Referensi Khutbah Jumat 31 Maret 2023 Terbaru, Makna Puasa Ramadhan Sebagai Kebaikan, Jauh Dari Hal Haram

- 30 Maret 2023, 18:28 WIB
Referensi Khutbah Jumat 31 Maret 2023 Terbaru, Makna Puasa Ramadhan Sebagai Kebaikan, Jauh Dari Hal Haram
Referensi Khutbah Jumat 31 Maret 2023 Terbaru, Makna Puasa Ramadhan Sebagai Kebaikan, Jauh Dari Hal Haram /

Rasulullah menjawab, ‘Bukankah orang yang kedua berumur satu tahun lebih panjang dibanding orang yang pertama’? ‘Benar’, jawab para sahabat. Rasulullah melanjutkan, ‘Bukankah orang yang kedua berjumpa dengan Ramadhan dan berpuasa di bulan Ramadhan’? Mereka menjawab, ‘Benar’. Rasulullah kembali mengajukan pertanyaan, ‘Bukankah orang yang kedua shalat sekian rakaat dalam setahun’? ‘Benar’, jawab para sahabat. Rasulullah bersabda,

فلَمَا بيْنهُما أَبْعَدُ ما بيْن السَّماءِ والأرضِ
‘Sungguh perbedaan derajaan keduanya di surga lebih jauh dibandingkan jarak langit dan bumi’.” [HR. Ahmad, 1403].

Hadits ini juga menunjukkan keutamaan umur yang panjang kalau diisi dengan ketaatan. Seperti dalam hadits yang lain. Dari Abdullah bin Bus ria berkata,

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ رضي الله عنه أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ قَالَ «مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ» رواه الترمذى
“Ada seorang Arab Badui berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia’? Beliau menjawab, ‘Siapa yang paling panjang umurnya dan baik amalannya’.” [Hadits riwayat Tirmidzi].

Oleh karena itu kaum muslimin, Orang yang bahagia adalah mereka yang memandang dunia ini sebagai tempat lintasan bukan meyakininya sebagai tempat tinggal. Segeralah beramal shaleh. Jual diri kita kepada Allah. Karena pasar akhirat di dunia inilah tempatnya. Harga dan barangnya di sinilah ditransaksikan. Kita berusaha membeli surga saat sedang di dunia, karena inilah kesempatan yang Allah berikan. Kita beli surga dengan amal shaleh kita untuk mendapat rahmat dan ridha Allah.

Hari ini seseorang memiliki keimanan lalu berbuat baik dengan perbuatan ringan seperti senyum atau bersedekah dengan secuil kurma, semua itu dinilai oleh Allah. Namun di akhirat nanti walaupun seseorang memiliki emas sepenuh bumi dan dia ingin membeli surga dengannya, tidak akan diterima.

إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَمَاتُوا۟ وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَن يُقْبَلَ مِنْ أَحَدِهِم مِّلْءُ ٱلْأَرْضِ ذَهَبًا وَلَوِ ٱفْتَدَىٰ بِهِۦٓ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَمَا لَهُم مِّن نَّٰصِرِينَ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong.” [Quran Ali Imran: 91]

Di dalam hadits disebutkan,
اتَّقوا النَّار ولو بشِقِّ تمرةٍ فإنْ لم تجِدوا فبكلمةٍ طيِّبةٍ
“Jagalah diri kalian dari neraka walaupun dengan secuil kurma. Kalau secuil kurma tidak ada, maka dengan kalimat yang baik.” [HR. Ibnu Hibban].

Artinya, di dunia ini secuil kurma yang disedekahkan, Allah bayar dengan pahala. Bukan satu kurma, tapi secuil saja tetap dinilai oleh Allah. Tapi di akhirat, seandainya kita memiliki emas sepenuh bumi, hal itu tak berlaku lagi. Oleh karena itu, rugi sekali orang yang tidak mau mengusahakan ketakwaan pada hari ini; menaati Allah dan menjauhi larangan Allah. Menyesal sekali seseorang yang diberi kesempatan berbuat dengan ketakwaannya namun tidak dia lakukan. Terlebih diberikan kesempatan masuk Ramadhan, namun dia sia-siakan. Dia jadikan Ramadhannya sama seperti hari-hari biasanya.

أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.

Halaman:

Editor: Ade Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x