Menurut sejarah Mual Sirambe dibangun pada tanggal 14 Mei 1953 oleh keturunan marga Siagian yang bernama Al Sumur Siagian.
Ditandai dengan berdirinya sebuah monumen berbentuk mahkota di lokasi tersebut.
Sebuah Ratu yang terletak di tengah Mual Sirambe kerap dijadikan pengunjung sebagai tempat meletakkan persembahan atau sesajen berupa jeruk purut dan daun sirih.
Batu tersebut diyakini sebagai tempat Boru Siagian berdoa sebelum berubah menjadi Ihan Batak Atambua sirambe yang hingga kini masih diceritakan secara turun temurun kepada anak-anak.
Mual sirambe ramai dikunjungi wisatawan lokal, selain memberikan kesejukan air, juga sering diambil sebagai obat.
Selain menarik dari sisi mitosnya juga terkesan menyenangkan karena bisa berinteraksi secara langsung dengan Iran Batak di lokasi tersebut.
Jadi pengunjung yang ingin berinteraksi langsung dengan Ihan Batak diharapkan membawa makanan berupa kacang tanah yang dihaluskan atau nasi untuk diberikan kepada ikan tersebut.
Ratusan ekor Ihan Batak akan berkerumun untuk merebut makanan yang ditaburkan oleh pengunjung, momen ini menjadi daya tarik dan sensasi yang Takkan Terlupakan oleh pengunjung.