Setelah menyebutkan kedudukan beberapa NabiNya ‘Alaihissalam, Allah Ta’ala berfirman,
ذَٰلِكَ هُدَى ٱللَّهِ يَهْدِى بِهِۦ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ ۚ وَلَوْ أَشْرَكُوا۟ لَحَبِطَ عَنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
“Itulah petunjuk Allah, dengan itu Dia memberi petunjuk kepada siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sekiranya mereka mempersekutukan Allah, pasti lenyaplah amalan yang telah mereka kerjakan.” (Qs Al-An’am: 88)
Bahkan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam disebutkan,
وَلَقَدۡ أُوحِيَ إِلَيۡكَ وَإِلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكَ لَئِنۡ أَشۡرَكۡتَ لَيَحۡبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ
“Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, “Sungguh jika engkau menyekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang yang rugi.” (Qs Az-Zumar: 65)
Meskipun sebenarnya tidak mungkin bagi para Nabi Allah mempersekutukanNya, hanya saja ayat-ayat tersebut sebagai ancaman besar bagi selain mereka, yang di mana Nabi jika memperserikatkanNya akan mendapatkan akibatnya, apalagi jika selain Nabi.
Jama’ah Jumat yang semoga Allah Ta’ala rahmati
Apa itu tauhid? Tauhid adalah seorang hamba mengesakan dan meyakini bahwa Allah Ta’ala adalah Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam rububiyah, uluhiyah, asma dan sifat-Nya.