10 Fakta Ulos, Kain Khas Batak yang Penuh Makna dan Sarat Nilai Filosofi

- 17 Oktober 2021, 12:58 WIB
10 Fakta Ulos, Kain Khas Batak yang Penuh Makna dan Sarat Nilai Filosofi
10 Fakta Ulos, Kain Khas Batak yang Penuh Makna dan Sarat Nilai Filosofi /Dok. Istimewa

JURNAL MEDAN - Tanggal 17 Oktober diperingati sebagai hari Ulos nasional. Ulos secara umum dikenal sebagai kain khas Batak yang berbentuk selendang.

Tahukah anda bahwa Ulos tidak hanya sekedar pakaian, tetapi banyak makna dan nilai filosofi yang terdapat di dalam kain khas tersebut.

Misalnya, kepercayaan leluhur suku Batak menyebutkan tiga sumber yang memberi panas kepada manusia, yaitu matahari, api dan ulos.

Baca Juga: Ternyata Ini Khasiat Minuman Sherbet, Kuliner Khas Turki yang Populer di Kurulus Osman, Baik Buat Ibu Menyusui

Nah, dari ketiga sumber kehangatan tersebut ulos dianggap paling nyaman dan akrab dengan kehidupan sehari-hari.

Berikut fakta-fakta Ulos, kain khas Batak yang jadi simbol kekayaan budaya Indonesia:

1. Kain tenun ini merupakan pakaian khas suku Batak di Sumatera Utara.

Bentuk ulos menyerupai selendang dengan panjang sekitar 1,8 meter dan lebar 1 meter, kedua ujungnya berjuntai-juntai dengan panjang sekitar 15 cm.

Baca Juga: Gauri Melabrak Bhairon Karena Anandi Kirim Uang Ke Jagdish: Sinopsis Balika Vadhu Hari Ini 17 Oktober 2021

Pembuatan Ulos dilakukan oleh kaum perempuan mereka menenun dari benang kapas atau rami.

2. Ulos adalah benda sakral yang memiliki makna tersendiri, kapan digunakan, disampaikan kepada siapa, dan dalam upacara adat yang bagaimana, sehingga fungsinya tidak bisa saling ditukar.

3. Ulos merupakan simbol restu, kasih sayang dan persatuan, sesuai dengan pepatah Batak yang berbunyi: Ijuk pangihot ni hodong, Ulos pangihot ni holong

Atinya: jika ijuk adalah pengikat pelepah pada batangnya, maka ulos adalah pengikat kasih sayang antara sesama.

Baca Juga: Sakit Gigi Makin Parah, Abhimana Manja Pada Kinanti: Bocoran Terpaksa Menikahi Tuan Muda 17 Oktober 2021

4. Ulos dapat dibedakan menjadi dua bagian. Pertama, Ulos Na Met-met. Tidak digunakan dalam upacara adat, hanya untuk dipakai sehari-hari. Ukuran panjang dan lebarnya jauh lebih kecil daripada ulos jenis kedua.

Kedua, Ulos Na Balga yang disebut sebagai ulos kelas atas. Ulos ini umumnya digunakan dalam upacara adat sebagai pakaian resmi atau sebagai ulos yang diserahkan atau diterima.

5. Ulos juga diberikan kepada orang non Batak yang diartikan sebagai penghormatan dan kasih sayang kepada penerima Ulos.

Misalnya pemberian ulos kepada Presiden atau Pejabat negara diiringi doa dan harapan. Semoga dalam menjalankan tugas selalu dalam kehangatan dan kasih sayang kepada rakyat dan orang yang dipimpinnya.

Baca Juga: Cerita Dibalik Nama 'Aryan', Anak Shah Rukh Khan yang Terjerat Kasus Narkoba di India

6. Secara harfiah Ulos berarti selimut. Budaya ini sama tuanya dengan kebudayaan Batak yang telah mengenal tiga konsep kehangatan yaitu: Matahari, Api, dan Ulos.

7. Pemakaian kain ulos tidak dapat dikenakan dengan sembarangan. Harus sesuai dengan acaranya diantaranya seperti pada acara.

Diantaranya acara Perkawinan, Pemakaman, Orang tua kepada anak-anaknya, Adik kepada kakaknya, Hula-hula (keluarga laki-laki dari pihak perempuan) kepada Boru.

8. Pemakaian Ulos Batak biasanya dilakukan dengan tiga hal. Pertama, Siabithononton (dipakai dibadan).

Baca Juga: Karan Patel Beri Dukungan untuk Shah Rukh Khan, Sindir Pihak yang Gunakan Aryan Alat Memukul Shah Rukh Khan

Kedua, Sihadanghononton (dililit di kepala atau bisa juga ditengteng). Ketiga, Sitalitalihononton (dililit di pinggang).

9. Ada banyak jenis ulos Batak. Saking kayanya ulos, bahkan tidak semua masyarakat Batak mengenalnya secara penuh.

Misalnya Ulos Ragidup yang paling tinggi derajat dari semua Ulos. Derajat Ulos ini sering dijadikan orang batak menjadi simbol di suatu Gedong atau corak warna suatu Gedung atau rumah.

Ulos ini semua coraknya/bentuknya terkesan hidup bersenyawa dalam kederajatannya. Dan inilah yang menjadi penyebab mengapa disebut ULOS RAGIDUP. Aragi artinya Hidup.

Baca Juga: Perasaan Anandi Hancur Setelah Tahu Gauri Hamil: Sinopsis Balika Vadhu 17 Oktober 2021

10. Dahulu kala nenek moyang suku Batak adalah manusia-manusia gunung. Demikian sebutan disematkan sejarah pada mereka. Hal ini disebabkan kebiasaan yang tinggal dan berladang di kawasan pegunungan.

Dengan mendiami dataran tinggi berarti para nenek moyang tersebut harus siap berperang melawan dinginnya cuaca yang menusuk tulang. Dari sinilah sejarah ulos bermula. ***

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah