Khutbah Jumat Terbaru Menyambut Rabiul Awal, Kewajiban dan Keutamaan Insan Agar Mencintai Nabi Muhammad SAW

- 29 September 2022, 21:15 WIB
Naskah Khutbah Jumat Terbaru Menyambut Rabiul Awal, Kewajiban dan Keutamaan Agar Mencintai Nabi Muhammad SAW
Naskah Khutbah Jumat Terbaru Menyambut Rabiul Awal, Kewajiban dan Keutamaan Agar Mencintai Nabi Muhammad SAW /Pixabay

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, ”Di antara hak Nabi ﷺ adalah dia lebih dicintai oleh orang mukmin melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, anaknya dan seluruh makhluk.

Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” [At-Taubah: 24] [lihat: Taqrib Ash-Sharim al-Maslul 1/259; Dr. Shalah Shawi]

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullah berkata, ”Ayat yang agung ini merupakan dalil paling besar atas wajibnya mencintai Allah dan Rasul-Nya ﷺ dan wajibnya mendahulukan kecintaan kepadanya daripada kecintaan kepada segala sesuatu.

Selain itu, ayat tersebut juga menunjukkan ancaman yang keras dan kemurkaan yang besar kepada orang yang lebih mencintai perkara-perkara yang disebutkan dalam ayat tersebut daripada Allah, Rasul-Nya dan jihad di jalan Allah.

Tanda dari hal itu adalah jika dia dihadapkan pada dua perkara:

Yang pertama, perkara itu dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya dan dalam dirinya tidak ada keinginan terhadap perkara tersebut.
Yang kedua, dirinya menyukai perkara tersebut dan sangat menginginkannya akan tetapi perkara tersebut mengakibatkan sirnanya apa yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya atau bisa menguranginya.
Maka, jika dia lebih mengutamakan apa yang lebih disukai oleh dirinya daripada apa yang dicintai oleh Allah, berarti dia adalah orang yang zhalim yang meninggalkan apa yang diwajibkan atas dirinya.” [Tafsir as-Sa’di 1/332]

Bahkan seorang Mukmin tidak akan memiliki iman yang sempurna sampai dia lebih mencintai Nabi ﷺ daripada dirinya sendiri.

Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu berkata, ”Wahai Rasulullah! Anda benar-benar orang yang paling saya cintai daripada segala sesuatu kecuali diri saya sendiri.

Halaman:

Editor: Ade Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah