Khutbah Jumat Hanya 10 Menit Tema Hidup Takkan Pernah Lepas dari Ujian

- 21 Juni 2023, 17:47 WIB
Ilustrasi Khutbah Jumat 10 Menit
Ilustrasi Khutbah Jumat 10 Menit /unsplash.com/ @masjidpogungraya

Apabila melihat dari pengertian tersebut, maka posisi seseorang ketika menghadapi ujian itu ada dua: ada yang lulus dengan cara dia ta’at atau justru gagal menghadapi ujian tersebut dengan cara bermaksiat terhadap Allah SWT. Semoga kita semua dilindungi oleh Allah SWT dari kegagalan dalam menyikapi ujian tersebut.

Karena dalam setiap aktifitasnya manusia akan selalu menghadapi ujian kapanpun dan dimanapun, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui sebenarnya apa saja jenis-jenis dari ujian yang diberikan Allah kepada kita.

Sejatinya, ujian yang diberikan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya yang muslim bisa berupa dua hal: ujian yang berbentuk musibah dan ujian kenikmatan. Sering kali yang pertama disebut oleh manusia sebagai ujian yang buruk dan yang kedua disebut sebagai ujian yang baik. Namun, pada hakikatnya keduanya merupakan ujian dari Allah. Keduanya memiliki potensi yang sama. Jika lulus menghadapinya akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.

Ma’asyiral muslimin jama’ah shalat jum’at rahimakumullah,

Karena ujian itu harus kita lalui, maka kita akan bertanya-tanya, sebenarnya, bagaimana cara kita melalui ujian-ujian tersebut?

Karena ujian itu terbagi menjadi dua, maka jawabannyapun ada dua. Yang pertama, apabila ujiannya adalah berbentuk musibah yang menghasilkan kesusahan, maka cara untuk melaluinya adalah dengan cara bersabar. Sedangkan yang kedua, apabila ujiannya berbentuk kenikmatan, maka cara untuk melalui musibah tersebut adalah dengan cara bersyukur kepada Allah SWT.

Apabila kita melihat sejarah Nabi, maka kita akan mendapati bagaimana para sahabatnya melalui kedua macam ujian ini dengan baik meskipun mereka semua melaluinya dengan susah payah.

Tetapi diantara kedua macam ujian tersebut, ternyata ujian kenikmatan lebih sulit untuk dilalui daripada ujian musibah atau kesengsaraan. Mungkin, sebuah riwayat yang berasal dari Abdurrahman bin ‘Auf bisa menjelaskan hal ini. Pada saat itu beliau mengatakan:

ابْتُلِينَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالضَّرَّاءِ فَصَبَرْنَا، ثُمَّ ابْتُلِينَا بِالسَّرَّاءِ بَعْدَهُ فَلَمْ نَصْبِرْ

Artinya “Kami di uji bersama rasulullah dengan kesusahan, tetapi kami bisa bersabar. Kemudian kami di uji dengan kesenangan dan kenikmatan setelah itu, maka kami tidak bisa bersabar.”

Halaman:

Editor: Ahmad Fiqi Purba

Sumber: pku.unida.gontor.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x