Kapan Puasa Tasu’a dan Asyura? Apa Keutamaan Puasa Tasu’a dan Asyura. Simak Penjelasannya!

- 6 Agustus 2022, 16:23 WIB
Kapan Puasa Tasu’a dan Asyura? Apa Keutamaan Puasa Tasu’a dan Asyura. Foto: Ilustrasi Perempuan Berdoa
Kapan Puasa Tasu’a dan Asyura? Apa Keutamaan Puasa Tasu’a dan Asyura. Foto: Ilustrasi Perempuan Berdoa /Pavel Danilyuk/Pexels

JURNAL MEDAN – Ummat Islam di Dunia baru saja merayakan Tahun Barunya yang jatuh pada tanggal 30 Juli 2022 kemarin atau pada bulan Muharram 1443H.

Pada bulan muharram ini ada beberapa amalan yang bisa dilakukan dan akan mendapat ganjaran pahala, karena bulan muharram adalah salah satu dari empat bulan haram.

Diantara amalan itu adalah puasa Tasu’a dan puasa Asyura. Untuk pelaksanaannya sendiri puasa Tasu’a akan jatuh pada hari minggu 07 Agustus dan Puasa Asyura sehari setelahnya yaitu 08 Agustus 2022 atau 9-10 Muharram 1443H.

Baca Juga: 4 Bulan Haram dalam Islam, Apa Saja? Berikut Penjelasannya!

Puasa Tasu’a adalah puasa pada hari kesembilan pada bulan Muharram, dan puasa Asyura adalah puasa pada hari kesepuluh setiap bulan Muharram.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam memerintahkan umatnya untuk melaksanakan puasa ini, karena sangat memiliki banyak keutamaan.

1. Puasa di bulan Muharram adalah sebaik-baik puasa.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163).

Baca Juga: Puasa Tasu'a dan Asyura Jatuh pada Tanggal 7-8 Agustus 2022, Berikut Bacaan Niat Puasanya

Hadits di atas menunjukkan keutamaan puasa di bulan Muharram secara umum, termasuk di dalamnya adalah puasa Asyura.

2. Puasa Asyura menghapuskan dosa setahun yang lalu

Dari Abu Qotadah Al Anshoriy, berkata,

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).

Baca Juga: 15 Hukum Tajwid yang Penting untuk Diketahui, Yuk Disimak Agar Bacaan Menjadi Lebih Baik dan Benar

3. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam punya keinginan berpuasa pada hari kesembilan (tasu’a)

Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata bahwa ketika Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan puasa hari ’Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى.

“Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas beliau mengatakan,

Baca Juga: Santri Ungkap Karomah Kiai Hasyim Zaini Pengasuh Ponpes Nurul Jadid Probolinggo, Begini Pengakuannya!

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ

“Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)– kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas mengatakan,

فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.

“Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wasallam sudah keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim no. 1134)

Para ulama menyebutkan kenapa harus dilakukan puasa pada hari kesembilan atau tasu’a adalah untuk menyelisihi kaum Yahudi yang hanya melakukan puasa pada tanggal 10 Muharram.***

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x