JURNAL MEDAN - Baru-baru masyarakat Indonesia dihebohkan oleh kabar penelitian tentang fenomena alam 'Badai Matahari Super' (Badai Ekstrim), yang katanya bisa membuat 'Kiamat Internet' di muka bumi.
Apa itu fenomena alam Badai Matahari Super atau Badai Ekstrim, yang kabarnya bisa membuat 'Kiamat Internet' di Bumi?
Lalu, kapan waktu terjadinya fenomena Badai Matahari Super alias Badai Ekstrim?
Sanggeetha Abdu Jyothi, asisten profesor di University of California, Irvine, Amerika Serikat menjelaskan hasil penelitiannya yang bertajuk "Solar Superstorms: Planning for an Internet Apocalypse".
Jyothi mengatakan, Kiamat Internet yang dimaksudnya adalah kematian jaringan internet hingga berbulan-bulan di sejumlah negara di Bumi.
Hal ini tersebut bisa terjadi karena Badai Matahari Super atau badai ekstrim, karena akan memasok 'Solar Wind' dalam jumlah dan kecepatan tertentu.
Badai Matahari Super itu, kata Abdu, memiliki sifat merusak.
Adapun dalam pembentukan 'Solar Wind', lapisan Matahari yang bernama Korona akan memproduksinya semburan dan letusan di dalamnya.
Dalam keadaan normal, 'Solar Wind' dapat ditepis oleh lapisan luar Bumi.
Namun, jika terjadi badai Matahari Super atau ekstrim, partikel muatan proton dan elektron dalam jumlah besar bisa berdampak kepada infrastruktur jaringan internet di muka Bumi.
Benarkah fenomena Badai Matahari Super dapat menyebabkan gangguan terhadap internet?
Jika terjadi badai Matahari ekstrem, maka akan ada sejumlah dampak yang dirasakan oleh penduduk Bumi, salah satunya gangguan sistem internet.
Fenomena alam ini pernah terjadi pada Maret 1989. Pada waktu itu, gangguan listrik massif terjadi di Amerika Serikat bagian utara dan Kanada.
Jaringan listrik Ontario Hydro terputus akibat sejumlah trafonya meledak, sehingga memaksa penduduk Quebec tidak memiliki aliran listrik sama sekali selama 9 jam kemudian.
Dalam penelitian Jyothi, negara dengan garis lintang tinggi yakni negara yang letak astronomisnya berada pada 66,5° - 90° LS/LU dekat dengan wilayah kutub.
Seperti Amerika Serikat dan Inggris lebih rentan, dibandingkan negara-negara di garis lintang yang lebih rendah.
Namun, tidak menutup kemungkinan jika Badai Matahari Super yang terlalu ekstrim ini akan menciptakan Kiamat Internet.
Di mana semua koneksi internet di seluruh benua bisa saling terputus. Peristiwa Badai Matahari Super ini juga pernah terjadi pada 1921 silam.
Skenario Kiamat Internet
Sebuah studi yang dipresentasikan oleh Sangeetha Abdu Jyothi dari University of California menyatakan pemeriksaan badai matahari yang bergerak cepat dan efeknya, yang dapat mengakibatkan pemadaman internet global atau kiamat internet.
Jyothi menggarisbawahi dalam laporan penelitiannya bahwa kemajuan teknologi modern bertepatan dengan periode aktivitas matahari yang lemah dan Matahari diperkirakan akan menjadi lebih aktif dalam waktu dekat.
Skenarionya, jika terjadi badai matahari dapat mengakibatkan pemadaman internet selama berjam-jam atau berhari-hari, atau bahkan berminggu-minggu dan berbulan-bulan.
Para ilmuwan percaya bahwa kemungkinan cuaca luar angkasa yang ekstrem berdampak langsung ke Bumi adalah antara 1,6 hingga 12% dalam dekade berikutnya. ***