Gus Maksum menempuh pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat.
Selebihnya, ia sangat senang mengembara ke berbagai daerah pulau Jawa untuk berguru ilmu silat, tenaga dalam, pengobatan dan kejadukan (Dalam “Antologi NU” terbitan LTN-Khalista Surabaya).
Sebagai seorang Kyai, Gus Maksum berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren karena penampilannya yang nyentrik.
Gus Maksum memiliki penampilan berambut gondrong, jenggot dan kumis lebat, kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak.
Baca Juga: SUBHANALLAH! Karomah Wali Allah Imran bin Hushain Ditemui Malaikat Secara Terang-Terangan
Lalu, seperti kebiasaan orang-orang “jadug” di pesantren, Gus Maksum tidak pernah makan nasi alias ngerowot.
Uniknya lagi, dia suka memelihara binatang yang tidak umum.
Hingga di masa tuanya Gus Maksum memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya.
Di kalangan masyarakat umum khususnya pulau Jawa, Gus Maksum dikenal sakti mandaraguna.