumah."

Diriwayatkan juga dari Sahabat Anas RA

انَّ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَخْرُجُ يوم الفطر حتى يأكل تمرات ويأكلهن وترا
Artinya: Rasulullah SAW tidak keluar pada hari raya Idul Fitri sampai beliau makan beberapa kurma yang jumlahnya ganjil.

Itulah 6 amalan sunah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan saat hendak melaksanakan shalat Idul Adha.***

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah