Sedangkan Tasu’a adalah hari kesembilannya. Demikian pula yang dikatakan oleh Jumhur ulama (kebanyakan ulama). Inilah yang nampak jelas dari hadits-hadits dan konsekuensi makna penyebutan lafazh tersebut secara umum. Hal ini telah dikenal di kalangan ahli bahasa.” [Al-Majmu’]
Dengan demikian yang dimaksud dengan puasa Tasu’a adalah puasa pada hari kesembilan dan puasa ‘Asyura adalah puasa sunnah pada hari kesepuluh pada bulan Muharram.
Dalil Keutamaan Puasa ‘Asyura
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Puasa ‘Asyura memiliki keutamaan yang agung sebagaimana dijelaskan dalam hadits :
عن ابن عباس رضي الله عنهما قال مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلّا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ } – رواه البخاري 1867
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,”Aku tidak melihat Nabi ﷺ begitu antusias untuk berpuasa pada hari yang lebih diharap keutamaannya dibanding hari-hari lain melebihi hari ini, yaitu hari ‘Asyura, dan bulan ini, maksudnya bulan Ramadhan.” [Hadits riwayat al-Bukhari no.1867]
Rasulullah ﷺ juga bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ، إِنِّيْ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ } – رواه مسلم 1976
“Puasa hari ‘Asyura, aku mengharap kepada Allah agar menghapus dosa setahun sebelumnya.” [Hadits riwayat Muslim no.1976]
Ini merupakan anugerah Allah kepada kita yang telah memberikan kepada kita puasa sehari saja bisa menghapus dosa-dosa setahun penuh. Namun perlu dicatat bahwa dosa-dosa yang terhapus selama setahun sebelumnya ini adalah dosa-dosa kecil bukan dosa besar, karena dosa besar hanya bisa dihapus dengan taubat nasuha sebagaimana penjelasan para ulama.