Hati-hati Jasa Sadap WhatsApp Malah Kena Peras: Maksud Hati Hendak Menyadap, Apa Daya Justru Diperas

- 13 Mei 2022, 12:59 WIB
Hati-hati Jasa Sadap WhatsApp Malah Kena Peras: Maksud Hati Hendak Menyadap, Apa Daya Justru Diperas
Hati-hati Jasa Sadap WhatsApp Malah Kena Peras: Maksud Hati Hendak Menyadap, Apa Daya Justru Diperas /Vaksincom

JURNAL MEDAN - WhatsApp, layanan media sosial yang paling populer di dunia dengan pengguna aktif bulanan lebih dari 2 milyar.

Artikel Vaksincom kali ini akan memberikan literasi tentang Jasa Sadap WhatsApp.

Saat ini jumlah pengguna WhatsApp kalahkan Facebook yang memiliki 1,3 milyar pengguna dan Wechat sebanyak 1,2 milyar pengguna menurut data Statista.

Demi menjaga privasi penggunanya, WhatsApp menerapkan enkripsi end to end yang unik. Maka sadap menyadap jadi mustahil. Kenapa?

Baca Juga: Ransomware Dapat Menginfeksi Komputer dan Gadget Anda Melalui 5 Cara Berikut Ini

Setiap percakapan WA memiliki kunci untuk membuka percakapan dan yang dienkripsi hanyalah perangkat pengguna WhatsApp yang bersangkutan saja.

Trafik antar pengguna WhatsApp bisa disadap dengan mudah, namun karena di enkripsi dengan kunci khusus tadi, maka hasil sadapan itu tidak akan bisa dibaca.

Bagi orang awam, akan sangat sulit atau mustahil untuk memecahkan enkripsi WhatsApp dan diperlukan aplikasi sekelas Pegasus yang harganya sekitar US $500 ribu atau sekitar Rp7 miliar.

Ditengarai Pegasus hanya digunakan oleh badan intelijen dan pemerintahan. Berikut ini literasi keamanan siber terkait WhatsApp dari Vaksincom.

Baca Juga: 5 Hal Tentang Ransomware Conti yang Menyerang BI, Ternyata Sudah Terdeteksi Sejak 2020

Jadi, jika ada yang mengatakan bisa menyadap WhatsApp, Signal, atau Instagram yang sudah dienkripsi, anda perlu langsung curiga dan jangan percaya.

Secara teknis menyadap saja bisa (jika anda berada di jaringan Wifi yang sama dengan korban atau anda bekerja di ISP yang digunakan oleh korban).

Penipuan dan Pemerasan Melalui Jasa Sadap WhatsApp
Penipuan dan Pemerasan Melalui Jasa Sadap WhatsApp Vaksincom

Tetapi, membaca hasil sadapan itu yang tidak bisa karena hasil sadapannya dienkripsi dan kunci dekripsinya hanya disimpan di aplikasi perangkat pengguna WhatsApp yang bersangkutan dan server WhatsApp sekalipun tidak memiliki kunci untuk membuka enkripsi tersebut.

Namun, tetap saja banyak orang ingin menyadap isi pembicaraan Whatsapp orang lain, apakah itu kompetitor bisnisnya, mantan, pasangannya yang terkadang dekat di whatsapp tapi jauh di hati atau alasan lainnya.

Baca Juga: Gedung Putih Undang 32 Negara Bahas Ransomware, Indonesia Tak Diundang, Padahal Penduduk 270 Juta

Keinginan ini dimanfaatkan dengan baik oleh penipu untuk mendapatkan keuntungan finansial dari orang yang ingin menyadap komunikasi WhatsApp dengan mengaku mampu menyadap Whatsapp.

Ibarat dukun santet zaman modern, alih-alih berhasil menyadap percakapan WhatsApp dari korban yang diincarnya, malahan ia menjadi korban penipuan dengan berbagai rekayasa sosial.

Hingga pada akhirnya bukan hasil sadapan yang didapatkan melainkan aksi pemerasan.

Jika korban tidak membayarkan sejumlah uang yang diklaim untuk menyadap, maka aksi penyadapan ini akan dilaporkan kepada pemilik nomor yang akan disadap.

Baca Juga: Kemenkeu AS dan Israel Berkolaborasi Melawan Ransomware: SDM Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk

Vaksincom mendapatkan aksi dari salah satu penipu yang mencari korbannya melalui Twitter dan memanfaatkan keluguan korbannya untuk mendapatkan keuntungan finansial.

Adapun ciri-ciri adalah penipu mengiklankan dirinya sakti mandraguna dan mampu menyadap WA, FB, IG dan Twitter dengan kemampuan super dan terpercaya seperti:

- Tanpa sentuh HP target
- Tanpa diketahui oleh target
- Privasi aman dan terpercaya

Jika korbannya terpancing dan menghubungi nomor yang di iklankan maka segala macam bualan dikeluarkan asalkan korbannya percaya.

Baca Juga: Awas, Apple Jadi Korban Ransomware Ganas, Pakar Ingatkan Pengguna untuk Berhati-hati

Dalam menjalankan aksinya, penipu bermodalkan ketrampilan bakat ngibul yang besar dan beberapa rekening bank untuk menampung pembayaran korbannya.

Rekening bank yang digunakan dalam aksi yang dilaporkan ke Vaksincom adalah Gopay di CIMB dan rekening BCA Digital.

Meskipun akun Twitter penipu @jasasadapchat sudah dilaporkan dan di blokir Twitter, rekening atas nama Listrian Despriana BCA Digital dan CIMB atas nama Gopay Rizki Ramadhan yang digunakan penipu ini menurut pantauan Vaksincom sampai saat artikel ini dibuat masih aktif dan belum ditutup. ***

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah