“Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas beliau mengatakan,
Baca Juga: Kisah Seorang Wali Berguru Kepada Orang Gila dan Terkejut Ketika Diajarkan Ini
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ
“Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)– kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas mengatakan,
فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.
“Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wasallam sudah keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim no. 1134).
Baca Juga: MENGEJUTKAN! Ternyata Ini Yang Menjadikan Syekh Abdul Qadir Al Jailani Menjadi Wali
Para ulama menyebutkan kenapa harus melakukan puasa pada hari kesembilan atau Tasua adalah untuk menyelisihi kaum Yahudi yang hanya melakukan puasa pada tanggal 10 Muharram.***