Kalau pertanyaan ini sudah pasti akan terjadi, karena merupakan berita Allah dan rasul-Nya, maka apakah kita sudah mempersiapkan jawabannya?
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى فَضْلِهِ وَإِحْسَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا،
أَمَّا بَعْدُ:
أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى،
Ibadallah, Dari penjelasan pada khotbah pertama, bisa kita ambil pelajaran bahwasanya surat ini mengandung pelajaran sebagai berikut:
Pertama: Kecintaan terhadap dunia, kenikmatannya, dan keindahannya, telah melalaikan banyak manusia dari mencari akhirat.
Kedua: Manusia itu memiliki watak bermegah-megah dengan banyaknya kenikmatan dan harta di dunia sampai kematian menjemputnya.
Ketiga: Anjuran banyak mengingat kematian, karena barapapun harta yang berhasil dikumpulkan di dunia ini pasti akan dia tinggalkan dengan datangnya kematian.
Keempat: Larangan bermegah-megah urusan dunia.
Kelima: Urgensi ilmu agama. Karena dengan ilmu yang yakin manusia mengetahui bahwa hikmah penciptaan adalah untuk beribadah kepada Allah semata, sehingga dia tidak lalai dan bermain-main saja di dunia ini.