Contoh Teks Khutbah Jumat Terbaru Edisi 9 Desember 2022. Tema Singkat: Sebelum Pintu Taubat Ditutup Allah

- 6 Desember 2022, 11:19 WIB
Contoh Teks Khutbah Jumat Terbaru Edisi 9 Desember 2022. Tema Singkat: Sebelum Pintu Taubat Tertutup
Contoh Teks Khutbah Jumat Terbaru Edisi 9 Desember 2022. Tema Singkat: Sebelum Pintu Taubat Tertutup /Pixabay

JURNAL MEDAN - Berikut ini contoh teks khutbah Jumat terbaru Edisi 9 Desember 2022 yang bisa khatib sampaikan pada kesempatan jumat yang berbahagia.

Judul khutbah singkat dalam tulisan ini adalah Sebelum Pintu Taubat Tertutup.

Seperti diketahui, dunia hanya tempat melintas saja dan akhirat selamanya.

Akhirat adalah tempat yang kekal, sehingga dunia ini hanyalah tempat beramal.

Baca Juga: BACAAN Surat Yasin Ayat 1 - 83 Tulisan Arab dan Latin, Keutamaan: Mendatangkan Rezeki dan Keberhasilan

Akhirat adalah tempat menerima hasil kerja selama di dunia.

Sebab itu, pahami dan renungkan, apa yang kita persiapkan untuk berjumpa dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Seandainya detik ini berpulang untuk selamanya, sudah pantaskah kita bertemu dengan Allah Subhanahu wa Taala?

Khutbah Pertama:

الحمد لله رب العالمين (جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُوراً)، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له سبحانه وتعالى عما يقول الظالمون علوا كبيرا، وأشهد أن محمد عبده ورسوله أرسله بين يدي الساعة بشيرا ونذير وداعيا إلى الله بإذنه وسراجا منير صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وسلم تسليما كثير، أما بعد أيها الناس

Renungkanlah kaum muslimin! Untuk apakah Anda diciptakan? Dan kemanakah akhir perjalanan hidup Anda? Seorang yang berpikir akan merenungkan apa yang sedang ia hadapi, apa yang akan terjadi padanya di masa mendatang. Dengan itu ia mempersiapkan apa yang akan terjadi padanya di masa mendatang.

Baca Juga: Spoiler One Piece 1069 Reddit: Kalah Telak, Lucci Akui Kekuatan Awakening Buah Iblis Mugiwara

Dunia ini adalah tempat melintas saja. Sedangkan akhirat adalah tempat yang kekal. Dunia adalah tempat beramal. Dan akhirat adalah tempat menerima hasil bekerja. Karena itu, pahamilah keadaan Anda saat ini. Setiap orang merenungkan keadaan dirinya. Apa yang Anda persiapkan untuk berjumpa dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala:

فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَداً

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” [Quran Al-Kahfi:110]

Allah menurunkan sebuah surat yang pendek. Setiap Anda menghafalnya sampai anak-anak pun hafal. Yaitu surat Al-Ashr. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم: (وَالْعَصْرِ* إِنَّ الإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ* إِلاَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ)،

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” [Quran Al-Ashr: 3]

Imam asy-Syafi’i rahimahullah mengatakan, “Seandainya manusia merenungkan surat ini, akan mencukupi mereka.”

Ayat ini hendaknya dijadikan manusia sebagai jalan yang mereka tempuh untuk selamat. Jalan yang mencukupi. Dalam arti memberikan jalan kemenangan dan jalan menuju kesuksesan. “Demi waktu”, Allah bersumpah dengan waktu, zaman, siang, dan malam. Karena waktu adalah tempat untuk beramal. Baik siang maupun malam. Waktu adalah tempat beramal. Mungkin seseorang mengisinya dengan kebaikan atau kebaikan. Tidak mungkin seseorang tidak melakukan sesuatu dalam waktunya. Pasti ia mengerjakan sesuatu. Pasti manusia melakukan sesuatu, kebaikan atau keburukan.

Ibadallah,
Perhatikanlah! Di kelompok manakah Anda?

إِنَّ الإِنسَانَ لَفِي خُسْ

“Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.”

Setiap orang, tanpa terkecuali, penguasa atau rakyat biasa. Kaya ataupun miskin. Laki-laki maupun perempuan. Dari bangsa Arab atau non Arab. Setiap orang dalam keadaan rugi pada hari kiamat. Kerugian yang tidak bisa ditolak, kecuali bagi mereka yang disifati dengan empat sifat yang Allah sebutkan dalam surat al-Ashr ini.

Sifat pertama: Orang-orang yang beriman.

Beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan keimanan yang jujur. Keimanan yang tidak mengandung keraguan. Dan seseorang tidak dikatakan beriman kecuali memiliki ilmu. Karena iman itu cabang dari ilmu. Yakni ilmu syar’i. Adapun orang-orang yang tidak beriman, mereka tetap dalam kerugian. Setiap orang kafir dan setiap orang musyrik serta orang-orang yang belum mengerjakan amalan keshalehan, sungguh mereka tidak keluar dari kungkungan kerugian.

Sifat kedua: Beramal shaleh.

Iman dan amal adalah dua hal yang identik. Tidak cukup seorang dikatakan beriman tanpa adanya bukti yang terwujud dalam bentuk amal. Karena iman adalah ucapan dengan lisan, keyakinan dengan hati, dan amalan anggota badan. Iman itu bertambah dengan ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan. Inilah iman.

Adapun orang yang beriman, tapi ia tidak beramal, yang demikian ini tidak bermanfaat keimanannya. Iman tanpa amal tak berguna. Keimanan harus dibuktikan dengan amalan.

إِلاَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ

“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh.”

Sifat ketiga: saling berwasiat dalam kebenaran.

Tidak cukup seseorang itu hanya menjadi shaleh untuk dirinya sendiri. Keshalehannya harus membuahkan ishlah (kebaikan) untuk orang lain. Hal ini ditempuh dengan cara berdakwah di jalan Allah. Mengajak orang kepada kebakan dan mencegah dari kemungkaran sekadar kemampuannya.

Orang-orang yang paling berhak diajak kepada kebaikan dan dicegah dari kemungkaran adalah kerabat. Lebih khusus lagi kerabat yang ada di dalam rumahnya. Karena seseorang diberikan tanggung jawab memimpin orang-orang di rumahnya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَهَ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [Quran At-Tahrim: 6].

Dengan cara apa Anda melindungi diri dan keluarga Anda dari neraka? Tentu dengan ketaatan kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Tidak ada jalan selamat dari neraka kecuali dengan hal itu.

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” [Quran Tha-ha: 132].

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مُرُوا أَوْلادَكُمْ بِالصَّلاةِ لسَبْعٍ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا لعَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ

“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat dalam usia tujuh tahun dan pukullah mereka jika meninggalkan shalat dalam usia sepuluh tahun serta pisahkanlah tempat tidur mereka (antara laki dan perempuan).”

وَأَنذِرْ عَشِيرَتَكَ الأَقْرَبِينَ

“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” [Quran Asy-Sy’ara: 214].

Karena itu, mulailah dari orang-orang yang menjadi tanggung jawabmu. Dari kalangan lingkar dalam rumahmu. Istri, anak-anak, dan orang-orang yang ada di dalam rumahmu. Anda memiliki wewenang untuk mencegah kemungkaran dengan hati, lisan, dan tangan bagi orang-orang yang memaksiati Allah dan Rasul-Nya. Anda bertanggung jawab tentang hal-hal yang ada di rumah Anda.

Sifat keempat: Saling berwasiat dalam kesabaran.

Mengerjakan amal shaleh dan ketaatan adalah sesuatu yang berat. Butuh terhadap kesabaran. Jika seseorang tidak bersabar, maka ia akan berhenti mengerjakan ketaatan. Ia akan merasa malas dan sungkan. Padahal tidak boleh malas dalam permasalahan agama.

Tapi, kalau seandainya seseorang bersabar dalam ketaatan dan bersabar dalam meninggalkan apa yang Allah haramkan, maka dia telah menyelamatkan dirinya. Dan tidak ada yang memutuskannya dari amal kecuali kematian. Allah Ta’ala berfirman,

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

“dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” [Quran Al-Hijr: 99]

Beramal hingga akhir hayat dibutuhkan kesabaran. Demikian juga mengajak pada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Berdakwah di jalan Allah membuat seseorang berhadapan dengna hal-hal yang tidak mengenakkan. Bisa jadi seseorang terbunuh karena melakukan hal ini. Bisa jadi mereka dipukuli atau diusir. Sehingga berbuat taat itu sangat butuh kesabaran.
Lihatlah apa yang terjadi pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam! Beliau mengalami berbagai gangguan dari kaumnya. Dan sebelum beliau, para nabi ‘alaihimussalam mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan dari kaumnya. Tapi mereka semua bersabar. Mereka tetap membawa misi dakwah dan terus menyampaikannya. Mereka tetap mengajak manusia kepada kebaikan dan mencegah dari yang mungkar. Inilah kesabaran.

Kesabaran terbagi menjadi tiga: (1) sabar dalam menaati Allah, (2) sabar dalam menjauhi larangan Allah, dan (3) sabar atas takdir dan ketetapan Allah yang tidak mengenakkan. Demikian juga apa yang terjadi pada Anda, hendaknya Anda bersabar. Jangan merasa marah dan murka terhadap apa yang Allah tetapkan. Tetaplah beramal dengan amalan yang menyelamatkanmu dari hukuman.

Bertaubatlah kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Surat ini menjelaskan kepada kita jalan-jalan kebahagiaan. Tidakkan Anda merenungkannya?

Tidakkah kita ingin menjadikan empat hal ini sebagai jalan hidup kita?

Alquran semuanya. Demikian juga hadits-hadits. Menjelaskan surat ini dengan lebih rinci. Bagaimana Anda haru beramal, bagaimana Anda harus meninggalkan apa yang Allah larang. Apakah kita masih ragu menjadikan Alquran dan sunnah sebagai jalan hidup kita? Padahal keduanya begitu rinci menjelaskan tentang masalah hidup yang baik dan yang buruk. Akankah kita masih ragu mengamalkan apa yang Allah perintahkan dan apa yang Dia larang? Keduanya membentangkan jalan yang benar secara detil.

Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah wahai hamba-hamba Allah. Selama Anda masih dalam kehidupan ini. Selama waktu masih memungkinkan.

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم: (حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمْ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ* لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحاً فِيمَا تَرَكْتُ كَلاَّ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ)

“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.” [Quran Al-Mukminun: 99-100].

Yaitu kuburan.

Kemudian kita akan dibangkitkan untuk dihisab dan menerima balasan.

وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

“Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.”

Kemudian kita dibangkitkan dari kubur. Menuju kemana? Menuju ke surga atau ke neraka. Hanya ada dua pilihan.

Ibadallah, Bertakwalah kepada Allah. Beramallah agar Anda selamat dari adzab Allah.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعنا بما فيه من البيان والذكر الحكيم، أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم ولي جميع المسلمين من كل ذنب فاستغفروه إنهُ هو الغفور الرحيم.

Khutbah Kedua:

الحمد لله على فضله وإحسانه، وأشكرهُ على توفيقهِ وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وأصحابهِ وسلم تسليماً كثيرا، أما بعد:

Kaum muslimin, Bertakwalah kepada Allah Ta’ala. Ketauhilah bahwasanya Allah telah membukakan pintu taubat dan ampunan untuk kalian. Dia memberikan kesempatan untuk beristighfar apabila terdapat kekurangan dalam amalan Anda sekalian. Dan ketika manusia jatuh dalam kemaksiatan. Karena itu, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Tapi, jangan pula Anda hanya mengandalkan harapan. Seperti perkataan sebagian orang “Allah itu Maha Pengampun, Maha Penyayang, dan penerima taubat. Nanti kita taubat setelah maksiat ini”. Ini perkataan yang tidak benar. Bersegeralah bertaubat jika melakukan kesalahan. Allah Ta’ala berfirman,

قُلْ يَا عِبَادِي الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعا

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Quran Az-Zumar: 53].

Kepada siapa ampunan Allah itu? Kepada mereka yang memohon ampunan. Kepada mereka yang bertaubat. Artinya, kepada mereka yang meninggalkan perbuatan dosa dan menjauhinya. Serta berusaha sekuat tenaga tidak lagi mengerjakannya. Menyesali apa yang telah terjadi. Taubat itu bukan hanya di lisan, tanpa ada realisasi dalam perbuatan. Tanpa ada perbaikan.

إِلاَّ الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا

“Kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan.” [Quran Al-Baqarah: 160].

Harus ada upaya memperbaiki kerusakan maksiat yang telah dilakukan. Allah Jalla wa ‘Ala membukakan kesempatan untuk kita. Pintu taubat senantiasa terbuka. Pintu ampunan bisa diketuk siapa saja jika mereka bertaubat dengan taubat yang benar. Dan nanti, akan datang suatu masa pintu taubat itu ditutup. Kapan itu terjadi? Ketika seseorang tengah menghadapi sekarat.

Apabila saat sekarat, seseorang baru bertaubat, tidak diterima lagi taubatnya. Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ. رَوَاهُ التِرْمِذِي

“Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba sebelum nafasnya berada di kerongkongan.” (HR. at-Turmudzi).

Yakni selama ruhnya belum berada di kerongkongan. Selama ruhnya belum ditarik dari jasadnya. Apabila dalam keadaan demikian, maka taubat tak lagi diterima. Dan tentu saja, setiap orang tidak mengetauhi kapan ia mati. Karena itu, wajib bagi setiap orang untuk senantiasa bertaubat. Karena kita tidak tahu kapan maut akan datang. Di siang hari ataukah malam. Jadilah seseorang yang senantiasa bertaubat kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Jangan jadi seseorang yang terombang-ambing dalam dosa. Perbanyaklah taubat. Perbanyaklah perbuatan taat dan amal shaleh. Jauhilah perbuatan dosa dan maksiat. Agar Anda selamat dari neraka.

واعلموا أنَّ خير الحديث كتاب الله، وخير الهديَّ هدي محمد صلى الله عليه وسلم، وشرَّ الأمور مُحدثاتها، وكل بدعة ضلالة، وعليكم بالجماعة، فإنَّ يد الله على الجماعة، ومن شذَّ شذَّ في النار.
(إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)، اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّم على عبدِك ورسولِك نبيَّنا محمد، وارضَ اللَّهُمَّ عن خُلفائِه الراشدين، الأئمةِ المهديين، أبي بكرَ، وعمرَ، وعثمانَ، وعليٍّ، وعَن الصحابةِ أجمعين، وعن التابعين، ومن تبعهم بإحسانٍ إلى يومِ الدين.
اللَّهُمَّ أعز الإسلام والمسلمين، وأذل الشرك والمشركين، ودمر أعداء الدين، واجعل هذا البلد آمناً مستقرا وسائر بلاد المسلمين عامةً يا ربَّ العالمين، اللَّهُمَّ احم بلادنا من كل عدو وكافر وملحد وزنديق ومن كل منافق وشرير، اللهم احم هذه البلاد وسائر بلاد المسلمين من كيد الكفار وشر الأشرار وعذاب النار يا حي يا قيوم يا سميع الدعاء، اللَّهُمَّ أصلح ولاة أمورنا اللهم اجعلهم هداة مهتدين اللهم اصلح شأنهم اللهم اجمع كلمتهم على الحق وأيدهم بنصرك وتوفيقك وحمايتك يا رب العالمين، اللهم أعنهم على الحق، اللهم أيدهم بالحق وأيد الحق بهم إنك على كل شيء قدير، اللهم أنت الله لا إله إلا أنت، أنت الغني ونحن الفقراء أنزل علينا الغيث ولا تجعلنا من القانطين، اللهم أغثنا، اللهم أغثنا، اللهم أغثنا، اللهم أغث بلادنا، اللهم أغث ديارنا، اللهم أغث مزارعنا وآبارنا وأشجارنا، اللهم اغثنا غيثا مغيثا، اللهم أحيي بلدك الميت، اللهم أحي بلدك الميت، اللهم أحي بلدك الميت بالغيث المبارك يا رب العالمين (رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ).
عبادَ الله، (إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)، (وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلا تَنقُضُوا الأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمْ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلاً إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ)، فذكروا الله يذكركم، واشكُروه على نعمه يزِدْكم، ولذِكْرُ اللهِ أكبرَ، واللهُ يعلمُ ما تصنعون.

***

Editor: Ade Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x