Ilmuwan Indonesia Bicara Pembekuan Darah Akibat Vaksin, Kasusnya Satu Banding Satu Juta Orang

- 4 Agustus 2021, 09:55 WIB
Ilmuwan Indonesia Bicara Pembekuan Darah Akibat Vaksin, Kasusnya Satu Banding Satu Juta Orang
Ilmuwan Indonesia Bicara Pembekuan Darah Akibat Vaksin, Kasusnya Satu Banding Satu Juta Orang /Hening Prihatini/fernandozhiminaicela/ pixabay

JURNAL MEDAN - Dua ilmuwan Indonesia Indra Rudiansyah dan Carina Citra Dewi Joe menjawab kasus pembekuan darah akibat vaksin AstraZeneca.

Sebelumnya pernah disebutkan vaksin AstraZeneca bisa membuat penerimanya mengalami pembekuan darah.

Indra Rudiansyah mengatakan untuk vaksin AstraZeneca, kasus pembekuan darah rasionya satu banding satu juta (1:1000000) orang yang sudah divaksinasi.

Baca Juga: Kode Redeem PUBG Terbaru Hari Ini 4 Agustus 2021 Lengkap dengan Cara Klaim

"Itu sangat jarang terjadi," ujar Indra dilansir kanal YouTube Katadata yang diakses, Rabu 4 Agustus 2021.

Indra yang merupakan kandidat doktor peneliti Jenner Institute di Universitas Oxford, Inggris, mengingatkan bahwa vaksin dan semua obat memiliki efek samping.

Ia kemudian mencontohkan obat kanker atau kemoterapi yang destruktif bagi tubuh, tetapi tetap dipakai karena manfaatnya lebih besar dari risikonya.

"Risiko pembekuan darah akibat dari konsumsi alkohol, merokok, itu jauh lebih tinggi. Bahkan pembekuan darah yang terjadi akibat Covid-19 sendiri jauh lebih besar dari vaksinasi," jelas Indra Rudiansyah.

Baca Juga: Sinopsis Kurulus Osman Episode 17, Rabu 4 Agustus 2021 di NET TV: Osman Lepas Dari Siksaan Salvador

Carina Citra Dewi Joe mengatakan semua obat atau vaksin mempunyai efek samping tertentu tergantung penerimanya. Ia sepakat dengan Indra bahwa kasus pembekuan darah sangat jarang terjadi.

"Banyak obat-obat lain risiko pembekuan darahnya lebih tinggi," ujar Carina yang merupakan peneliti pengembangan vaksin di Jenner Institute di Universitas Oxford, Inggris.

Carina saat ini memegang salah satu paten vaksin di bidang produksi massal.

Dengan kata lain, ketika sebuah vaksin ditemukan tentu membutuhkan proses dan mekanisme untuk produksi massal agar bisa digunakan masyarakat. Nah, Carina memiliki paten tersebut. ***

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah