Teks Khutbah Jumat Terbaru 24 Februari 2023. Teladan Sifat Rasulullah Didalam Segala Aspek Kehidupan

- 23 Februari 2023, 12:37 WIB
Teks Khutbah Jumat Terbaru 24 Februari 2023. Teladan Sifat Rasulullah Didalam Segala Aspek Kehidupan
Teks Khutbah Jumat Terbaru 24 Februari 2023. Teladan Sifat Rasulullah Didalam Segala Aspek Kehidupan /

JURNAL MEDAN - Berikut ini adalah teks Khutbah Jumat Terbaru ringkas 24 Februari 2023 tema akhlak nabi Muhammad SAW.

Judul khutbah dalam tulisan ini Teladan Sifat Rasulullah Didalam Segala Aspek Kehidupan.

Dikutip dari situs pabrikmasjid.com

Ini uraian teks khutbah jumat selengkapnya.

Baca Juga: Full Spoiler Manga Chainsaw Man Chapter 121. Kemunculan Four Horseman Terakhir? Simak Jadwal Raw Scan

Khutbah I

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ،
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَتَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
أَمَّا بَعْدُ

Jamaah Jumat rahimakumullah, Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Alla Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan berbagai nikmat dan karunia-Nya yang tidak terhitung banyaknya, atas diri kita, keluarga kita, dan negeri kita ini.

Sampai hari ini Allah Subhanahu wa Ta’ala masih memberikan hidayah dan taufik-Nya kepada kita sehingga kita masih tetap kokoh di atas iman dan Islam dan berpegang teguh dengan semua tuntutan dan tuntunan Iman dan Islam dalam kehidupan ini.

Baca Juga: 53 Lowongan Pekerjaan Menarik PT Astra International Tbk (ASII), Ada Graduate Program 2023

Allah Ta’ala masih memberikan waktu dan kesempatan kepada kita semua, untuk bertaubat atas segala dosa kita di masa lalu, menambah amal shaleh dengan meningkatkan ketakwaaan kepada Allah Ta’ala. Semua ini bila kita jalani secara istiqamah akan mengantarkan kita kepada keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Shalat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita yang mulia , Muhammad ﷺ, keluarganya, para sahabatnya serta semua kaum muslimin mengikuti sunnah beliau lahir dan batin dengan penuh keikhlasan dan kesabaran hingga hari kiamat.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Saat ini kita masih berada di bulan Rabiul Awal, bulan yang di dalamnya kita selalu diingatkan dengan kelahiran seorang manusia yang mulia nasabnya, terpuji sifatnya dan sangat sempurna nan agung akhlak dan perilakunya, yaitu Nabi kita Muhammad ﷺ .

Sedemikian hebatnya kualitas akhlak Nabi Muhammad ﷺ sehingga beliau menjadi Nabi terbaik dari kalangan Ulul Azmi, dan menjadi pemimpin seluruh para Nabi bahkan seluruh umat manusia semenjak dari nabi Adam ‘alaihis salam hingga umat Islam terakhir yang nyawanya dicabut menjelang terjadinya hari kiamat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala Dzat yang Maha Agung dan Mulia memberikan pengakuan atas kebesaran jiwa, kemuliaan akhlak, ketinggian sifat-sifat Nabi Muhammad ﷺ dalam firman-Nya,

وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيۡمٍ
Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur. [Nun: 4]

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Dengan akhlak yang sedemikian agungnya, pribadi yang sangat konsisten melalukan apa pun yang beliau ajarkan kepada umatnya, beliau menjadi sebuah contoh hidup yang menjadikan para sahabat saat itu dengan sangat mudah memahami maksud-maksud ayat al-Quran dalam berbagai momen, situasi dan peristiwa.

Selain itu, karena kuatnya konsistensi Nabi Muhammad ﷺ terhadap ajaran al-Quran, menjadikan beliau menjadi contoh hidup bagaimana mempraktekkan tuntunan Al-Quran dalam lingkup pribadi, keluarga, masyarakat, negara, dalam situasi perang dan damai.

Demikian pula dalam hal berinteraksi dengan non Muslim baik sebagai non Musim tersebut individu maupun berupa komunitas dan negara. Semuanya menjadi tuntunan dan teladan yang harus diikuti. Bahkan meneladani Nabi ﷺ merupakan salah satu dari bukti terkuat dari keimanan dan kecintaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [Al-Ahzab: 21]

Allah Juga berfirman,
قُلۡ اِنۡ كُنۡتُمۡ تُحِبُّوۡنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوۡنِىۡ يُحۡبِبۡكُمُ اللّٰهُ وَيَغۡفِرۡ لَـكُمۡ ذُنُوۡبَكُمۡؕ‌ وَاللّٰهُ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ
Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. [Ali Imran: 31]

Orang yang mencintai Nabi Muhammad ﷺ pasti akan meneladaninya dengan sebaik-baiknya. Semakin besar cintanya kepada beliau ﷺ maka semakin kuat dan lengkap pula bentuk-bentuk meneladaninya.

Teladan Rasul Dalam Segala Aspek Kehidupan
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Nabi ﷺ adalah pribadi yang sempurna dalam imannya dan akhlaknya, sempurna dalam muamalahnya atau inetraksi sosialnya dan sempurna pula dalam kepemimpinannya. Oleh karenanya Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan Nabi ﷺ sebagai teladan yang menyeluruh dan sempurna. Mari kita lihat beberapa aspek keteladanan dalam diri Nabi ﷺ :

1. Teladan Ibadah Rasul
Nabi ﷺ adalah teladan sempurna dalam masalah ibadah. Beliau banyak beribadah di malam hari sebagaimana digambarkan oleh istrinya ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:

أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَقُومُ مِنْ اللَّيْلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ فَقَالَتْ عَائِشَةُ لِمَ تَصْنَعُ هَذَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَقَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ قَالَ أَفَلَا أُحِبُّ أَنْ أَكُونَ عَبْدًا شَكُورًا
“Nabi ﷺ biasa bangun malam sampai kedua telapak kakinya luka terpecah, maka ‘Aisyah bertanya,”Wahai Rasulullah! Mengapa anda melakukan semua ini. Padahal Allah telah mengampuni dosa anda yang telah lalu maupun di masa datang?” Beliau ﷺ menjawab,”Tidakkah semestinya aku menjadi hamba yang bersyukur?” [Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim]

Selain itu beliau juga senantiasa berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala di setiap keadaannya. Hal ini bisa diketahui dari berbagai hadits yang menghasung kaum Muslimin untuk banyak berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

2. Teladan Akhlak dan Sifat Rasul
Mengenai akhlak, maka cukuplah gambaran ‘aisyah radhiyallahu ‘anha tentang akhlak Rasulullah ﷺ adalah al-Quran. Dalam sebuah hadits disebutkan:

– سُئِلَتْ عائِشةُ عن خُلُقِ رسولِ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، فقالَتْ: كان خُلُقُه القُرآنَ.
‘Aisyah ditanya tentang akhlak Rasulullah ﷺ lantas menjawab,”AKhlaknya adalah Al-Quran.” [hadits riwayat Ahmad (25813). Hadits ini shahih menurut Syaikh Syu’aib Al-Arnauth]

Maksud dari hadits ini sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Alaqi bin Abdul Qadiras-Saqqaf, adalah akhlaknya itu sedemikian sempurna sebagaimana digambarkan dalam al-Quran di setiap jenis akhlak.

Beliau melaksanakan apa yang Allah Ta’ala perintahkan dalam al-Quran, tidak melanggar apa saja yang Allah larang dalam Al-Quran baik berupa perkataan maupun perbuatan, janji dan ancaman-Nya dan seterusnya.

Jadi, akhlaknya adalah apa saja yang terdapat di dalam al-Quran dalam segala hal yang dipuji dan diserukan untuk berakhlak dengannya, beliau menghiasai dirinya dengannya dan apa saja yang diminta untuk dijauhi beliau menjauh darinya.

Dari sini bisa disimpulkan bahwa Al-Quran adalah sumber dari akhlak mulia. Hadits ini menyisyaratkan agar beradab dengan adab al-Quran dan berakhlak dengan akhlak al-Quran, mengambil petunjuk dari al-Quran, melaksanakan perintahnya dan menjauhi segala larangannya.[i]

3. Teladan Urusan Keluarga
Dalam sebuah hadits dari Ibnu ‘Abas radhiyallahu ‘anhuma dari Nabi ﷺ , beliau bersabda,

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ، وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي» رواه الترمذي.
“Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya. Dan Aku adalah yang paling baik di antara kalian kepada keluargaku.” [Hadits riwayat At-Tirmidzi]

Syaikh bin Baz rahimahullah mengatakan yang dimaksud dengan “ahlihi” “keluarganya” adalah istri-istrinya, anak-anaknya, ibu dan ayahnya.[ii]

Sedangkan menurut penulis Tuhfatul Ahwadzi Syarh Jami’ At -Tirmidzi, Syaikh Abdurrahman Mubarokfuri saat menjelaskan makna hadits ini mengatakan, maksudnya adalah anak dan istrinya dan yang memiliki hubungan rahim dengannya.

Ada juga ulama yang berpendapat, para istrinya dan para kerabatnya. Hal ini menunjukkan kebaikan akhlak seseorang. Dan Rasulullah ﷺ adalah orang yang paling baik pergaulannya dengan keluarganya pada tataran akhlak yang paling agung.[iii]

4. Teladan Rasul Urusan Sosial
Nabi ﷺ adalah orang yang paling baik pergaulannya dengan masyarakat. Beliau bersikap tawadhu’ dan peduli serta perhatian kepada semua orang, bersikap penuh kasih dan ramah bahkan kepada anak-anak kecil dan orang-orang yang sudah tua.

Bila ada yang bersalaman dengannya maka beliau tidak pernah menarik tangannya sebelum orang itu menariknya. Bila sedang bertatap muka ddengan seseorang beliau tidak pernah memalingkan wajahnya sampai dia memalingkan wajahnya terlebih dahulu.

Dan beliau belum pernah menjulurkan kedua kakinya di hadapan orang yang sedang duduk bersamanya. Hal ini sebagaimana diceritakan oleh Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi radhiyallahu ‘anhu.

Cukuplah firman Allah berikut ini menggambarkan betapa mulianya Nabi ﷺ hubungannya dengan para sahabat dan tetangganya dalam kehidupan bermasyarakat:

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. [At-Taubah: 128]

5. Teladan Rasul Dalam Kepemimpinan
Dalam masalah kepemimpinan atau leadership maka beliau adalah pemimpin paling adil yang pernah dikenal dalam sejarah kemanusiaan. Beliau sangat tegas dan konsisten dalam menjalan hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Hukum yang datang dari dzat yang Maha Adil, yang paling mengetahui apa yang terbaik dan paling bermaslahat buat para makhluk-Nya. Tidak mungkin ada kezhaliman walau sedikit pun dalam hukum Allah Ta’ala.

Bila hukum Allah ini dijalankan dengan sangat konsisten oleh seorang pemimpin dalam kehidupan bermasyarakat, pastilah masyrakat tersebut akan merasakan keadilan hukum benar-benar tegak di tengah-kehidupan mereka dan sirnahlah kezhaliman.

Sekedar satu bukti dari sekian banyak bukti yang ada tentang ketegasan dan konsistensi Rasulullah ﷺ terhadap hukum Allah subhanahu wa Ta’ala adalah kisah berikut ini:

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau menceritakan,

أَنَّ قُرَيْشًا أَهَمَّهُمْ شَأْنُ الْمَرْأَةِ الْمَخْزُومِيَّةِ الَّتِي سَرَقَتْ، فَقَالُوا: مَنْ يُكَلِّمُ فِيهَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فَقَالُوا: وَمَنْ يَجْتَرِئُ عَلَيْهِ إِلَّا أُسَامَةُ، حِبُّ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَكَلَّمَهُ أُسَامَةُ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَتَشْفَعُ فِي حَدٍّ مِنْ حُدُودِ اللهِ؟» ثُمَّ قَامَ فَاخْتَطَبَ، فَقَالَ: «أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ قَبْلَكُمْ أَنَّهُمْ كَانُوا إِذَا سَرَقَ فِيهِمِ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ، وَإِذَا سَرَقَ فِيهِمِ الضَّعِيفُ أَقَامُوا عَلَيْهِ الْحَدَّ، وَايْمُ اللهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا»
”Sesungguhnya orang-orang Quraisy mengkhawatirkan keadaan wanita dari Bani Makhzum yang mencuri (maksudnya tertangkap telah mencuri,pent). Mereka berkata, ‘Siapa yang bisa berbicara kepada Rasulullah ﷺ tentang wanita ini ?’

Mereka menjawab, ‘Siapa yang berani bicara kepada beliau kecuali Usamah ( bin Zaid ) yang dicintai oleh Rasulullah ﷺ.’ Maka Usamah pun berbicara kepada Rasulullah ﷺ (untuk membebaskan wanita itu dari hukuman, pent).

Rasulullah ﷺ kemudian bersabda, ‘Apakah kamu hendak memintakan syafaat (pengampunan dari hukuman) berkaitan dengan (hukum) had Allah?’ Rasulullah ﷺ berdiri lalu berkhutbah,

‘Wahai manusia, sesungguhnya yang menghancurkan orang-orang sebelum kalian adalah jika ada orang yang memiliki kedudukan di antara mereka melakukan pencurian, maka mereka bebaskan.

Namun jika yang mencuri adalah orang yang lemah (rakyat biasa), maka mereka menegakkan hukum had atas orang tersebut. Demi Allah, sungguh jika Fathimah binti Muhammad mencuri, aku benar-benar akan memotong tangannya.” [Al-Bukhari no. 6788 dan Muslim no. 1688]

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد

 

Editor: Ade Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah