Teks Khutbah Jumat Singkat Padat, Menghidupkan Malam Bulan Ramadhan, Lengkap Khutbah I dan II

- 23 Maret 2023, 13:00 WIB
Teks Khutbah Jumat Singkat Padat, Menghidupkan Malam Bulan Ramadhan, Lengkap Khutbah I dan II
Teks Khutbah Jumat Singkat Padat, Menghidupkan Malam Bulan Ramadhan, Lengkap Khutbah I dan II /

JURNAL MEDAN - Simak dalam artikel ini teks khutbah Juma singkat dan Padat tema bulan Ramadhan 2023 1444 H.

Judul Khutbah jumat Menghidupkan Malam Bulan Ramadhan.

Referensi khutbah Jumat lengkap Khutbah I dan II sampa doa penutup.

Keutamaan malam bulan Ramadhan.

Baca Juga: Referensi Khutbah Jumat 24 Maret 2023 Singkat, Tiga Ibadah Penting dan Penuh Pahala di Bulan Ramadhan

Barang siapa insan yang melaksanakan shalat tarawih.

Mengerjajan amalan malam di bulan ramadhan dengan ketentuan fikihnya.

Maka ia telah menghidupkan malam bulan Ramadhan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

“Barang siapa menghidupkan malam bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan penuh harap, maka diampuni dosa yang telah lalu.” (HR. Al-Bukhari No. 2009; HR. Muslim No. 759)

Baca Juga: Sinopsis Anupamaa Hari Ini 23 Maret 2023: Bikin Baper, Anuj dan Anupamaa Saling Berbagi Warna di Hari Holi

Naskah Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
وَقَالَ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْدُ:

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Puji syukur atas ke hadirat Allah ‘azza wajalla yang telah memberi kita berbagai macam kenikmatan. Sehingga pada siang hari yang berbahagia ini, kita masih dikaruniai kesempatan untuk melaksanakan salah satu di antara kewajiban yang dibebankan Allah ‘azza wajalla

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barang siapa menghidupkan malam bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan penuh harap, maka diampuni dosa yang telah lalu.” (HR. Al-Bukhari No. 2009; HR. Muslim No. 759)

Hadits di atas menjelaskan keutamaan bulan Ramadhan. Terutama kaitannya dengan sebab-sebab datangnya ampunan Allah ‘azza wajalla terhadap dosa-dosa yang pernah dilakukan.

Barang siapa melaksanakan shalat tarawih sesuai dengan ketentuan fikihnya, maka ia telah menghidupkan malam bulan Ramadhan.

Lafal qaama ramadhaana secara etimologi artinya menegakkan bulan Ramadhan. Maksudnya, menghidupkan malam bulan Ramadhan dengan berbagai kesibukan amal ibadah.

Berdasarkan hadits di atas, ampunan yang dijanjikan akan diberikan setelah terpenuhi dua syarat; imanan, dan ihtisaban.

Maksud dari imanan adalah meyakini kebenaran akan janji Allah ‘azza wajalla, keutamaan menghidupkan malam bulan Ramadhan, dan meyakini kebenaran akan besarnya pahala amalan tersebut di sisi Allah ‘azza wajalla.

Maksud dari ihtisaban adalah sangat mengharapkan pahala dari Allah ‘azza wajalla, bukan dalam rangka tujuan lain yang menunjukkan sikap riya’ dan semisalnya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُرَغِّبُ فِي قِيَامِ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَأْمُرَهُمْ بِعَزِيمَةٍ وَيَقُولُ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat menganjurkan untuk menghidupkan malam bulan Ramadhan, tanpa mewajibkan. Dan beliau bersabda, ‘Barang siapa menghidupkan malam bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan penuh harap, maka diampuni dosa yang telah lalu.’” (HR. Muslim 759; HR. At-Tirmizi No. 808; HR. AnNasa’i No. 2193)

Oleh karena besarnya keutamaan menghidupkan malam bulan Ramadhan, hendaknya setiap muslim selalu bersemangat dalam melaksanakan shalat tarawih berjamaah bersama imam. Tanpa meremehkan ibadah ini sedikit pun, dan konsisten melaksanakannya bersama imam shalat hingga usai, meskipun ada imam shalat yang melaksanakan shalat tarawih lebih dari sebelas rekaat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَامَ مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ

“Barang siapa yang shalat bersama imam, hingga selesai diberikan baginya pahala shalat satu malam.” (HR. Abu Daud No. 1375; HR. At-Tirmizi No. 806; HR. An-Nasa’i, 3/203; HR. Ibnu Majah, 1/420. At-Tirmizi berkata, “Ini hadits hasan shahih”)

Maksud dari kata inshiraf (meninggalkan/berbalik) adalah selesai shalat. Tidak meninggalkan shalat bersama imam pertama (jika shalat dilaksanakan dengan beberapa imam shalat) hingga selesai shalat.

Pada malam-malam itulah waktu terbatas yang sangat berharga selalu dikejar oleh orang yang berakal sebelum kehilangan kesempatan.

Imam Abu Daud mengatakan,

قِيلَ لِأَحْمَدَ، وَأَنَا أَسْمَعُ: يُؤَخِّرُ الْقِيَامَ، يَعْنِي: التَّرَاوِيحَ إِلَى آخِرِ اللَّيْلِ؟ قَالَ: لَا، سُنَّةُ الْمُسْلِمِينَ أَحَبُّ إِلَيَّ.

“Dikatakan kepada Ahmad dan aku mendengarnya, ‘Apakah bangun di malam hari, yakni shalat tarawih itu diakhirkan pelaksanaannya hingga akhir malam?’ Beliau menjawab, ‘Tidak, kebiasaan kaum muslimin lebih aku sukai.’” (Masail al-Imam Ahmad, Abu Daud as-Sijistani, 1/90)

Jika seseorang ingin melaksanakan kembali shalat tarawih di waktu sahur, ia tidak perlu lagi melaksanakan shalat Witir. Shalat witirnya cukup sekali ketika ia shalat tarawih bersama imam di awal waktu.

Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Thalaq bin Ali radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لّا وِتْرَانِ فِيْ لِيْلَةٍ

“Tidak ada dua Witir dalam satu malam.” (HR. Abu Daud No. 1439; HR. At-Tirmizi No. 470; HR. An-Nasa’i, 3/229; HR. Ahmad, 26/222. At-Tirmizi berkata, “Ini hadits hasan gharib.”)

Adapun tentang hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

اِجْعَلُوْا آخِرَ صَلَاتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْراً

“Jadikanlah Witir sebagai akhir dari shalatmu di malam hari.” (Al-Bukhari No. 998; HR. Muslim No. 151, 751)

Hadits tersebut memiliki dua ihtimal (probabilitas) makna; pertama, bisa jadi yang dimaksud dalam hadits di atas adalah orang yang melaksanakan shalat di akhir malam dan belum melaksanakan Witir di awal malam. Kedua, kata perintah dalam teks hadits tersebut (ij’alu: jadikanlah) bisa jadi mengandung hukum nadab (sunnah), bukan hukum ijaab (wajib).

Sehingga, tidak ada tuntutan untuk menjadikan Witir sebagai akhir shalat di malam hari dengan dalil bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melaksanakan shalat di akhir malam padahal telah melaksanakan shalat Witir.

Kemudian, seusai melaksanakan shalat Witir, hendaknya ia mengucapkan,

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ

“Maha suci Dzat Yang Maha Merajai lagi Maha Quddus.”

Dibaca sebanyak tiga kali yang dibaca dengan suara agak keras. (HR. Abu Daud No. 1430; HR. An-Nasa’i, 3/244) wallahu a’lam [Sodiq Fajar/dakwah.id]

اَللَّهُمَّ أَيْقِظْ قُلُوْبَنَا مِنْ رَقَدَاتِ الْآمَالِ، وَذَكِّرْنَا قُرْبَ الرَّحِيْلِ وَدُنُوَّ الْآجَالِ، وَثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلَى الْإيْمَانِ، وَوَفِّقْنَا لِصَالِحِ الْأَعْمَالِ، وَاغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ

Ya Allah, bangunkan hati kami dari lelapnya angan-angan, ingatkan kami akan dekatnya hari kiamat dan kematian, teguhkan hati kami di atas iman, beri kami taufiq untuk senantiasa beramal shalih, ampuni dosa kami, dosa kedua orang tua kami, dan ampuni dosa seluruh kaum muslimin.

Semoga Allah ‘azza wajalla teguhkan diri kita untuk senantiasa menaati perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan istiqamah menjalankan syariat-Nya.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ حُكَّامًا وَمَحْكُوْمِيْنَ، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ اشْفِ مَرْضَانَا وَمَرْضَاهُمْ، وَفُكَّ أَسْرَانَا وَأَسْرَاهُمْ، وَاغْفِرْ لِمَوْتَانَا وَمَوْتَاهُمْ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا، اَللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
وَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاة

(*)

 

 

 

 

 

Editor: Ade Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x