Kontribusi dari nuklir dan gas semakin berkurang sehingga batubara menjadi pilihan yang tidak terelakkan.
2. Terganggunya ketersedian energi untuk pembangkit listrik dan pemanas di Eropa terutamanya ketidakpastian suplai gas dari Rusia.
Arcandra mengatakan krisis Rusia dan Ukraina sudah berdampak terhadap banyak sektor.
Suplai listrik dari PLTA di negara-negara Scandinavia dan gangguan pembangkit nuklir di Perancis telah menambah tekanan untuk mencari energi pengganti.
Dengan sangat terpaksa pilihan jatuh pada penggunaan kembali PLTU.
Sebagai contoh, kata dia, pemerintah Jerman akan menghidupkan kembali 9 GW PLTU pada tahun ini.
3. Sejumlah tambang batubara di Australia direncanakan untuk ditutup dalam beberapa tahun ke depan.
Penutupan tambang-tambang yang selama ini batubaranya dibutuhkan oleh Jepang, Korea, Taiwan dan India.
Baca Juga: Idul Adha 2022 Ikut Pemerintah Indonesia Atau Arab Saudi? Berikut penjelasan Ustadz Hasyim Adnan