Teks Khutbah Jumat Terbaru untuk Akhir Tahun 2022: Tema 4 Sikap Seorang Muslim Ketika Melihat Musibah

- 5 Desember 2022, 09:25 WIB
Teks Khutbah Jumat Terbaru untuk Akhir Tahun 2022: Tema 4 Sikap Seorang Muslim dalam Melihat Musibah
Teks Khutbah Jumat Terbaru untuk Akhir Tahun 2022: Tema 4 Sikap Seorang Muslim dalam Melihat Musibah /Pixabay

Misalnya terhadap korban musibah erupsi Gunung Semeru. Kita tidak bisa datang langsung ke Lumajang, tetapi bisa meringankan beban mereka dengan menghadirkan bantuan atau donasi. Bahkan bisa jadi itu lebih bermanfaat bagi mereka.

Dan fadhilah lainnya, ketika kita menolong saudara kita, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menolong dan melinduni kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam hadits shahih riwayat Imam Muslim:

وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ

Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya. (HR. Muslim)

4. Mengambil Hikmahnya
Jamaah Jum’at yang Allah muliakan,
Terhadap musibah yang terjadi di berbagai daerah di negeri ini, kita patut mengambil hikmah. Bahwa musibah-musibah ini seharusnya menjadikan kita lebih mendekat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebab sehebat apa pun teknologi manusia, nyatanya tidak bisa memprediksi dan menghentikan gunung erupsi.

Semua musibah juga menyadarkan kita bahwa pada akhirnya kita akan kembai kepada-Nya. Allah juga dengan mudah mengambil titipan-Nya.

Musibah-musibah yang terjadi, seharusnya membuat kita kembali kepada-Nya. Lebih taat dan bertaqwa kepada-Nya. Kembali ke jalan yang benar. Sebagaimana firman-Nya:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar Rum: 41)

Mentadabburi ayat ini, kita mendapatkan bahwa sebagian musibah itu merupakan akibat perbuatan manusia yang merusak alam. Misalnya banjir. Bukankah penggundulan hutan, penebangan liar, kesalahan tata ruang, hingga buang sampah sembarangan, merupakan faktor-faktor penyebabnya? Maka la’allahum yarji’un tidak hanya bermakna lebih mendekat kepada Allah dengan ibadah mahdlah, tetapi juga kembali berbuat yang benar dengan menjaga keseimbangan alam. Tidak merusaknya.

Halaman:

Editor: Ade Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x