Ibadallah, Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan kita untuk menaati-Nya. Dia telah menyiapkan berbagai bentuk balasan untuk yang menaati-Nya. Dan Allah melarang kita dari berbuat maksiat. Serta menyiapkan berbagai bentuk adzab bagi mereka yang melakukan perbuatan dosa. Terkadang balasan ketaatan itu ia segerakan di dunia. Demikian pula balasan maksiat. Karena kebanyakan orang akan tersadar dan lebih perhatian dengan sesuatu yang disegerakan dibanding dengan yang ditunda. Allah ‘Azza wa Jalla motivasi dan takut-takuti mereka dengan balasan yang disegerakan itu.
Bentuk balasan kepada orang-orang yang berbuat baik adalah Allah akan berinteraksi kepadanya dengan cara interaksi terbaik yang dilakukan untuk manusia. Dan bentuk hukuman Allah terhadap ahli maksiat adalah Allah memperlakukannya dengan perlakuan yang buruk. Jadi, ada balasan untuk orang yang taat. Dan ada hukuman bagi pelaku maksiat. Sebagian dari balasan tersebut, Allah segerakan di dunia. Sebelum mereka mendapatkan balasan yang setimpal di akhirat kelak.
Ibadallah,
Allah ‘Azza wa Jallam memerintahkan kita untuk menunaikan kewajiban harta yaitu zakat. Kemudian mengelurkan nafkah yang wajib untuk istri, anak, dan kedua orang tua. Menurut perhitungan dan logika manusia, ketika harta dikeluarkan, jumlah harta akan berkurang. Dan kalau tidak dikeluarkan untuk infak dan sejenisnya, ia akan tetap. Tapi perhatikanlah, bagaimana Allah ‘Azza wa Jalla memperlakukan orang yang mengeluarkan harta di jalan-Nya. Apakah orang yang mengeluarkan hartanya untuk istri, anak, dan orang tua hartanya menjadi habis? Dan ia menjadi miskin? Kita lihat dan saksikan, orang-orang yang demikian hartanya semakin bertambah. Allah Ta’ala bukakan peluang-peluang untuk mendapatkan harta, yang sebelumnya tertutup untuknya. Allah Ta’ala berfirman,
مَّن ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.” [Quran Al-Baqarah: 245].
Sebagian orang menyangka kalau yang demikian membuat hartanya berkurang. Ingatlah, apabila harta tersebut dikeluarkan di jalan Allah, maka Allah akan memperlakukan Anda dengan perlakuan terbaik yang layak diterima manusia. Harta Anda tidak berkurang, bahkan bertambah.
Dalam Shahih Muslim, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ما نقص مال من صدقة
“Harta tidak berkurang karena sedekah.”
Sedekah itu tidak membuat harta berkurang. Bahkan dengan sedekah, harta malah bertambah dan tumbuh atas rahmat dari Allah Tabaraka wa Ta’ala. Oleh karena itu, Allah menamakan perbuatan memberi kepada orang-orang miskin dengan zakat (Arab: زكاة). Zakat menurut bahasa Arab artinya bertambah dan tumbuh.