Dalam kancah kehidupan sehari-hari juga demikian. Salah memilih berarti salah melangkah, dan pasti menuju jalan sesat. Betapa seorang pemuda yang dibesarkan dari keluarga baik-baik akhirnya menjadi rusak karena salah memilih pergaulan di luar sana. Betapa seorang laki-laki yang awalnya begitu bakti kepada orang tuanya namun ketika salah memilih istri, akhirnya lupa kepada orang tuanya.
Hadirin Jama’ah Sholat Jum’at yang bersahaja
Dalam sehari semalam kita selalu memanjatkan permohonan do’a kepada Allah melalui sholat :
ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ
Artinya: “Tunjukilah kami di jalan yang lurus.”
Tetapi sudahkah ucapan dalam setiap roka’at shalat itu benar-benar kita pahami? ataukah hanya sebuah bacaan yang tak membekas dalam hati?
Pertanyaan yang muncul sekarang adalah menempuh jalan lurus itu bagaimana? Jika yang kita maksudkan adalah sebuah keselamatan, keberkahan, dan kenikmatan hidup, maka tentu jalan-jalan orang yang diberi kenikmatan bukanlah jalan orang-orang yang mendapat kemakmuran Allah.
Dalam al-Qur’anul Karim Allah Swt. berfirman :
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7).
Artinya : “Tunjukkan jalan yang lurus, jalan orang yang Kauberi nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurka, dan bukan (jalan) mereka yang sesat” (Q.S. Al-Fatihah : 6-7 ).